Masker Proteksi Dari Covid-19 dan Penyakit Menular Lain Lewat Udara

Reading time: 2 menit
Polusi udara
Publik menggunakan masker untuk mengurangi paparan polusi udara. Ilustrasi: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Kebijakan pelonggaran aturan melepas masker saat berada di luar ruangan atau outdoor jangan disikapi gegabah. Selain masih dalam status pandemi, penggunaan masker bukan saja melindungi dari Covid-19, tapi juga potensi penyakit lain yang ditularkan lewat udara.

Pencegahan melalui penggunaan masker juga perlu masyarakat barengi dengan perilaku hidup sehat dan bersih.

Saat ini kenaikan kasus justru kembali terjadi di beberapa negara dunia, seperti Korea Utara hingga China. Merebaknya Covid-19 di berbagai negara perlu Indonesia waspadai, utamanya varian baru yang berpotensi menimbulkan peningkatan kasus.

Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, masker dan vaksin merupakan dua kombinasi yang efektif dalam menekan penyebaran Covid-19.

Keduanya menjadi penting dan ada upaya perilaku hidup bersih dan sehat, seperti kebiasaan mencuci tangan.

“Kita tahu karena status vaksin, cakupan vaksinasi bukanlah tombol ajaib on atau off dari pandemi. Perilaku hidup sehat dan diikuti pemakaian masker untuk mencegah ini jauh lebih penting,” katanya kepada Greeners, Sabtu (21/5).

Penggunaan Masker Proteksi dari Penyakit Menular Lewat Udara

Selain itu, penggunaan masker tidak saja sebagai penghalau virus Covid-19. Tapi terbukti mampu melindungi dari potensi penyakit infeksi yang menular melalui udara. Dalam dua tahun terakhir, sambung Dicky tren kasus infeksi penyakit menular melalui pernapasan menurun. Hal ini seiring banyaknya masyarakat yang menggunakan masker.

“Sebab masker mampu mengurangi paparan patogen di udara. Maka kita melihat semakin banyak masyarakat menggunakan masker maka akan semakin terhindarkan dari penyakit-penyakit ini,” imbuhnya.

Di samping itu, hal yang tak kalah penting yakni memastikan perbaikan kualitas udara. Caranya dengan memastikan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik di ruang terbuka sebelum akhirnya memutuskan membuka masker. Termasuk, sambung dia tak berada di tengah kerumunan.

“Meskipun berada di luar ruangan, kita harus lihat sirkulasi udara tempat itu harus bagus. Artinya, tidak serta merta di luar ruangan itu boleh tidak memakai masker,” tegasnya.

Pemakaian masker hendaknya tidak bersifat diskriminatif. Kelompok dewasa dan rentan harus memahami pentingnya penggunaan masker.

Beberapa negara yang mulai melonggarkan kebijakan penggunaaan masker telah memiliki cakupan vaksinasi tiga dosis mencapai 70 % dari populasi.

Bijak Gunakan Masker Sekali Pakai untuk Lindungi Lingkungan

Penggunaan masker, utamanya masker sekali pakai di satu sisi bisa melindungi diri dari paparan virus. Akan tetapi di sisi lain menimbulkan pencemaran lingkungan.

Senior Campaign ExecutiveWaste4Change Tantin Yasmine menyatakan, jumlah masker sekali pakai turut berkontribusi terhadap sampah di Indonesia. Setiap harinya ada sekitar 150 juta masker sekali. Membuang masker sembarangan akan mengganggu habitat hewan di alam.

Menurut Tantin, butuh kebijakan dalam menggunakan dan mengelola masker itu sendiri. “Jadi bukan masalahnya pada upaya kita mencegah Covid-19 dengan masker, tapi bagaimana cara kita bijak setelah menggunakan masker itu. Misalnya dibiarkan begitu saja atau dikelola dengan baik,” ungkapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kebijakan terbaru tentang penggunaan masker. Jokowi izinkan lepas masker ketika beraktivitas di ruangan terbuka dan tidak padat orang.

Akan tetapi, saat berada di dalam ruangan dan transportasi umum, masker tetap harus masyarakat gunakan. Lansia dan penderita komorbid juga harus tetap memakai masker saat beraktivitas. Demikian juga bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top