Eco Masjid: Terapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan Lewat Tempat Ibadah

Reading time: 4 menit
eco masjid
Eco Masjid: Terapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan Lewat Tempat Ibadah. Foto: Shutterstock.

Apakah Anda tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia? Faktanya, 87% dari total populasi di nusantara menganut agama Islam. Banyaknya masyarakat Indonesia yang beragama Islam, akan mendukung inovasi Eco masjid untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat akan kebiasaan ramah lingkungan. Gagasan untuk menjaga ekosistem akan lebih dipahami dan berdampak ke banyak orang lewat tempat beribadah.

Eco masjid adalah tempat beribadah yang peduli terhadap hubungan timbal balik antar makhluk hidup dan lingkungannya.

“Dalam Islam itu kita diwajibkan meramaikan Masjid. Eco Masjid adalah bagaimana masjid bisa memakmurkan bumi,” kata Hayu Prabowo, Inisiator Eco Masjid, kepada Greeners, Kamis, (25/03/2021).

Ia menambahkan, Eco masjid mencoba membentuk perilaku ramah lingkungan lewat sifat ibadah, keseharian para pengurus Masjid dan jamaah; serta bagaimana masjid itu sendiri beroperasi secara ramah lingkungan.

Penghidupan Berkelanjutan dengan Lingkungan

Sebagai inisiator, Hayu melihat krisis lingkungan hidup adalah dampak dari gaya hidup manusia modern yang kurang mempertimbangkan penghidupan yang berkelanjutan.

“Manusia memandang alam sebagai objek untuk dimanfaatkan demi kepentingan ekonomi semata, bukan sebagai subjek yang perlu dipelihara untuk kelangsungan hidup manusia yang berkelanjutan,” katanya.

Ia juga mengatakan, kelangkaan sumber daya air dan energi merupakan ancaman eksistensi bagi manusia; karena itu konservasi dan kelestarian sumber daya sebagai penunjang hidup harus menjadi prioritas. Mengubah perilaku jadi ramah lingkungan, merealisasikannya dalam tindakan nyata, tidak bisa hanya dengan ceramah.

Pendekatan Aksi dan Lisan

Dalam mempraktikkan gaya hidup peduli lingkungan, Eco Masjid dan relawannya melakukan pendekatan lisan dan aksi.

“Sudah banyak fatwa yang kita keluarkan terkait lingkungan hidup. Misalnya fatwa hukum pembakaran hutan dan lahan, fatwa pengelolaan sampah, fatwa perlindungan satwa langka, fatwa zakat, infaq, shodaqoh wakaf untuk air dan sanitasi; kemudian fatwa daur ulang air,” ujar Hayu.

Fatwa-fatwa tersebut lengkap dengan buku panduan dan khotbah, sehingga fatwa ini bisa disosialisasikan. Sedangkan penerapan yang mereka lakukan adalah membiasakan praktik menghemat air, energi, dan pangan dalam keseharian mereka.

Selain itu, mereka juga mengembangkan alat yang dapat bermanfaat sebagai aksi pelestarian lingkungan hidup. Beberapa di antaranya adalah:

Resapan Air dengan Guludan dan Pohon

Penggunaan air bisa berkurang dengan meningkatkan resapan melalui pembuatan penumpukan tanah (guludan) searah kontur tanah yang memotong lereng (Swale).

Embung Desa Inisiasi Eco Masjid

Embung desa adalah penampung air dalam skala besar. Bendungan kecil ini dapat meningkatkan hasil pertanian dan menggunakan air hujan yang tertampung saat musim kering. Selain itu, embung desa dapat mengurangi longsoran tanah pada tebing yang curam.

Tungku Bakar Sampah Tanpa Asap

Tungku Bakar Sampah (TBS) adalah cara pengelolaan sampah yang melibatkan pembakaran sampah secara tertutup. Semakin kering sampah maka semakin tinggi temperatur dan semakin sedikit asapnya. Namun asap pembakaran ini menimbulkan polusi udara dan mengganggu kesehatan.

Mereka kemudian menciptakan desain penyemprot air yang dapat menyerap partikel asap. Air sebagai filter akan keruh dengan partikel asap setelah proses sirkulasi. Nantinya air yang mengandung partikel asap ini bermanfaat sebagai pestisida organik untuk tanaman.

eco masjid

Untuk mendapatkan sertifikasi Eco Masjid, ada beberapa hal yang menjadi ukuran. Misalnya, apakah sudah ada organisasi untuk pengurus masjid? Adakah anggarannya? Ilustrasi: Shutterstock.

Pembangkit Listrik dari Sampah

Panas dari tungku bakar sampah dengan filter air telah dikembangkan sehingga dapat menghasilkan listrik menggunakan Thermoelectric generator (TEG). Thermoelectric generator merupakan teknologi pembangkit listrik dengan menggunakan energi panas (kalor) dari pembakaran sampah.

Gasifier: Membuat Gas dari Sampah Biomassa

Gasifier adalah alat atau reaktor yang menggunakan teknik gasifikasi atau proses penggunaan panas untuk mengubah selulosa (biomassa) padat atau padatan berkarbon lainnya menjadi gas (syngas).

Proses gasifikasi bisa mengubah hampir semua bahan organik padat menjadi gas bakar yang netral; sehingga bisa dimanfaatkan untuk tungku pembakaran yang menghasilkan api yang bersih dan tidak mengganggu kesehatan.

Cara ini juga menghemat penggunaan biomasa sehingga mengurangi biaya bahan bakar serta mengurangi waktu mengumpulkan kayu; memberikan kontribusi positif bagi strategi pembangunan rendah karbon dalam mengurangi dampak perubahan iklim, dan meningkatkan ketahanan energi.

Sumur Resapan di Eco Masjid

Sumur resapan merupakan suatu rekayasa teknik konservasi air, berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur galian dengan kedalaman tertentu. Fungsi utama dari sumur resapan ini adalah sebagai tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Di Masjid, buangan air wudu dapat tersalurkan ke sumur resapan ini.

Keran Hemat Air Wudu 

Alat pembatas aliran keran untuk mengatur penggunaan air wudu agar tidak berlebihan dapat menghemat penggunaan air hingga 50%.

Cara membuatnya, buat bulatan setengah inci dari sendal karet. Bulatan karet ini kemudian dilubangi dan masukan sedotan air mineral gelas sebagai pembatas aliran air (orifice).  Orifice ini dapat dipasang pada berbagai keran air ukuran setengah inci yang beredar di pasaran.

Listrik Surya dan Biogas

Beberapa alternatif energi baru dan terbarukan (EBT) telah tersedia, salah satunya yang paling populer adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan biogas yang memanfaatkan limbah organik. EBT ini tidak hanya tersedia secara melimpah, namun juga ramah lingkungan dan dapat menghemat biaya.

Melalui teknologi ini, dana umat dapat dioptimalkan untuk kebutuhan energi perumahan ataupun masjid (sound system atau speaker masjid, pompa air, dan lampu).

Panen Air Hujan

Sistem Panen Air Hujan (PAH) ini dapat memberikan tambahan sumber air untuk kehidupan sehari-hari serta untuk keperluan ibadah. Sistem ini memiliki beberapa komponen dasar untuk menyalurkan air dari talang ke tangki atau sumur resapan.

Untuk menjaga kebersihan dan memastikan puing-puing dan kontaminan tidak memasuki tangki penyimpanan, perlu memasang saringan di atas talang, dan menyiapkan sistem pembuang aliran awal.

Seluruh koneksi dibuat dengan sistem tertutup. Untuk menjaga sistem ini tetap berfungsi, maka pemeliharaan rutin selalu dilakukan untuk menjaga kebersihan.

Sertifikasi Eco Masjid

Untuk mendapatkan sertifikasi Eco Masjid, ada beberapa hal yang menjadi ukuran. Misalnya, apakah sudah ada organisasi untuk pengurus masjid, atau ada kah anggarannya.

Lalu apakah ada rencana kerja mengenai lingkungan hidup, apakah ada majelis taklim yang membahas tentang lingkungan hidup. Mereka juga melihat apakah ada kegiatan-kegiatan masjid berhubungan dengan organisasi luar dan masyarakat mengenai lingkungan hidup.

“Kemudian bagaimana Masjid itu mengimplementasikan misalnya penghematan air, penampungan air hujan, bagaimana mengelola sampah padat dan cair, apakah ada penghijauan,” pungkas Hayu.

Saat ini, sudah ada 327 pengurus masjid sebagai implementator program eco masjid; 527 relawan selaku agen representatif program eco masjid masyarakat; dan 5888 peserta kajian yang telah terdaftar. Untuk menjadi bagian dari Eco Masjid, Anda bisa mendaftarkan diri lewat situs ecomasjid.id.

Baca juga: Masjid Berbahan Daur Ulang di Dhaka

Program Eco Ramadan dari Eco Masjid

Pada bulan Ramadan yang akan datang, Eco Masjid akan mengadakan Eco Ramadan, di mana mereka menekankan untuk menahan syahwat perut, supaya tidak membuang-buang makanan.

“Indonesia ini adalah negara pembuang makanan terbesar nomor dua di dunia. Padahal ajaran kita sangat melarang itu, tapi kita melanggar. Kita lihat pada Ramadan ini justru malah kita belanja semakin banyak dari pada hari biasa, sehingga bulan Ramadan malah harga-harga pada naik. Ini adalah salah satu tanda-tanda bahwa kita tidak atau kita kurang mengikuti apa yang diajarkan oleh agama Islam,” tutur Hayu.

Selain itu, Eco Masjid juga aktif mengadakan kegiatan bincang-bincang terkait lingkungan; misalnya videonya di youtube pada 11 Maret 2021 lalu yang membahas mengenai artificial intelligence untuk konservasi satwa langka.

Penulis: Agnes Marpaung

Sumber:

Databoks

Website Eco Masjid

Top