Furnitur dari Daur Ulang Tali, Inovasi Menarik dari Swedia

Reading time: 2 menit
Kursi dari daur ulang tali. Foto: Yanko Design
Kursi dari daur ulang tali. Foto: Yanko Design

Di Swedia, sebuah perusahaan bernama Kryss memiliki ide yang unik. Mereka telah membuat furnitur keren, yakni kursi dari daur ulang tali panjat tebing bekas. Bukan cuma kursi, mereka juga menciptakan rak buku dan berbagai perabot lain yang fungsional tetapi tetap ramah lingkungan.

Semua ini terwujud berkat teknik anyaman khusus bernama multiweave. Kadi Pajupuu, seniman tekstil asal Estonia, awalnya mengembangkan teknik ini. Dengan metode ini, ia menganyam tali dalam bentuk tiga dimensi. Anyaman tersebut membentuk struktur yang kokoh tanpa perlu rangka tambahan. Jadi, furnitur ini bisa berdiri sendiri hanya dari satu jenis bahan, yaitu tali.

BACA JUGA: Ilmuwan Ciptakan Ubin dari Jamur, Bikin Bangunan Lebih Sejuk!

Menariknya, bahan yang Kryss gunakan bukan tali sembarangan. Kryss memanfaatkan tali panjat bekas atau bahkan tali sepatu dari produksi yang berlebih. Karena terbuat dari satu bahan saja (mono-material), hasil akhirnya tetap bisa didaur ulang. Apabila furnitur ini sudah tidak digunakan, pemilik cukup lepas simpul terakhirnya, lalu tali bisa dipakai lagi untuk proyek lainnya.

Proses pembuatannya juga cukup canggih. Kryss menggunakan alat tenun khusus dengan 345 saluran untuk mengatur posisi tali dengan presisi. Selesai menganyam, saluran dilepas, dan bentuk furniturnya menjadi kokoh dan bisa berdiri sendiri. Hebatnya, alat tenunnya juga untuk pemakaian berulang kali, jadi produksi ini bisa efisien dan berkelanjutan.

Rak buku dari daur ulang tali. Foto: Yanko Design

Rak buku dari daur ulang tali. Foto: Yanko Design

Setiap Helai Tali Bermakna

Keindahan furnitur ini bukan hanya soal bentuknya yang unik, tetapi juga ada hal yang bermakna dari setiap helai tali yang mereka gunakan. Tali panjat yang dulunya menahan pendaki di dinding batu dan sering kali berakhir di tempat pembuangan sampah itu, kini menjelma jadi kursi dan rak yang artistik.

Selain itu, karya Kryss juga spesial karena fleksibel. Walau bentuk dasarnya tetap, tali-tali ini bisa menyesuaikan. Dorongan ringan di satu sisi bisa mengubah posturnya, memberi dukungan yang berbeda atau bahkan menciptakan siluet baru. Elemen ini membuat furnitur terasa lebih “hidup”, bukan sekadar benda mati, tapi teman yang bisa menyesuaikan diri dengan ruang dan kebutuhan kita.

BACA JUGA: Peneliti BRIN Ubah Pelepah Pisang Jadi Wadah Makanan

Desain inovatif ini telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, terutama para desainer. Kryss menunjukkan bahwa barang-barang yang sering kali dianggap tak lagi berguna, masih bisa dihidupkan kembali dengan kreativitas dan visi yang tepat.

Lebih dari sekadar estetika, langkah ini juga memberi dampak positif bagi lingkungan. Dengan memanfaatkan material bekas seperti tali panjat, Kryss ikut berkontribusi dalam mengurangi limbah dan mendorong praktik daur ulang yang berkelanjutan.

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top