Kritik Penanganan Perubahan Iklim Lewat Patung Kuda

Reading time: 2 menit
Karya seni instalasi berjudul Rising Tide atau (Gelombang Pasang) karya Jason deCaires Taylor. Foto: Jason deCaires Taylor/inhabitat.com

Jason deCaires Taylor memasang karya seni instalasi terbarunya berjudul Rising Tide atau (Gelombang Pasang). Karya seni berbentuk patung yang berada di pinggiran Sungai Thames di London tersebut menarik perhatian khalayak ramai.

Keunikan karya Taylor ini adalah patung dengan empat penunggang kuda tersebut muncul ke permukaan setiap air sungainya surut. Terinspirasi dari kitab Injil yang menyinggung tentang kelaparan dan lingkungan, Rising Tide diharapkan akan memicu diskusi mengenai kekuatan-kekuatan di dunia yang tidak memperhatikan usaha-usaha penyelamatan lingkungan.

Secara detail patung tersebut memperlihatkan empat pengendara kuda berpakaian resmi duduk di atas kuda dengan ekspresi seperti tidak peduli. Kepala kuda terbuat dari kepala pompa minyak dan menyimbolkan masa depan. Patung kudanya sendiri berukuran seperti aslinya dan menggambarkan masa awal dari zaman industrialisasi.

Taylor menjelaskan bahwa patung manusia berpakaian jas resmi merupakan gambaran terhadap perasaan yang bercampur aduk terhadap situasi yang ada saat ini. Citra yang ingin digambarkan adalah seorang politisi dari Rumah Parlemen yang tidak memedulikan dunia sekitarnya saat pemanasan global dan mengakibatkan naiknya tingkat permukaan air di seluruh dunia.

Karya seni instalasi berjudul Rising Tide atau (Gelombang Pasang) karya Jason deCaires Taylor. Foto: Jason deCaires Taylor/inhabitat.com

Karya seni instalasi berjudul Rising Tide atau (Gelombang Pasang) karya Jason deCaires Taylor. Foto: Jason deCaires Taylor/inhabitat.com

Bukan sebuah kebetulan bahwa Rising Tide lokasinya tidak sampai berjarak dua kilometer dari Rumah Parlemen Inggris. Taylor sengaja ingin menarik perhatian para anggota parlemen. Ia juga berharap karyanya dapat menginpirasi para pengambil keputusan untuk tidak lagi merugikan usaha penyelamatan lingkungan.

Rising Tide bukanlah karya Taylor yang pertama. Pria asal Inggris tersebut juga bukan pertama kalinya menggabungkan bakat seninya dengan hasratnya sebagai aktivis. Tahun lalu dia menciptakan museum bawah air pertama berjudul Silent Evolution di Cancun, Mexico. Sebuah karya yang dimaksudkan untuk menginspirasi para penyelam disana dan berfungsi sebagai tempat berkembangnya karang dan biota laut lainnya. Saat ini dia sedang mengerjakan sebuah museum bawah air lainnya di Lazarote, Kepulauan Canary dan berencana untuk membawa bakatnya ke Bali.

Taylor menjelaskan bahwa motivasinya untuk mengarahkan karya seninya menjadi sebuah gerakan adalah sebuah keniscayaan. “Saya menciptakan tidak hanya sebuah karya seni. Saya ingin menciptakan karya seni yang memberikan kebaikan,” ujarnya seperti dilansir dalam laman inhabitat.com.

Ia menambahkan, “Dengan Rising Tide terpajang di London selama lebih dari sebulan, semoga ada yang mulai memperhatikan dan mulai berbuat sesuatu untuk mengatasi perubahan iklim.”

Penulis: NW/G15

Top