Matras Yoga dari Baju Selam Bekas

Reading time: 2 menit

Perusahaan asal Amerika Serikat, Süga, memproduksi matras yoga yang terbuat dari 100 persen baju selam bekas. Alas lantai untuk olahraga ini dinamakan SügaMat. Brian Shields, pendiri Süga, berharap produknya dapat mengurangi dampak limbah baju selam terhadap lingkungan.

“Misi kami agar pakaian selam dengan bahan yang tidak dapat terurai ini, tidak berakhir di tempat pembuangan akhir. Kami pun mengubahnya menjadi instrumen yoga yang sangat fungsional,” ujar Brian yang disadur dari Eco Watch.

Baca juga: Kacamata Ramah Lingkungan dari Jaring Ikan Bekas

Melansir wired.com, pakaian selam umumnya terbuat dari neoprena, yakni material yang sangat buruk bagi lingkungan. Pasalnya, neoprena merupakan bahan petrokimia yang diproduksi dengan menghabiskan banyak energi.

Dengan material yang begitu kuat, tidak heran bila bahan tersebut dapat menjaga suhu tubuh di dalam laut. Sayangnya, material kuat ini tidak dapat terurai sehingga sangat buruk bagi lingkungan.

Sugamats

Matras yoga dari Sugamats. Foto: sugamats.com

Peselancar dan Yogi Dukung Inovasi Baju Selam Bekas 

Sebagai peselancar dan pecinta laut, Brian memutar otak untuk menebus dampak buruk terhadap lingkungan dari baju selamnya. Ia pun berinovasi menciptakan Süga yang merupakan gabungan dari “Surf” dan “Yoga”.

“Peselancar dan yogi (pelaku yoga) menikmati ikatan dengan lingkungan. Kami berjuang untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari dua hobi ini,” kata Brian.

Tidak hanya baju selam yang terbuat dari bahan yang tidak ramah lingkungan, matras yoga juga memiliki dampak serupa. Matras yoga konvensional dibuat dari senyawa kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti Azodikarbonamida. Selain itu, matras yoga juga lazim terbuat dari Polivinil klorida (PVC). Keduanya berdampak buruk bagi lingkungan hidup.

Baca juga: Bahan Mode yang Berdampak Ke Lingkungan

Lebih jauh, Brian menyebut SügaMat yang terbuat dari neoprena secara alami dapat menyerap bakteri, keringat, debu dan kotoran. Hanya saja, polimer tersebut mengandung senyawa organik berupa Dialkyl thioureas yang dapat menimbulkan alergi kontak dermatitis.

“SügaMat telah melalui proses riset dan pengujian yang signifikan sebelum diluncurkan pada para yoga di seluruh dunia. Walaupun matras produksi kami terbuat dari limbah baju selam, performanya tetap lebih baik dibanding produk yang ada di pasaran,” ucapnya.

Untuk lebih melebarkan jangkauan misi lingkungan hidupnya, Süga juga memiliki program penampungan baju selam bekas. Program ini terbuka bagi siapa saja yang ingin menyumbangkan pakaian selamnya untuk diproduksi menjadi matras yoga.

“Sebagai imbalan atas donasi baju selam bekas, Anda akan mendapatkan diskon 10 persen untuk pembelian matras yoga Süga,” ujarnya.

Penulis: Ridho Pambudi

Editor: Ixora Devi

Top