
ketahanan pangan


Jakarta (Greeners) – Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober 2024 menyoroti pentingnya ketahanan pangan bagi masyarakat. Maggot atau Black Soldier Fly (BSF) berpotensi besar dalam mendukung ketahanan pangan dengan meningkatkan […]

Jakarta (Greeners) – Indonesia, sebagai negara kaya akan keanekaragaman pangan, kini terjebak dalam ketergantungan pada beras dan terigu. Masyarakat sering melupakan potensi sumber karbohidrat lain yang melimpah. Pemerintah dan organisasi […]

Jakarta (Greeners) – Tanaman jagung masih menjadi prioritas utama dari program Riset Inovasi (Risnov) Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP). Hal itu untuk mendukung ketahanan pangan untuk kebutuhan pangan nasional. […]

Jakarta (Greeners) – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bangun kerja sama untuk perkuat ekosistem pangan. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung pembangunan pangan nasional dalam jangka […]

Jakarta (Greeners) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mempersiapkan pengembangan pangan lokal untuk mengatasi krisis pangan. Salah satunya melalui program B2SA atau Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman yang mendukung diversifikasi […]


Salah satu dampak perubahan iklim yang paling mengkhawatirkan adalah terganggunya ketahanan pangan dunia. Dengan keadaan iklim yang tidak menentu, dapat menyebabkan gagal tanam atau gagal panen pada sektor pertanian. Apabila […]

Jakarta (Greeners) β Pemerintah berupaya membangun kembali food estate untuk meningkatkan ketahanan pangan. Namun dari aspek lingkungan, food estate yang sebelumnya terbangun menyisakan banyak catatan kritis organisasi penggiat lingkungan. Salah […]

Food Sustainability Index 2017 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang limbah pangan terbesar kedua di dunia. Rata-rata, setiap orang di negara ini menghasilkan 300 kilogram limbah pangan setiap harinya. Prihatin […]

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko, menilai pandemi menimbulkan tantangan pada setiap aspek ketahanan pangan. Baik dalam tahapan proses produksi maupun proses pasca produksi. Menurutnya, perlu upaya penganekaragaman atau diversifikasi guna menjaga ketahanan pangan di Bumi Pertiwi.

Ahli Gastronomi Sekolah Tinggi Pariwisata Triskati, Dr. Saptarining Wulan menyayangkan vegetasi Indonesia yang mengalami perubahan. Saat ini, vegetasi Bumi Pertiwi menjadi prairie atau tanaman rumput tinggi seperti padi, gandum, jagung, dan tanaman yang lebih identik dengan lahan pertanian.

Menurut Emil Salim, krisis pandemi seharusnya dijadikan momentum untuk membuat kebijakan mengenai sistem pangan berkelanjutan.

Suku-suku di Papua memiliki kearifan dan strategi ketahanan pangan dengan menerapkan praktik sistem pertanian tradisional.

Beberapa tahun terakhir Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengembangkan dan mensosialisasikan penggunaan Pupuk Organik Hayati (POH) kepada kurang lebih 6.000 masyarakat petani di seluruh Indonesia.