BRIN Prioritaskan Peningkatan Produktivitas Jagung Nasional

Reading time: 2 menit
BRIN memprioritaskan peningkatan produktivitas jagung nasional. Foto: Freepik
BRIN memprioritaskan peningkatan produktivitas jagung nasional. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Tanaman jagung masih menjadi prioritas utama dari program Riset Inovasi (Risnov) Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP). Hal itu untuk mendukung ketahanan pangan untuk kebutuhan pangan nasional.

Tidak sekadar kebutuhan pangan, melainkan juga untuk pakan dan bahan baku industri. Peran tanaman tersebut sangat strategis untuk membantu menopang dalam pengembangan agribisnis.

Selain pangan juga untuk pakan, tentu saja untuk bahan baku industri. Perannya menjadi sangat strategis untuk membantu menopang dalam pengembangan agribisnis.

BACA JUGA: BRIN Ciptakan Biosensor Portabel, Bisa Deteksi Virus!

Namun, faktanya, saat ini kualitas pangan makin terancam perubahan iklim. Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan-ORPP BRIN, Puji Lestari mengatakan di tahun 2024, iklim jauh lebih panas dibanding tahun lalu.

“Pemanasan global ini dan akan terus berlanjut ke depan. Harapannya, meskipun ada perubahan iklim, kami membantu memaksimalkan tanaman jagung untuk dukungan nasional. Terutama untuk bagaimana tantangan-tantangan yang ada, baik untuk menekan produksi dengan kuantitas ataupun kualitasnya,” ungkap Puji di Acara Teras-TP #3 secara daring, Rabu (17/4).

Menurutnya, tantangan tersebut timbul karena beban iklim pun berdampak juga dari faktor abiotik dan biotik, di mana penyakit akan berdampak pada hasil panen. Dengan melakukan peningkatan produksi jagung ini, BRIN berharap negara mampu mengadakan sendiri kebutuhan pangan bagi masyarakat secara berkelanjutan.

“Itu poin yang kami tekankan. Namun, secara fakta memang masih banyak kendala dan mungkin adopsi pengelolaan tanaman terpadu secara penuh. Kita harus cari solusinya,” ujar Puji.

BRIN memprioritaskan peningkatan produktivitas jagung nasional. Foto: BRIN

BRIN memprioritaskan peningkatan produktivitas jagung nasional. Foto: BRIN

Patogen Tular Tanah Perlu Dikendalikan

Patogen tular tanah merupakan penyakit tanaman. Penyebabnya adalah mikroba yang bertahan hidup dan berkembang di dalam tanah. Perlu mengendalikan penyakit tersebut supaya bisa meningkatkan produktivitas jagung nasional.

Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Yudhistira Nugraha mengatakan, Indonesia merupakan negara tropis. Menurut dia, permasalahan utama dalam produksi di negara tropis adalah hama penyakit karena lingkungannya sangat menguntungkan untuk perkembangan hama penyakit.

Yudhistira mengatakan, tantangan serangan hama penyakit di Indonesia sangat tinggi dibanding negara lain. Oleh karena itu, selain peningkatan ketahanan jagung dari sisi genetik, penting juga untuk mengelola patogennya.

BACA JUGA: Hadapi Potensi Gempa, BRIN Petakan Sesar di Sepanjang Jawa

“Saya tidak tahu apakah ini akan jadi patogen yang akan menyebar luas seperti halnya penyakit bulai? Patogen bulai itu penyebabnya jamur Peronosclerospora, kalau yang ini tentunya akan menarik untuk kami kaji,” ujar Yudhistira.

Kemudian, dari sisi produksi benih juga nanti akan dihubungkan dengan pengendalian patogenini. Sebab, kesehatan tanaman sangat menentukan produksi benih. Apabila tanamannya sehat, maka benihnya bisa bermutu dan berkualitas.

Kementan Targetkan Produksi Jagung Meningkat

Kementerian Pertanian menetapkan pada tahun 2024, produksi jagung nasional bisa meningkat. Saat ini, pemerintah pun terus membuat program upaya khusus untuk padi dan jagung. Sementara, untuk kedelai masih perlu upaya lebih kuat.

Namun, padi dan jagung masih menjadi urgensi utama. Meskipun secara umum produksi jagung nasional tidak terlalu berfluktuatif dibandingkan dengan padi.

“Jagung walaupun masih ada impor itu sangat terbatas. Bahkan, masih ada potensi ekspor ketika ada panen raya. Hanya saja, mungkin beberapa gejolak harga ketika memang produksi itu kurang masih terasa,” imbuh Yudhistira.

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top