Makanan Manusia di Masa Depan, Apa Aja Sih?

Reading time: 3 menit
Pangan masa depan menjadi kunci ketahanan pangan di tengah ancaman krisis iklim. Foto: Ecowatch

Salah satu dampak perubahan iklim yang paling mengkhawatirkan adalah terganggunya ketahanan pangan dunia. Dengan keadaan iklim yang tidak menentu, dapat menyebabkan gagal tanam atau gagal panen pada sektor pertanian. Apabila hal ini terus terjadi, pasokan pangan dunia menipis, sementara populasi manusia terus meningkat pesat. Padahal makanan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia.

Diperkirakan pada tahun 2050 populasi global akan bertambah sepertiganya dari populasi saat ini yaitu mencapai 10 miliar orang. Menurut United Nations Environment Programme (UNEP) untuk memenuhi kebutuhan makanan dunia di tahun tersebut, butuh 56 % makanan lebih banyak daripada yang telah diproduksi saat ini.

Lalu bagaimana solusinya? Dengan bantuan kemajuan teknologi, para ilmuwan terus melakukan inovasi makanan yang dapat manusia konsumsi sebagai makanan alternatif di masa depan. Selain itu, inovasi ini bertujuan untuk mengembangkan makanan dan sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Melansir Ecowatch, berikut beberapa makanan yang dapat manusia konsumsi di tahun 2050.

1. Alga

Di masa depan, alga dan sumber makanan laut lainnya akan lebih melimpah. Hal ini terjadi karena beberapa dampak, terutama menipisnya lahan pertanian juga kurangnya nutrisi dalam tanah pada praktik pertanian konvensional. Pada dasarnya alga mudah kita budidayakan dan tumbuh dengan cepat. Beberapa nutrisi penting juga terkandung di dalamnya, seperti protein, zat besi dan antioksidan.

Berbagai sumber juga menyebutkan bahwa alga dapat diolah menjadi minyak goreng. Minyak alga dapat menjadi alternatif untuk melindungi keberlanjutan hutan hujan yang ada di dunia.

2. Rumput Laut

Saat ini rumput laut mungkin sudah sering Sobat Greeners konsumsi. Namun para ilmuwan memprediksi rumput laut akan menjadi salah satu kandidat sebagai makanan utama di masa depan.

3. Biji-Bijian dan Kacang-Kacangan

Selain rumput laut, biji-bijian dan kacang-kacangan juga sudah akrab untuk masyarakat konsumsi. Kedua makanan ini akan lebih sering Sobat Greeners temui karena selain murah, dampak lingkungannya pun terbilang lebih rendah dengan protein hewani.

Peneliti juga memperkirakan, produksi biji-bijian dan kacang-kacangan akan meningkat pesat hingga 100 % pada tahun 2050 mendatang. Sementara sumber protein daging merah akan mengalami penurunan produksi sebanyak 75 %.

4. Daging Buatan

Saat ini, para ilmuwan sedang berusaha menciptakan daging secara sintesis di laboratorium. Produk ini melibatkan protein dari sel hewan untuk menghasilkan daging tanpa memerlukan ruang atau sumber daya untuk peternakan pabrik. Percobaan ini sudah terbukti berhasil, bahkan Singapura telah menjual daging yang dikembangkan dalam laboratorium ini. Harapannya daging buatan dapat menjadi alternatif dan marak masyarakat konsumsi di masa depan. Apalagi proses pembuatan daging buatan lebih ramah lingkungan dan minim limbah.

5. Daging Nabati

Selain daging buatan, peneliti juga tengah fokus untuk membuat daging nabati yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Bahan-bahan lain seperti protein berbasis gandum, minyak kelapa, dan tepung kentang juga berperan dalam pembuatan alternatif nabati untuk daging. Saat ini, Beyond Meat perusahaan asal Amerika Serikat telah berhasil mengembangkan daging nabati. Mereka membuat daging nabati yang berbahan dasar kacang polong dan jus buah bit.

6. Pisang Palsu

Sobat Greeners pernah mendengar kata pisang palsu? Pisang palsu atau enset adalah kerabat dekat pisang, ia banyak diolah di bagian tertentu Ethiopia. Buah enset bisa jadi alternatif di tengah ancaman krisis iklim. Secara global, manusia mengonsumsi sekitar 100 miliar pisang per tahun. Namun menurut beberapa penelitian, buah pisang akan mengalami penurunan hasil panen, sehingga berpotensi minimnya persediaan dan harga yang lebih mahal.

Meski buahnya tidak dapat dikonsumsi, namun batang bertepung dan akarnya dapat masyarakat olah menjadi bubur atau roti. Studi menunjukkan, tanaman mirip pisang ini memiliki potensi untuk memberi makan lebih dari 100 juta orang di dunia.

7. Serangga

Menurut Forum Ekonomi Dunia, saat ini dunia juga mengalami krisis protein untuk populasi yang terus bertambah. Selain murah dan mudah didapat, serangga rupanya menawarkan jumlah protein yang sebanding dengan protein hewani.

8. Sereal Liar

Sereal yang berasal dari rerumputan juga memiliki keragaman yang sangat besar. Memiliki lebih dari 10.000 spesies, ia menawarkan potensi untuk berbagai macam alternatif makanan. Seperti fonio (Digitaria exilis) adalah sereal Afrika bergizi yang banyak masyarakat gunakan untuk membuat bubur dan minuman.

Penulis: Zahra Shafira

Sumber:

Ecowatch

 

Top