Lahan Permakultur Ini Mampu Penuhi Kebutuhan Pangan 50 Keluarga

Reading time: 2 menit
permakultur
Keluarga Cooper membangun lahan permakultur di kawasan News South Wales, Australia. Lahan ini telah berkembang menjadi sumber pangan yang dapat menghidupi 50 keluarga. Foto: LimestonePermaculture via Facebook

Satu keluarga di Australia mengubah secara total cara mereka mendapatkan makanan. Semuanya dimulai saat keluarga Cooper mendapati bahwa sang istri sakit, sehingga mereka memutuskan untuk mulai menanam sendiri semua yang mereka makan. Rumah mereka di Newcastle serta kebun mereka yang bernama Limestone Permaculture Farm telah menjadi sumber makanan segar bagi lusinan keluarga di sana. Mereka juga menawarkan pelatihan permakultur serta program magang untuk membagikan pengalaman mereka kepada komunitas lain.

Seperti dilansir Inhabitat, keluarga Cooper telah bercocok tanam di Limestone Permaculture Farm selama hampir satu dekade. Mereka menghasilkan produk-produk organik, beternak kambing, biri-biri dan ayam. Mereka juga memelihara lebah untuk diambil madunya serta membangun tempat mereka dengan bahan-bahan bekas. Kebun ini mendapatkan sumber energinya dari kayu, air dan matahari, hampir semua yang para penggiat lingkungan impikan ada disini. Bahkan menurut salah satu pemilik kebun, Brett, mereka bisa menghasilkan makanan segar untuk 50 keluarga dari lahan dengan luas hanya 4.000 m2 tersebut.

permakultur

Limestone Permaculture Farm dilihat dari atas. Foto: LimestonePermaculture via Facebook

Embung, traktor ayam dan tanaman penutup tanah yang bisa dimakan adalah sebagian dari teknik permakultur yang diterapkan di kebun ini. Brett sendiri menemukan teknik permakultur sekitar satu dekade yang lalu. Ia menceritakan, “Saya tadinya bergerak di industri konstruksi bangunan dan sering menggambar bangunan, namun saat saya menemukan teknik permakultur ternyata ini bukan tentang satu bentuk tertentu tapi lebih ke mengikuti rancangan alam. Hal ini benar-benar memukau saya.”

Keluarga Cooper menawarkan tur di kebun mereka, workshop, program magang dan sertifikat desain permakultur di kebun mereka. Saat ini mereka masih punya pekerjaan selain berkebun dan hanya mengerjakan kebun mereka secara paruh waktu, namun mereka berharap bisa menjadikan kebun permakultur mereka menjadi pekerjaan penuh waktu.

“Kami merasa telah terjadi kebangkitan di negara kami, keinginan untuk mandiri sedang bangkit dan prinsip homesteading di kota dan desa benar-benar telah membuat banyak orang mandiri pangan dan energi. Setiap hari yang berlalu kita bergerak menuju kehidupan yang lebih baik dengan masa depan yang lebih positif tidak hanya untuk diri sendiri namun juga untuk keluarga, teman dan komunitas,” ujar Brett.

Penulis: NW/G15

Top