BRIN Latih Petani Rawat Kesuburan Tanah dan Pengendalian Hama

Reading time: 2 menit
BRIN melatih petani merawat kesuburan tanah dan pengendalian hama. Foto: BRIN
BRIN melatih petani merawat kesuburan tanah dan pengendalian hama. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mendorong pemanfaatan hasil riset dan inovasi melalui kegiatan pelatihan pertanian ramah lingkungan. Kali ini, BRIN melaksanakan kegiatan pelatihan untuk petani kakao dan petani jagung untuk merawat kesuburan tanah serta pengendalian hama.

Kegiatan pelatihan untuk petani kakao berlangsung di Desa Bodag, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Sementara itu, pelatihan bagi petani jagung berlangsung di Desa Ngraho, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Produktivitas kakao dan jagung di dua wilayah tersebut selama ini terkendala oleh penurunan kesuburan tanah serta serangan hama dan penyakit. BRIN memandang perlu intervensi berbasis inovasi yang dapat petani terapkan langsung di lapangan. Lewat pelatihan ini, para petani belajar untuk bisa menerapkan teknologi mikroba sebagai pembenah tanah dan pengendalian hama secara hayati (biopestisida).

BACA JUGA: IPB Luncurkan Tiga Inovasi Teknologi untuk Perkuat Ketahanan Pangan

β€œMelalui pelatihan ini, kami berharap para petani tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga mampu mempraktikkan langsung penggunaan mikroba dan agen hayati untuk meningkatkan hasil panen mereka,” ujar Analis Kebijakan Ahli Madya, Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Wihatmoko Waskitoaji dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/5).

Kembangkan Teknologi Tepat Guna

Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN, Dwi Susilaningsih menjelaskan manfaat mikroba dalam memperbaiki struktur tanah, serta cara kerja biopestisida sebagai pengendali alami serangan hama.

β€œMelalui pemanfaatan mikroba dan biopestisida, kami mengembangkan teknologi tepat guna. Ini sesuai dengan karakteristik komoditi kakao dan jagung serta kondisi lingkungan tanam di masing-masing wilayah,” ” jelas Dwi.

BRIN juga sudah merangkai teknologi inovasi secara terintegrasi agar sesuai dengan kebutuhan spesifik di lapangan. Sehingga, hal itu dapat petani terapkan secara efektif dan berkelanjutan. Pada pelatihan ini, para peserta juga praktik langsung pengaplikasian teknologi mikroba pada lahan kakao dan jagung masing-masing.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen BRIN untuk mendekatkan hasil riset kepada masyarakat. Melalui sinergi dengan pemerintah daerah dan kelompok tani, BRIN membuka akses seluas-luasnya terhadap teknologi yang dapat meningkatkan daya saing produk lokal secara berkelanjutan.

BRIN juga terus berupaya agar setiap inovasi yang dihasilkan tidak hanya berhenti di laboratorium. Namun, bisa memberikan manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat. Khususnya, di sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi desa.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top