Edukasi Energi Terbarukan Mengalir ke Ruang Kelas Pelajar SMAN 3 Jakarta

Reading time: 3 menit
Edukasi energi terbarukan di SMAN 3 Jakarta. Foto: Dini Jembar Wardani
Edukasi energi terbarukan di SMAN 3 Jakarta. Foto: Dini Jembar Wardani

Jakarta (Greeners) – Komunitas RE-Agent memperkenalkan transisi energi bersih dan terbarukan kepada para pelajar SMAN 3 Jakarta pada Rabu (28/5). Komunitas tersebut merupakan sebuah gerakan kaum muda yang mendorong transformasi energi bersih dan terbarukan yang adil dan inklusif.

Dalam kegiatan bertajuk RE-Agent Goes to School, mereka memamerkan berbagai fakta mengenai bahaya penggunaan energi fosil serta manfaat energi terbarukan. Edukasi tersebut mereka sampaikan melalui media gambar, cerita, dan alat peraga yang menarik.

Di tengah meningkatnya bencana iklim dan perubahan suhu ekstrem, pembelajaran di sekolah mampu mengaitkan antara krisis iklim dan kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, pengembangan pengetahuan terkait energi terbarukan dan prinsip transisi energi yang berkeadilan begitu penting. Hal ini menjadi langkah awal agar pelajar dan generasi muda dapat terlibat aktif dalam mendorong transformasi energi menuju masa depan yang berkelanjutan.

BACA JUGA: 88% Pemimpin Bisnis RI Ingin Beralih ke Energi Terbarukan

Ketua RE-Agent, Valensiya, menegaskan bahwa generasi Z yang mencakup siswa SMP dan SMA merupakan populasi muda terbesar saat ini. Mereka perlu ruang untuk mempelajari isu-isu energi dan iklim karena sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka.

“Ketika menyoal dampak krisis iklim, masyarakat marjinal yang paling rentan. Di sini anak muda bisa ikut menyuarakan agar masyarakat bisa mendapatkan haknya untuk hidup lebih layak dan sehat,” ujarnya dalam kegiatan RE-Agent Goes To School.

Fandi Riyanto (17), siswa kelas 11 SMAN 3 Jakarta, mengaku mendapatkan wawasan baru dari pameran ini. Ia sebelumnya tidak mengetahui bahwa energi dapat dihasilkan dari sumber terbarukan.

β€œSaya baru tahu ternyata matahari bisa menjadi sumber energi. Begitu juga air dan angin, ternyata bisa menghasilkan listrik,” ungkap Fandi.

Edukasi energi terbarukan di SMAN 3 Jakarta. Foto: Dini Jembar Wardani

Edukasi energi terbarukan di SMAN 3 Jakarta. Foto: Dini Jembar Wardani

Ruang Belajar Pahami Energi Terbarukan

RE-Agent bersama organisasi masyarakat sipil Trend Asia juga mempercayai bahwa pelajar dan kaum muda mampu membentuk masa depan yang berkelanjutan di Indonesia. Melalui pameran energi terbarukan di SMAN 3 Jakarta, β€œRE–Agents Goes to School” memulai pendidikan kritis energi terbarukan. Mereka mengajak siswa dan sekolah mendukung langkah kecil menuju keberlanjutan. Salah satunya, sekolah membuka ruang belajar untuk memahami isu transformasi energi yang inklusif.

Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Jakarta, Mukhlis mengatakan bahwa edukasi energi terbarukan masih jarang dilakukan. Oleh sebab itu, edukasi ini harus dimaksimalkan. Baginya, kegiatan yang menyokong pendidikan energi terbarukan perlu banyak dilakukan. “Sebab, ini menjadi bukti bahwa kami juga ingin beralih ke energi terbarukan,” ujarnya.

Pendidikan kritis soal transisi energi bersih terbarukan pun semakin krusial. Sebab, krisis iklim menjadi tantangan yang akan semakin masif bagi generasi muda di masa mendatang.

BACA JUGA: Jejak Bahan Bakar Fosil dalam Produk Rumah Tangga

Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) menyatakan tahun 2024 sebagai tahun paling panas dalam catatan, serta peristiwa el-nino yang berlangsung sejak akhir 2023 sampai 2024.

Kenaikan suhu ini dipengaruhi oleh pelepasan karbon dioksida (CO2) di atmosfer yang meningkat akibat penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara dan gas, di sektor energi dan melemahnya penyerapan CO2

Belum Akrab di Kalangan Pelajar

Sayangnya, topik energi terbarukan masih belum tersedia secara spesifik dalam pembelajaran di sekolah. Saat ini, topik ini hanya tersinggung secara tidak langsung dalam pelajaran geografi dan fisika.

Guru Geografi SMAN 3 Jakarta, Nadya Fidina Salam, menyampaikan bahwa energi terbarukan masih belum akrab di kalangan pelajar. β€œSetiap guru punya cara masing-masing. Ada yang mengajak siswa menghitung pemakaian listrik dan cara menguranginya, atau menganalisis kenaikan suhu bumi dalam pelajaran fisika. Bahkan, yang paling sederhana bisa kita lakukan lewat pencarian di internet,” katanya.

Nadya menegaskan bahwa pembelajaran energi terbarukan sudah sangat mendesak, mengingat kerusakan lingkungan yang semakin parah. Melalui kegiatan seperti pameran RE-Agent, para pelajar tidak hanya memahami, melainkan juga bisa ikut menyuarakan pentingnya energi bersih dan berkeadilan.

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top