Gelar Rapat, PHRI Komitmen Kelola Food Waste Supaya Tak Berakhir di TPA

Reading time: 2 menit
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berkomitmen mengelola sampah sisa makanan (food waste). Foto: DLH DKI Jakarta
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berkomitmen mengelola sampah sisa makanan (food waste). Foto: DLH DKI Jakarta

Jakarta (Greeners) – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berkomitmen mengelola sampah sisa makanan (food waste) untuk mencegah sampah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Komitmen tersebut mereka bahas dalam Rapat Kerja Badan Pimpinan Daerah (BPD) PHRI DKI Jakarta di Jakarta pada Rabu (22/1).

β€œIsu lingkungan hidup kini menjadi perhatian global.Β Kami berkomitmen untuk mematuhi prinsip-prinsip pengelolaan yang ramah lingkungan tanpa mengabaikan keberlanjutan operasional hotel dan restoran,” ujar Ketua Umum BPD PHRI DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono.

Sebanyak 370 anggota PHRI DKI Jakarta yang hadir dalam rapat ini siap bersinergi dengan pemerintah untuk mengatasi tantangan lingkungan. Sutrisno berharap pengelolaan sampah mudah terurai dapat meningkatkan daya saing sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka) di Jakarta sebagai destinasi pariwisata global.

BACA JUGA: Terapkan Zero Waste, UGM Kelola Sampah secara Mandiri

Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq, juga menekankan bahwa pengelolaan sampah mudah terurai, khususnya food waste, memerlukan perhatian serius dari sektor Horeka.

β€œFood waste berkontribusi besar terhadap beban sampah. Menyajikan jumlah makanan yang terbatas sangat penting untuk mencegah penyia-nyiaan makanan yang berlebihan,” katanya.

Dorongan Proaktif

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta terus mendorong sektor Horeka untuk lebih proaktif dalam pengelolaan food waste agar sampah tidak berakhir di TPA.

Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menegaskan bahwa langkah pertama yang perlu diterapkan adalah pemilahan sampah. Pemilahan tersebut meliputi pemisahan sampah yang mudah terurai, material daur ulang, dan residu.

Asep menyoroti pentingnya mengelola makanan sisa dari kelebihan stok atau tidak layak secara estetika. Selain itu, juga mencakup makanan yang tidak habis termakan.

Food Waste ini bisa kita salurkan ke yayasan sosial atau panti asuhan. Ini adalah langkah kecil yang berdampak besar. Di sisi lain, food waste yang tidak bisa dimanfaatkan akan diolah menjadi kompos atau melalui proses biokonversi menggunakan maggot Black Soldier Fly (BSF),” ucapnya.

Saat ini, DLH Jakarta mengoperasikan Jakarta Recycle Centre (JRC) di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, sebagai fasilitas pengolahan sampah mudah terurai. Di sana, petugas akan mengolah sampah yang mudah terurai menjadi kompos dan produk lain melalui teknologi biokonversi.

BACA JUGA: DLH DKI Jakarta Siap Kelola Food Waste Makan Bergizi Gratis

Asep menegaskan pentingnya evaluasi rutin terhadap praktik pemilahan sampah di sektor Horeka untuk memastikan efektivitasnya. Ia berharap langkah-langkah ini dapat mengurangi jumlah sampah ke TPA dan meningkatkan tingkat daur ulang di DKI Jakarta.

“Target kami, setidaknya 10-15% timbulan sampah Jakarta dari sektor Horeka ini dapat berkurang dan tidak berakhir di TPA,” ungkapnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top