GIDKP Kembali Gelar Program Pungut Sampah di Pantai

Reading time: 2 menit
gidkp
Sebanyak 46 karung sampah berhasil dikumpulkan dalam program pungut sampah di kawasan Kepulauan Seribu, pada Rabu (13/12). Foto: GIDKP

Jakarta (Greeners) – Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) kembali melakukan program pungut sampah di kawasan Kepulauan Seribu, pada Rabu (13/12). Kegiatan yang dilaksanakan kali ketiga selama tahun 2017 ini merupakan bentuk dari partisipasi GIDKP untuk berkontribusi dalam upaya pengurangan sampah plastik di laut. Selain itu, tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk melakukan identifikasi sampah plastik yang banyak muncul di kawasan pesisir.

Dari keterangan resmi yang diterima Greeners, program pungut sampah yang bekerja sama dengan Jakarta Paddle Club dan Putri Selam Indonesia ini berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 46 karung yang diperoleh dari laut maupun tepi pantai di kawasan Pulau Damar, Kepulauan Seribu. Sampah-sampah yang sudah terkumpul nantinya akan dikelola oleh Tridi Oasis untuk kemudian didaur ulang.

Dengan menggunakan karung berukuran 25 kilogram, kegiatan pungut sampah kali ini berhasil mengumpulkan 31 karung sandal berbahan karet, 11 karung plastik, 3 karung kaca, 1 karung polystyrene foam, dan setengah karung sampah lainnya. Sampah-sampah tersebut terkumpul dalam waktu lima jam dengan jumlah relawan 26 orang.

“Pada aktivitas pungut sampah kali ini, ditemukan lebih banyak polystyrene foam, sandal, dan tentunya plastik. Kami sudah berkali-kali melakukan aktivitas disini dan tidak akan selesai kalau tidak diimbangi dengan gaya hidup kita. Sudah saatnya kita mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, seperti sedotan dan kantong plastik,” ujar Wijaya Surya selaku Ketua dari Jakarta Paddle Club.

gidkp

Sampah sandal berbahan karet merupakan sampah yang paling banyak ditemukan di kawasan Pulau Damar, Kepulauan Seribu, Jakarta. Foto: GIDKP

Sebelumnya, GIDKP juga berpartisipasi dalam International Coastal Clean Up yang dilakukan di Pulau Bokor, Kepulauan Seribu. Dari aktivitas pungut sampah tersebut menunjukkan bahwa kategori sampah plastik termasuk kemasan dan botol plastik masih mendominasi di kawasan pesisir Kepulauan Seribu.

“Permasalahan sampah plastik di laut harus diselesaikan sesegera mungkin dengan perencanaan secara jangka panjang. Program Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) seperti yang diujicobakan tahun lalu bisa menjadi salah satu cara untuk menekan konsumsi kantong plastik,” ujar Rahyang Nusantara, Koordinator Nasional GIDKP.

Melihat fenomena bahwa plastik masih mendominasi sebagai sampah yang sering ditemukan di kawasan pesisir, Rahyang mengungkapkan bahwa sudah saatnya bagi para produsen untuk segera mengambil tindakan bertanggung jawab atas sampah pasca konsumsi dari produk mereka. Salah satu caranya adalah dengan mendesain ulang kemasan sehingga memiliki nilai daur ulang yang tinggi dan juga menarik kembali kemasan-kemasan pasca konsumsi untuk dilakukan daur ulang.

“Selain produsen, pemerintah juga harus mendorong dunia usaha untuk melakukan perubahan tersebut. Berjalannya dunia usaha perlu diiringi dengan upaya melindungi lingkungan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Lingkungan yang rusak pasti juga akan berdampak pada dunia usaha,” tutup Rahyang.

Penulis: ARF/G42

Top