Jakarta (Greeners) – Kongres Wanita Indonesia (Kowani) mengajak perempuan Indonesia mengelola sampah melalui Gerakan 10 Juta Perempuan Pilah Sampah dari Rumah. Hal itu dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025. Gerakan tersebut bertujuan untuk melibatkan perempuan sebagai agen perubahan dalam menjaga lingkungan dan menciptakan dampak positif.
Ketua Kowani, Nanny Hadi Tjahjanto mengatakan Kowani menaungi 129 anggota organisasi di tingkat pusat dengan lebih dari 100 juta anggota perempuan di seluruh Indonesia. Kowani percaya peran perempuan lebih dari sekadar ibu, istri, dan anggota masyarakat.
“Perempuan juga memiliki kekuatan besar sebagai agen perubahan yang dapat berdampak signifikan bagi lingkungan,” kata Nanny di Jakarta, Jumat (21/2).
Nanny menambahkan, sampah yang terkelola dengan baik juga bisa menjadi sumber pendapatan. Jika dilakukan bersama-sama, bisa menciptakan perubahan besar.
BACA JUGA: Berhenti Apatis, Saatnya Praktikkan Gaya Hidup Sadar Sampah
“Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal kesehatan, ekonomi, dan masa depan generasi kita. Melalui gerakan ini, Kowani merasa terhormat dapat melibatkan 10 juta perempuan di Indonesia dalam lima tahun ke depan. Hal itu untuk memulai langkah nyata dalam memilah dan mengelola sampah di rumah masing-masing,” tambahnya.
Kowani juga mengadakan lomba konten kreatif untuk ibu-ibu di rumah serta komunitas. Hal itu guna mendorong lebih banyak orang untuk melakukan pemilahan sampah. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal yang membawa perubahan besar bagi pengelolaan sampah di Indonesia.
Pentingnya Perubahan Pola Pengelolaan Sampah
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Madya Direktorat Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Sri Saptaningsih menekankan pentingnya perubahan pola dalam pengelolaan sampah.
“Kita perlu meninggalkan pola lama yang hanya fokus pada pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah. Pola ini sudah tidak efektif lagi jika kita ingin mengurangi tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA),” ujar Sri.
Sri juga menyoroti pentingnya mendaur ulang plastik. Selain membantu menjaga kebersihan lingkungan, juga dapat mengurangi volume sampah di TPA.
BACA JUGA: DLH Bandung: Pasar Caringin Terbukti Kelola Sampah dengan Cara yang Salah
“Plastik berasal dari minyak bumi yang suatu saat akan habis. Dengan mendaur ulang plastik, kita tidak hanya menjaga lingkungan tetap bersih, tapi juga menghemat sumber daya alam yang semakin menipis,” lanjutnya.
Sri menambahkan, langkah-langkah kecil dapat berkontribusi besar bagi kelestarian bumi. IaΒ menyarankan masyarakat untuk membawa tas belanja dari rumah guna mengurangi penggunaan plastik.
“Dengan perubahan pola pengelolaan sampah yang lebih baik dan kesadaran untuk mendaur ulang, kita bisa bersama-sama mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” tegasnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN),Β timbulan sampah nasional pada 2024 dari 278 kabupaten/kota mencapai 29,3 juta ton.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia