Hemat Energi, Ecoloft Jababeka Raih EDGE Zero Carbon

Reading time: 2 menit
Penyerahan sertifikasi EDGE Zero Carbon kepada Ecoloft. Foto: Ecoloft

Jakarta (Greeners) – Ecoloft Jababeka Cikarang dinobatkan sebagai proyek real estate pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi EDGE Zero Carbon. Sertifikasi ini berhasil mereka raih karena proyek ini mampu hemat energi sebesar 82 %.

Sertifikat ini dikeluarkan International Finance Corporation (IFC), Asia Green Real Estate (AGRE) dan Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia).

East Asia Green Building Program Lead, IFC Farida Lasida Adji menyatakan, sektor bangunan menyumbang emisi sebesar 40 % di perkotaan.

Padahal, berdasarkan kesepakatan peta jalan menuju nol karbon (COP26) dunia, pada tahun 2030 semua bangunan baru harus sudah net zero energy. Sementara pada tahun 2050, semua bangunan (termasuk eksisting) bebas karbon (zero carbon).

Farida berpandangan, untuk mendapatkan sertifikat zero carbon building ini tidak mudah. Sebab, gedung tersebut harus membuktikan sebagai gedung hemat energi setidaknya 40 % dari bangunan setipe di tempat tersebut.

“Untuk Ecoloft ini penghematannya sudah sampai 82 %, jadi ini sudah terukur. Dan ini melampaui standar penghematan energi yakni 40 %,” katanya dalam Seremonial Serah Terima Sertifikat Zero Carbon Ecoloft Jababeka Golf, di Jakarta, Selasa (21/3).

Berkontribusi Terhadap Pengurangan Emisi Karbon

Dengan adanya sertifikasi ini tak sekadar menguntungkan dari sisi penghematan operasional bangunan, tapi kontribusinya terhadap emisi karbon.

“Pengurangan emisi karbon dan ini akan sangat besar. Karena kita ketahui dari sektor bangunan itu emisinya besar,” imbuhnya.

Artinya, semakin banyak bangunan yang melakukan hemat energi maka akan semakin rendah emisi karbon di kota tersebut.

Ia juga menyebut tantangan bangunan hijau tersertifikasi di Indonesia karena masih banyaknya persepsi masyarakat yang berpikir ini membutuhkan biaya yang besar. Misalnya, biaya mengganti kaca, AC dan sertifikasinya.

“Oleh karena itu kami secara aktif terus menerus melakukan awarness rising bahwa kebutuhan ini sebenarnya bisa kita mitigasi, bisa kita hitung. Bahkan bisa kita buat sejak tahapan desain, jadi penambahan biaya bisa kita minimalisir,” papar Farida.

Sertifikasi ini diberikan karena real estate ini mampu hemat energi hingga 82 %. Foto: Ecoloft

Dirancang Ramah Lingkungan dan Hemat Energi

Komplek perumahan yang berlokasi di dalam lapangan golf ini meliputi 19 unit servis townhouses yang unik. Sejak awal, hunian ini dirancang berkonsep ramah lingkungan. Seluruh proses, mulai dari konstruksi, operasi, dan pemeliharaan melalui metode inovatif dan hemat sumber daya.

Terdapat pengurangan rasio jendela ke dinding, penggunaan alat penahan panas eksternal, dan mengunakan pemanas air tenaga surya. Kemudian, ada insulasi untuk atap dan dinding luar, sistem pendingin udaranya pun hemat energi.

Selain itu juga ada pencahayaan hemat energi, dan fotovoltaik surya yang menyediakan 50 persen konsumsi listrik.

Potensinya Setara dengan Menanam 1.500 Pohon

Upaya ini berpotensi mengurangi jejak karbonnya menjadi nol, mengurangi emisi sebanyak 95 ton per tahun, atau setara dengan menanam sekitar 1.500 pohon.

Pejabat Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste Randall Riopelle menyatakan, bahan bangunan menyumbang setengah dari limbah padat setiap tahun di seluruh dunia.

“Jumlah tersebut kita perkirakan akan mencapai 2,2 miliar ton per tahun secara global di tahun 2025. Artinya kunci masa depan rendah karbon adalah penghijauan bangunan, baik bangunan baru maupun bangunan lama,” imbuhnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top