Jakarta (Greeners) – Negosiasi perjanjian plastik global (global plastic treaty) dalam Intergovernmental Negotiating Committee (INC) kelima akan berlangsung pada 25 November hingga 1 Desember 2024 di Busan, Korea Selatan. Bersamaan dengan acara tersebut, Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) akan menyelenggarakan Festival Manusia Plastik di Gresik pada 25-29 November 2024.
Melalui festival ini, Ecoton akan mempublikasikan fakta-fakta mengenai bahaya plastik terhadap kesehatan. Khususnya, dampak mikroplastik yang kini sudah mencemari tubuh manusia.
Salah satu daya tarik utama festival ini adalah patung raksasa manusia yang terbuat dari besi, diisi dengan plastik bekas seperti tas kresek, botol plastik, styrofoam, dan sachet makanan.
Patung ini dilengkapi dengan replika organ tubuh manusia, seperti jantung, ginjal, dan hati, yang di dalamnya tertanam berbagai jenis plastik. Pengunjung dapat menyaksikan proses pencabutan plastik dari organ tersebut, menggambarkan dampak pencemaran mikroplastik pada tubuh manusia.
Manajer Edukasi Ecoton, Alaika Rahmatullah, menjelaskan bahwa aksi ini untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya mengurangi sumber-sumber mikroplastik. Di antaranya berasal dari air minum dalam kemasan, styrofoam, dan wadah makanan atau minuman berbahan plastik.
“Kami ingin masyarakat sadar bahwa tubuh kita sedang tercemar mikroplastik. Oleh karena itu, butuh tindakan nyata untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” ujar Alaika dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/11).
Festival ini juga akan menghadirkan berbagai kegiatan menarik, antara lain pemutaran film Strawberry Voice (Suara Anak Muda untuk Krisis Plastik) dan uji mikroplastik pada kulit dengan metode swab. Selain itu, ada pula pameran foto mengenai pencemaran plastik serta poster-poster edukatif tentang bahaya mikroplastik.
Pengunjung juga dapat menyaksikan pameran patung manusia plastik. Selain itu, ada pula seminar yang membahas kasus-kasus pencemaran sungai di dunia, seperti Minamata di Jepang, Rhine di Swiss, dan Ohio di Amerika Serikat.
Buat Patung Raksasa Selama Enam Minggu
Patung raksasa tersebut memiliki ukuran lebar 5 meter dan tinggi 5 meter. Ecoton menghabiskan waktu enam minggu untuk membuat patung ini.
Proses pembuatannya dimulai dengan desain komputer. Kemudian, Ecoton melanjutkannya dengan pembuatan replika dari karton, dan akhirnya pengerjaan menggunakan bahan besi betoneser dan kawat stainless.
Proses ini melibatkan empat orang tukang las dan penganyam kawat. Menurut Koordinator Sains, Komunikasi, dan Seni Ecoton, Prigi Arisandi, patung ini bukan hanya sekadar karya seni. Patung ini merupakan visualisasi dari kondisi tubuh manusia yang terkontaminasi mikroplastik.
Selain pameran patung manusia plastik, festival ini juga akan menyajikan berbagai kegiatan edukasi lainnya, seperti poster-poster yang memaparkan hasil riset tentang mikroplastik. Pengunjung juga akan mendapatkan informasi mengenai gaya hidup minim plastik serta kesempatan untuk melihat mikroplastik melalui mikroskop.
Ecoton Dorong Perjanjian Plastik yang Ambisius
Di samping itu, Ecoton juga akan berpartisipasi dalam INC kelima bersama organisasi-organisasi lingkungan global. Mereka akan mendorong tercapainya perjanjian global yang efektif mengenai polusi plastik. Perjanjian tersebut harapannya dapat melindungi manusia dan planet ini dari dampak buruk polusi plastik.
“Kita harus bersatu dan mendorong perjanjian plastik global yang kuat dan ambisius. Perjanjian ini harus dapat secara efektif mengurangi produksi plastik, melarang produk plastik yang tidak perlu. Kemudian, mendorong sistem penggunaan kembali, serta menghapuskan bahan kimia berbahaya,” ungkap Direktur Eksekutif Ecoton, Daru Setyorini.
Daru akan mendorong negara-negara anggota untuk menyepakati ketentuan-ketentuan perjanjian, yang dapat mengatasi polusi plastik dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan pengurangan produksi plastik secara global dan menghentikan produksi plastik secara bertahap.
Selain itu, ia juga akan mendesak agar negara-negara lebih fokus pada sistem penggunaan kembali produk plastik, alih-alih langkah-langkah hilir.
Selanjutnya, Daru juga akan mendorong negara-negara untuk mengatur dan menghilangkan bahan kimia serta polimer yang berbahaya atau memprihatinkan. Ia juga akan memastikan adanya mekanisme keuangan yang kuat, adil, dan berdedikasi dalam mendukung implementasi perjanjian ini.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia