Pencemaran Mikroplastik Hantui Danau Poso

Reading time: 2 menit
Tim ESN menguji sampel air untuk ketahui kandungan mikroplastik dari Danau Poso. Foto: Tim ESN

Jakarta (Greeners) – Pencemaran mikroplastik semakin mengkhawatirkan. Selain meracuni organisme di perairan, juga bisa mengancam kesehatan manusia.

Tim Susur Sungai Festival Mosintuwu 2022 berkolaborasi dengan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) melakukan uji kualitas air dan mikroplastik pada 10 – 11 November 2022 lalu. Pengujian kualitas air dan mikroplastik di Danau Poso, Kecamatan Tentena Kabupaten Poso melibatkan 20 orang.

Peneliti Yayasan Mosintuwu, Eko Kurniawan menyatakan, pengambilan sampel berasal dari tiga lokasi, yaitu di Jembatan Tentena 1 dan 2. Lalu lokasi ketiga di Pangkalan Nelayan Yosi, Kelurahan Pamona.

“Kami mengukur kualitas air, inventarisasi serangga air dan uji mikroplastik,” katanya dalam keterangannya.

Berdasarkan hasil uji tersebut, Danau Poso telah terkontaminasi mikroplastik dengan rata-rata kandungan sebesar 58 partikel mikroplastik dalam 100 liter air danau.

“Jenis partikel terbanyak adalah jenis fiber atau benang-benang yang berasal dari limbah domestik rumah tangga. Bentuknya berupa benang-benang pakaian yang dicuci dan rontok ke selokan dan berakhir di Danau Poso. Jenis lain adalah fragmen atau cuilan-cuilan plastik yang berasal dari sampah-sampah plastik yang banyak ditemukan di tepian danau,” ungkap peneliti ESN Prigi Arisandi.

Mikroplastik adalah serpihan plastik dengan ukuran di bawah 5 milimeter berasal dari pecahan sampah plastik sekali pakai yang banyak dibuang sembarangan ke media alam. “Mikroplastik mengancam kesehatan karena mikroplastik bisa mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh manusia,” ucapnya.

Penampakan mikroplastik di layar kaca saat pengujian. Foto: Tim ESN

Konsumsi Plastik Picu Pencemaran Mikroplastik 

Selain itu mikroplastik dalam air akan menyerap polutan seperti pestisida, detergen dan klorin kemudian melepaskan dalam tubuh manusia yang menelan mikroplastik.

Di sisi lain, pencemaran mikroplastik Danau Poso karena tidak adanya manajemen pengelolaan sampah yang baik. Selain itu adanya perilaku konsumsi plastik warga di sekitar Danau Poso.

“Perlu gerakan bersama antara masyarakat dan pemerintah untuk membebaskan Danau Poso dari sampah plastik dan bebas mikroplastik,” imbuh Prigi.

Direktur Yayasan Mosintuwu Lian Gogali mengatakan, temuan pencemaran mikroplastik di perairan danau Poso membuktikan kekhawatiran dan kegelisahan selama ini terbukti.

“Bahwa perilaku manusia semakin menjauh dari alam, bahkan perilaku kita sudah merusak alam,” ungkapnya.

Ia mengajak masyarakat sekitar Danau Poso ikut berkontribusi menjaga dari ancaman mikroplastik dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

“Mikroplastik di Danau Poso bisa masyarakat kurangi dengan perubahan perilaku dari setiap individu. Caranya dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, styrofoam, sedotan, dan botol air minum dalam kemasan,” paparnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top