Akhirnya Pengerjaan Fisik MRT Jakarta Dimulai

Reading time: 3 menit

Jakarta (Greeners) – Mimpi warga Jakarta untuk mempunyai transportasi massal berbasis rel Mass Rapid Transit (MRT). Karena Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meresmikan ground breaking pengerjaan fisik tiga konstruksi bawah tanah MRT di Jalan Tanjung Karang, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (10/10).

Jokowi mengatakan selama 24 tahun warga Jakarta bermimpi ingin mempunyai MRT sebagai transportasi massal yang modern dan canggih. Bahkan banyak warga yang tidak mau berandai-andai lagi dapat menikmati MRT di Jakarta.

“Mungkin sudah banyak mimpi warga tersebut hilang. Karena harapannya kok nggak dimulai-mulai pembangunan fisik MRT itu. Alhamdulilah, pagi ini akan dimulai ground breaking fisik pembangunan MRT,” kata Jokowi di lokasi ground breaking MRT, Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (10/10).

Mantan Wali Kota Solo ini menitipkan dua pesan kepada PT MRT Jakarta sebagai pelaksana MRT Jakarta. Pesan pertama, PT MRT Jakarta harus terus menerus melakukan sosialisasi kemacetan lalu lintas setiap hari. Sebab, selama lima tahun atau hingga tahun 2018 ke depan, warga Jakarta harus siap menghadapi kemacetan parah akibat pembangunan MRT Jakarta di 13 titik untuk 13 stasiun layang dan bawah tanah.

“Sosialisasi kemacetan selalu diberikan setiap hari. Jangan sampai caci maki masuk ke PT MRT Jakarta, karena akan mengganggu kinerja anda semua. Kalau caci maki masuk ke saya sih, saya nggak apa-apa,” ujarnya sambil tersenyum.

Dia juga menitipkan pesan agar sosialisasi mengenai gaya hidup menggunakan MRT sebagai transportasi massal harus sudah dimulai sejak pelaksanaan ground breaking dimulai. Sehingga, saat MRT sudah beroperasi pada 2018, warga Jakarta sudah langsung berbondong-bondong menggunakan MRT dan meninggalkan kendaraan pribadinya.

“Saya titip juga sosialisasi mengenai gaya hidup untuk menggunakan MRT sebagai transportasi umum sudah dimulai dari sekarang. Sehingga saat beroperasi, warga dengan sukarela meninggalkan mobil pribadi yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di Jakarta,” tuturnya.

Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan mengatakan DPRD DKI siap mendukung pembangunan transportasi massal ini hingga rampung pada tahun 2018 mendatang. Kesiapan dukungan tersebut diberikan dalam bentuk menyetujui pemberian dana pendampingan kepada PT MRT Jakarta sebesar 15 miliar yen.

Dipaparkannya, untuk membangun jalur MRT sepanjang 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia, membutuhkan anggaran sebesar 140 miliar yen. Dari total anggaran tersebut, sebanyak 125 miliar yen didapatkan dari pinjaman antara pemerintah pusat dengan pemerintah Jepang melalui Japan International Corporation Agency (JICA).

Sedangkan sisa kebutuhan anggaran 15 miliar yen akan ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta bersama DPRD DKI Jakarta.

“Kita telah mendapatkan pinjaman 125 miliar yen yang akan kita kembalikan dengan bunga yang rendah selama 40 tahun. Tetapi yang jelas, kami dengan bangga mengatakan dalam pembangunan ini, Pemprov DKI juga punya andil. Kita akan dukung PT MRT Jakarta dengan memberikan dana pendampingan,” kata Ferrial.

Dana pendampingan sebesar 15 miliar yen, lanjutnya, akan digunakan untuk pembebasan tanah, pembayaran pajak serta operasional PT MRT Jakarta dalam mengawal pembangunan fisik MRT Jakarta.

Ferrial melihat dalam kondisi maksimal, MRT dapat mengangkut 1.200 orang dalam satu trip. Jumlah tersebut sekitar 200 mobil dengan penumpang minimal 6 orang atau 30 bus bus tunggal Transjakarta.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami menerangkan pembangunan konstruksi fisik di Taman Dukuh Atas akan dijadikan lokasi Stasiun MRT Dukuh Atas. Diharapkan stasiun ini dapat dijadikan hub intermoda dengan moda transportasi massal lainnya. Seperti kereta rel listrik, kereta bandara dan proyek water way di Banjir Kanal.

Menurutnya, pekerjaan ground breaking yang dilakukan adalah pekerjaan sipil yang bernama sole protection, yaitu pekerjaan memperkuat dinding tanah supaya memiliki penyanggah atau retaining wall yang kuat. Sehingga pada saat dilakukan pengerjaan penggalian tanah, permukaan tanah diatas tidak bergeser atau longsor.

“Walaupun, pekerjaan ini terlihat sederhana tetapi sangat esensial. Sangat diperlukan terutama dalam penggalian stasiun bawah tanah nanti,” katanya.

Setelah titik Dukuh Atas, titik berikutnya yang akan dilakukan proses pekerjaan fisik adalah di jalan Sisingamangaraja di depan Kementerian luar Negeri (Kemelu). Titik ini akan dijadikan stasiun layang.

“Pekerjaan fisiknya akan dimulai pada awal tahun 2014, selanjutnya akan diikuti titik-titik lainnya untuk pembangunan stasiun layang dan bawah tanah,” ujarnya.

Dono mengatakan perkiraan masa konstruksi MRT Jakarta yang dimulai hari ini 10 Oktober akan berlangsung hingga awal 2018. Direncanakan, operasi pertama rute MRT tahap 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI), dapat dimulai pada kwartal pertama 2018.

Sepanjang rute tahap 1 ini akan dibangun satu depo di Lebak Bulus, lalu ada 6 stasiun layang yaitu Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja. Serta 6 stasiun bawah tanah yaitu Bunderan Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas dan Bunderah HI.

Panjang rute tahap 1 adalah 16 km, terdiri dari 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer jalur bawah tanah. (G28)

Top