Badai Tropis Belum Terjadi di Indonesia

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: flickr.com

Jakarta (Greeners) – Saat ini, siklon atau badai tropis bernama Corentin masih bergerak ke arah Selatan dan menjauhi Indonesia sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan pada wilayah Indonesia. Badai Corentin saat ini masih tumbuh di sekitar Samudera Hindia sekitar Barat dan Barat Daya Australia.

Terkait beredarnya informasi tentang dampak dinamo siklon tropis yang terjadi di Samudera Hindia tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan pernyataan. Dalam pernyataan resminya, Dr. Yunus S. Swarinoto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, menyatakan bahwa tertanggal 25 Januari 2015, siklon tropis Corentin tumbuh di Samudera Hindia pada posisi sekitar 75.9 BT 27.2 LS (Barat-Barat Daya Australia) dan bergerak ke arah Selatan dan menjauhi wilayah Indonesia.

“Memperhatikan posisi siklon tersebut yang cukup jauh, siklon tersebut tidak memberi dampak signifikan pada cuaca di Indonesia saat ini,” jelasnya, Jakarta, Selasa (26/01).

Yunus menjelaskan, pada kondisi yang terjadi pada akhir Januari 2016, terpantau beberapa fenomena atmosfer yang dapat memengaruhi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, seperti peningkatan aktifitas monsoon dingin (Muson Asia) yang berpotensi menguat dalam beberapa hari ke depan. Angin muson berembus dari Asia menuju Australia dan membawa massa udara dingin.

Sedangkan pada fase basah (Osilasi Madden Julian) yang akan masuk ke wilayah Indonesia, angin baratan akan kembali muncul dan berlaku dominan seiring dengan menguatnya angin dingin yang memberikan penambahan pasokan uap air, khususnya di wilayah Indonesia bagian Barat.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, diperkirakan potensi hujan akan meningkat dalam beberapa hari kedepan khususnya di wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Jabodetabek, Bali, NTB, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Maluku bagian Tengah dan Papua bagian Tengah. Diprediksikan juga akan terjadi peningkatan tinggi gelombang laut di wilayah perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat, Laut Natuna, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe, Laut Maluku, Perairan utara Papua dan Papua Barat.

“Memperhatikan kondisi atmosfer saat ini, masyarakat diharapkan mewaspadai potensi peningkatan curah hujan yang dapat mengakibatkan dampak lanjutan terjadinya bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang dan angin kencang, terutama di daerah yang tersebut di atas serta wilayah yang rentan terjadi bencana,” terangnya.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Mulyono R Prabowo, menyatakan, secara khusus El Nino dalam skala moderat hingga kuat sejak Juni 2015 masih mengakibatkan curah hujan pada musim hujan tahun ini tergolong rendah. Penurunan curah hujan hingga akhir musim hujan yang diprediksi jatuh pada April 2016 ini sedikit banyak disebabkan oleh pengaruh El Nino.

“Rendahnya curah hujan di sepanjang musim hujan 2016 ini ditunjukkan dengan adanya penyimpangan pembentukan siklon tropis di Selatan dan Utara Indonesia,” tandasnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top