Fenomena MJO Sebabkan Intensitas Curah Hujan Tinggi

Reading time: 2 menit
MJO
Ilustrasi. Foto: pixabay

Jakarta (Greeners) – Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia menyebabkan curah hujan tinggi di kawasan Indonesia. MJO adalah fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat (Samudera Hindia) ke timur dengan membawa massa udara basah. Masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia ini meningkatkan curah hujan di daerah-daerah yang dilalui.

Kepala Bidang Perubahan Iklim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kadarsah mengatakan osilasi yang ditemukan oleh Roland Madden dan Paul Julian (1971) merupakan faktor penting saat fase aktif dan fase lemah monsun (angin yang berhembus secara periodik) India dan Australia, sehingga menyebabkan gelombang laut, arus, dan interaksi laut-udara.

BACA JUGA: Siklon Riley Menambah Intensitas Hujan di Wilayah Indonesia 

Menurut BMKG analisis tanggal 27 Februari 2019 lalu menunjukkan MJO aktif di fase 1 dan diprediksi tetap aktif hingga dasarian II Maret 2019. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR (sensor inframerah satelit), di akhir dasarian III Februari 2019 wilayah subsiden/kering masih mendominasi wilayah Indonesia. Kemudian pada dasarian I Maret 2019 wilayah konvektif mulai memasuki Indonesia bagian barat, terus meluas ke bagain Timur dan mendominasi wilayah Indonesia hingga dasarian II Maret 2019 yang berpotensi meningkatkan peluang pembentukan awan hujan di daerah tersebut.

MJO

Sumber: BMKG

“Dari gambar tersebut, tergambarkan jika garis prediksi berada di kuadran 4 dan 5, itu maritim kontinen artinya MJO diprediksi melanda Indonesia, tetapi efeknya akan kuat jika MJO tersebut kekuatannya berada di luar lingkaran bulat. Dengan adanya MJO ini intensitas hujan di beberapa kawasan Indonesia akan meningkat,” ujar Kadarsah saat dihubungi Greeners, Sabtu (09/03/2019).

BACA JUGA: Titik Api Pemicu Karhutla di Riau Mulai Berkurang 

Berdasarkan siaran pers yang diterima oleh Greeners, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan bahwa sepekan ke depan potensi curah hujan tinggi masih akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Sedangkan terkait tinggi gelombang, kapal-kapal yang melewati perairan barat Sumatera, wilayah Samudera Hindia di Selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga wilayah perairan Laut Arafuru bagian Barat agar meningkatkan kewaspadaan karena tinggi gelombang diperkirakan antara 2.5 meter – 4 meter.

Sementara itu, Berdasarkan laporan Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Timur, di Jawa Timur, hujan deras telah menyebabkan banjir melanda 15 kabupaten karena sungai-sungai dan drainase yang ada tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga banjir merendam di banyak tempat. Data sementara, banjir menyebabkan lebih dari 12.495 KK terdampak. Sebagian masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman.

15 kabupaten yang mengalami banjir adalah Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar. Daerah yang paling parah terlanda banjir adalah Kabupaten Madiun.

Penulis: Dewi Purningsih

Top