Gunung Bromo Siaga, Radius 2,5 Kilometer Harus Steril

Reading time: 2 menit
gunung bromo siaga
Foto: pixabay.com

Malang (Greeners) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Bromo di Jawa Timur sejak Senin, 26 September 2016, pukul 06.00 WIB naik dari Waspada menjadi Siaga. PVMBG merekomendasikan radius aman sejauh 2,5 kilometer dari puncak kawah aktif Gunung Bromo.

Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah I Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Sarmin, menginformasikan, petugas mulai pagi tadi sudah menyosialisasikan naiknya status Gunung Bromo kepada para wisatawan dengan mendatangi mobil wisata satu per satu. “Warung di Jemplang, Ngadas, Poncokusumo sudah dikosongkan karena masuk radius yang harus steril,” kata Sarmin, Senin (26/o9/2016).

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti BPBD Malang, Probolinggo, Pasuruan, serta TNI dan Polri untuk menindaklanjuti naiknya status Bromo ini. Pada hari ini, pengunjung Bromo juga sudah diberitahu dan sudah menghalau para pengunjung yang akan masuk ke lautan pasir baik melalu pintu Malang, Pasuruan, maupun Probolinggo.

Sarmin melaporkan kondisi di Bromo hari ini hujan dan berkabut. Bau belereng juga belum terlalu menyengat. “Suara dentuman juga tidak terlalu kuat terdengar,” ujarnya.

Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah I BB TNBTS Fariana Prabandari menambahkan, wisatawan yang sudah terlanjur masuk ke lautan pasir pagi tadi juga sudah diberitahu dan kemungkinan besok baru akan dipasang rambu-rambu larangan masuk ke lautan pasir.

BACA JUGA: Gunung Bromo Waspada, Masyarakat Tengger Tetap Gelar Upacara Kasada

Meski lautan pasir ditutup, kata Fariana, wisatawan masih bisa mengunjungi dan menikmati Bromo melalui Cemorolawang, Probolinggo mupun Wonokitri, Pasuruan. Wisatawan bisa menuju Penanjakan melalui pintu tersebut. Selain itu, Bromo juga masih bisa dinikmati melalui Puncak B29 baik melalui Malang maupun Lumajang.

Kepala Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Mujianto, mengatakan kondisi masyarakat desa yang berbatasan dengan Gunung Bromo masih normal dan warga beraktivitas seperti biasa. “Hanya hujan dan tidak ada hujan abu,” kata Mujianto.

Ia juga mengaku tidak mendengar suara dentuman dari Bromo. Mujianto juga sudah dihubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malang terkait naiknya status Bromo menjadi Siaga. “Tadi sudah dihubungi dan akan naik ke sini untuk memantau,” ujarnya.

Dalam situs resmi PVMBG disampaikan, naiknya status Bromo menjadi Siaga ini lantaran rekaman aktivitas Bromo selama beberapa bulan cenderung fluktuatif dan meningkat dalam sebulan terakhir. Periode 1-25 September, gempa tremor menerus yang amplituda maksimum fluktuatif berkisar 0,5-23 milimeter (dominan 1-3 milimeter). Sejak 24 September 2016, terjadi peningkatan signifikan jumlah gempa vulkanik dangkal (VB) yang mencapai 63 kejadian dan kejadian tremor menerus hari ini sejak pukul 13.00 WIB.

PVMBG mengingatkan, potensi bahaya ketika Bromo dalam status Siaga adalah potensi erupsi magmatik menerus masih dapat terjadi dan dapat disertai sebaran material vulkanik hasil erupsi berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) mulai sekitar kawah hingga radius 2,5 kilometer dari pusat erupsi.

Penulis: HI/G17

Top