Gunung Bromo Waspada, Masyarakat Tengger Tetap Gelar Upacara Kasada

Reading time: 2 menit
upacara kasada
Pura Luhur Poten dengan latar belakang Gunung Batok merupakan tempat dilangsungkannya Upacara Kasada. Pura dan Gunung Batok berada di kaki Gunung Bromo. Foto: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Meski Gunung Bromo saat ini masih dalam status Waspada, masyarakat suku Tengger akan tetap melangsungkan upacara Kasada. Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) John Kennedie, saat dihubungi oleh Greeners mengatakan bahwa pelaksanaan Kasada akan mengundang para wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara. Hanya saja, pelaksanaan upacara akan berbeda dari sebelumnya.

John menyatakan, terkait status Gunung Bromo, pihak TNBTS hanya mengizinkan masyarakat Tengger yang melakukan upacara yang boleh mendekati kawah. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menyaksikan upacara tersebut, dapat menyaksikan di belakang garis polisi yang dipasang dalam radius satu kilometer dari kawah.

“Meskipun tengah erupsi, Hari Raya Kasada tetap digelar. Pelemparan sesembahan ke dalam kawah tetap dilakukan meskipun Gunung Bromo dalam status Waspada. Masih boleh masyarakat umum datang dalam batas radius satu kilometer,” kata John saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jakarta, Selasa (19/07).

Menurut rencana, puncak upacara Kasada akan digelar pada Kamis (21/07) mendatang namun prosesi diawali sejak satu hari sebelumnya. Masyarakat Tengger akan menjalani berbagai proses ritual dan puncaknya melemparkan persembahan ke lubang kawah. Persembahan dalam bentuk aneka hasil bumi, termasuk kepala sapi utuh.

BACA JUGA: Badan Otoritas Bromo Tengger Semeru Ditargetkan Aktif Juli 2016

John menyatakan pihak TNBTS akan memantau kondisi di lapangan bersama para pihak terkait. Untuk membantu membedakan antara pengunjung dan masyarakat peserta upacara, pihak TNBTS akan melibatkan masyarakat setempat. Setiap pintu masuk dari Jemplang, Trisula, Cemoro Lawang dan Monokitri akan dijaga oleh masyarakat lokal.

“Untuk mengamankan pelaksanaan Kasada, kami juga akan mengeluarkan kekuatan penuh dengan 50 personel polisi hutan dan masyarakat setempat mitra polisi hutan, 69 personel SAR TNBTS serta kerjasama dengan TNI/POLRI dan pemerintah daerah setempat,” tambahnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, PVMBG, TNBTS, dan pemangku kepentingan lainnya telah merekomendasikan beberapa hal terkait status Gunung Bromo dan pelaksanaan upacara Kasada.

Rekomendasi tersebut antara lain warga Tengger dan seluruh pengunjung dilarang memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo. Lalu, kunjungan wisatawan hanya boleh sampai patok batas yang telah dibuat oleh TNBTS. Kegiatan lontar persembahan pun hanya boleh dilakukan oleh orang tertentu saja dan penentuan pelakunya ditentukan dalam rapat koordinasi oleh ketua adat Desa Wonokitri dan Desa Ngadisari.

“Terakhir, harus dilakukan patroli 24 jam di lautan pasir Bromo sebelum ritual Kasada dimulai,” kata Sutopo.

BACA JUGA: Berburu dengan Waktu Selamatkan Danau Ranu Pane

Sebagai informasi, pembatasan jarak pengunjung tersebut dilakukan berdasarkan penetapan status Waspada Gunung Bromo dan juga rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, Bencana dan Geologi (PVMBG) Bandung dengan jarak terdekat dari bibir kawah yaitu dalam radius 1 kilometer.

Pelaksanaan Kasada nantinya juga akan disesuaikan dengan kesepakatan bersama antara TNBTS, PVMBG, pemerintah daerah setempat dan pemangku kepentingan lainnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top