PLN: Kampanye Earth Hour 2015 Belum Terlalu Berdampak

Reading time: 2 menit
Earth Hour. Gambar: Ist.

Jakarta (Greeners) – Jakarta dan beberapa kota lainnya, seperti Bandung, Surabaya, Bali dan Tangerang telah melaksanakan kampanye Earth Hour dengan memadamkan listrik selama satu jam pada hari Sabtu (28/3) kemarin. Pemadaman listrik dilakukan pada pukul 20.30-21.30 waktu setempat.

Namun sayangnya, pemadaman listrik secara sukarela tersebut tidak berdampak signifikan pada pengurangan beban konsumsi listrik di wilayah masing-masing. Manajer Senior Komunikasi Perusahaan Listrik Negara (PLN), Bambang Dwiyanto mengatakan bahwa di beberapa daerah justru mengalami peningkatan penggunaan beban listrik tadi malam.

Untuk wilayah Jakarta, katanya, pada pukul 21.00 WIB beban penggunaan listrik dinyatakan sempat turun hingga sekitar 135 Megawatt jika dibandingkan pada Sabtu malam (14/03), dua minggu yang lalu. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama karena pada pukul 21.30 WIB beban penggunaan listrik kembali tinggi atau normal seperti biasa.

“Secara umum tidak ada penurunan beban ya. Di Jawa Barat saja hanya turun 30 persen dan itu hanya beberapa saat. Itu kan kecil untuk seluruh Jawa Barat,” ungkapnya kepada Greeners saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jakarta, Minggu (29/03).

Lebih lanjut, Bambang juga menjelaskan beberapa faktor mengapa pelaksanaan Earth Hour kemarin malam tidak terlalu berdampak. Menurutnya, kebiasaan warga Jakarta yang menganggap bahwa pukul 21.30 WIB bukanlah waktu yang terlalu malam untuk istirahat. Kebiasaan ini mengakibatkan beban listrik yang terjadi setelah jam tersebut menjadi lebih tinggi dibandingkan pukul 21.00 WIB saat pelaksanaan Earth Hour berlangsung.

Selain itu, faktor cuaca kemarin malam dirasakan cukup panas sehingga banyak masyarakat yang berpartisipasi mematikan lampu namun tetap menyalakan pendingin ruangan. Padahal, tuturnya, beban penggunaan pendingin ruangan jauh lebih tinggi dibandingkan beban penggunaan lampu.

“Mungkin karena faktor cuaca juga ya karena tadi malam itu panas sekali. Lalu, mungkin juga pukul setengah sepuluh itu dianggap belum malam bagi warga Jakarta sehingga saat pelaksanaan Earth Hour selesai, masyarakat kembali menyalakan lampu dan beberapa alat elektronik lainnya,” katanya.

Penulis: Danny Kosasih

Top