KLHK Patroli Sampah di Jalur Mudik

Reading time: 2 menit
patroli sampah
Sampah kantong plastik dan kertas koran berserakan di bahu jalan tol Jakarta-Cikampek. Foto: KLHK

Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berupaya melakukan edukasi agar pemudik bersikap ramah lingkungan terutama kepada pemudik yang menggunakan jalur darat. Edukasi tersebut melibatkan Pemda, Jasa Marga, dan Polres dengan melakukan patroli sampah di sepanjang jalur mudik.

“Tujuan edukasi mengajak masyarakat ikut mengelola sampah secara benar. Polanya tim KLHK bersama tim Jasa Marga/Jasa Marga properti, serta tim Dinas LH bersama-sama dalam patroli di jalur mudik,” ungkap Menteri LHK, Siti Nurbaya, Selasa (19/6/2018).

Ia telah menugaskan Direktur Jenderal Pengolahan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, untuk mengawal langsung kegiatan ini di lapangan. Rapat dengan Polres, Dinas LH dan Jasa Marga juga dilaksanakan. Beberapa catatan telah diberikan setelah Menteri Siti langsung melakukan peninjauan ke beberapa rest area jalan tol Jakarta-Cikampek pada H-2 Idul Fitri lalu.

“Koordinasi terus dilakukan Dirjen dan Direktur. Patroli sampah bersama akan dilaksanakan pada tempat-tempat rest area dan juga sepanjang jalan tol pada lokasi-lokasi spontan tempat masyarakat berhenti dan istirahat,” kata Siti Nurbaya.

Pola ini nantinya akan dilakukan secara konsisten dengan harapan perlahan bisa membentuk budaya bersih di kalangan masyarakat. Terlebih lagi pemerintah butuh dukungan serius untuk mewujudkan target ambisius Indonesia Bebas Sampah 2020.

BACA JUGA: 25 Juta Pemudik akan Pulang ke Kampung Halaman

Siti juga menyatakan bahwa kesadaran dan upaya 3R (reduce, reuse, recycle atau pengurangan, guna ulang, dan daur ulang) patut ditingkatkan di masyarakat. Hal ini penting agar untuk merefleksikan bahwa masyarakat Indonesia bisa punya budaya yang lebih baik, budaya bersih dan sehat.

Di sisi lain, saat ini komposisi sampah plastik di Indonesia sekitar 16 persen dari total timbulan sampah secara nasional. Sementara komposisi sampah plastik di kota-kota besar seperti Jakarta sekitar 17 persen. Sumber utama sampah plastik berasal dari kemasan makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya.

“Pemerintah tidak bisa sendirian mengatasi sampah. Kita semua harus bergerak bersama. Saya sangat bersyukur sekarang sudah muncul banyak inisiatif dan kreatifitas Pemda serta komunitas masyarakat dalam mengatasi sampah,” ujar Siti.

BACA JUGA: KLHK Ajak Masyarakat ‘Mudik Asyik Tanpa Kantong Plastik’

Siti juga mengatakan bahwa ia telah meminta Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR dan Kementerian BUMN untuk memasukkan parameter pengendalian sampah di tempat-tempat tertentu. Datanya akan diambil dan dianalisis bersama untuk menetapkan kebijakan yang tepat agar masyarakat semakin mendukung perubahan perilaku mengurangi penggunaan plastik.

Sosialisasi juga terus dilakukan dengan cara mengajak masyarakat memakai peralatan makan dan minum yang dapat dipakai ulang, menghindari pemakaian wadah plastik sekali pakai seperti kantong plastik, juga membatasi mengonsumsi makanan dan minuman berkemasan plastik.

Siti Nurbaya menegaskan bahwa KLHK akan terus memperkuat regulasi terkait pengelolaan sampah plastik. Seperti pengurangan kantong belanja plastik di sektor ritel, Peta Jalan (Road Map) pengurangan sampah oleh produsen dan pelaku usaha, serta rencana aksi terpadu penanganan sampah plastik di laut.

Penulis: Dewi Purningsih

Top