Jakarta (Greeners) – Menteri Sosial Tri Rismaharini optimistis prospek tanaman hias Indonesia sangat menjanjikan. Hal itu juga perlu inovasi lewat beragam eksperimen untuk menghasilkan varietas tanaman baru.
Meskipun industri tanaman hias Indonesia masih belum dominan, Risma optimistis industri ini berpotensi cukup besar untuk terus berkembang dari aspek ekonomi.
“Ajang pameran tanaman hias FLOII harus terselenggara secara konsisten untuk memperkenalkan tanaman hias asli Indonesia ke masyarakat luas dan dunia. Harapannya ini dapat mendorong industri taman hias tanah air memegang peranan penting di pasar global,” ujar Risma di ICE BSD Tangerang, Kamis (28/9).
Menurutnya, industri tanaman hias dalam negeri masih menjanjikan. Sebab, produksi beberapa jenis tanaman hias di tanah juga masih tinggi.
Misalnya, produksi anggrek potong pada tahun 2022 sebanyak 6,79 juta tangkai, bunga anthurium sebanyak 2,07 juta tangkai, mawar sebanyak 169,1 juta tangkai, serta sedap malam sebanyak 118,32 juta tangkai. Bahkan, di wilayah Jawa masih menjadi sentra produksi ragam tanaman hias tersebut.
Pelaku Usaha Rasakan Potensi Ekonomi
Pelaku usaha tanaman hias Kaktusqulucu, Kartina Ika Sari juga menilai tanaman hias memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Apalagi, Indonesia menjadi negara yang kaya akan flora dan jutaan jenis tanaman yang unik.
“Tiap daerah juga punya keunikan tersendiri. Hanya saja, sayangnya kita belum bisa seperti Thailand, Korea, Brazil, Amerika, dan negara Eropa lainnya yang mereka ‘berani’ compete tanaman hiasnya ke dunia internasional,” kata Ika kepada Greeners melalui keterangan tertulis, Jumat (29/9).
Menurutnya, saat ini produk tanaman hias dalam usahanya masih sedikit yang bisa diekspor. Teknologi genetika tanamannya juga masih belum berkembang optimal. Sehingga, secara kualitas Ika merasa usaha miliknya masih kurang bersaing.
BACA JUGA: Pameran Tanaman Hias FLOII 2023 Dinilai Penuhi Tiga Nilai SDGs
Selain itu, sebagai pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) sejak tahun 2020, Ika merasakan bahwa bisnis tanaman memiliki potensi ekonomi.
“Namun, setelah pandemi, terasa menurun grafiknya. Bisnis tanaman kita tidak stabil, rawan banget harga jatuh. Maka itu, kehadiran event tanaman sangat bermanfaat untuk menumbuhkan demand kembali, menggairahkan bisnis tanaman dan menstimulasi penelitian di bidang teknologi tanaman hias,” tambah Ika.
Indonesia Miliki Keunggulan Tanaman Hias
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga mengatakan bahwa sumber daya alam Indonesia, terutama dalam bentuk tanaman hias harus lebih unggul dari negara lain.
“Indonesia memiliki keunggulan komparatif dengan negara lain dalam hal budidaya tanaman hias. Apalagi, kemampuan rekayasa genetika dan teknologi pemeliharaan tanaman Indonesia terbilang maju,” ungkap Teten.
Menurut Teten, secara ekonomi, pasar tanaman hias Indonesia masih bisa lebih optimal. Pangsa pasar tanaman hias Indonesia terbilang kecil di tingkat global. Hanya 0,1 persen dari pangsa pasar global senilai 22 miliar dolar AS.
“Untuk itu, perlu dukungan lebih dari pemerintah, seperti Kementerian Pertanian dan Kemenkop UKM. Termasuk semua pemangku kepentingan terkait,” ujar Teten.
Tanaman Hias Didominasi UMKM
Potensi tanaman hias yang bisa memasuki pasar dunia juga kebanyakan dikelola oleh para pelaku usaha dari sektor UMKM.
“Oleh karena itu, dukungan pemerintah untuk mendorong Indonesia menjadi negara pengekspor tanaman hias terbesar di dunia amat dibutuhkan. Butuh kerja keras para pihak untuk mewujudkan hal tersebut,” tambah Bayu.
FLOII Expo 2023 yang bertajuk “Rooted in Tradition, Blooming in Innovation” menjadi komitmen penyelenggara untuk membangun industri tanaman hias yang berkelanjutan. Hal ini dilaksanakan dengan mengedepankan konservasi keanekaragaman hayati. Kemudian, praktik terbaik dan inovasi berkelanjutan.
Selain itu, ajang FLOII Expo 2023 diharapkan akan menjadi magnet bagi para pecinta tanaman hias, pembudidaya, pedagang, dan para ahli di bidang ini. Tidak hanya menjadi ajang pameran, FLOII Expo 2023 bertujuan untuk memajukan industri tanaman hias. Lalu, membangun komunitas yang peduli akan keindahan alam.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia