Indonesia Bantu Palestina di Bidang Pengawasan Obat

Reading time: 2 menit
pengawasan obat
Kepala BPOM RI Penny K. Lukito menyerahkan plakat Kerjasama Selatan-Selatan kepada Sekretaris Diplomat Pertama Palestina Muammar Milhem. Foto: BPOM RI

Jakarta (Greeners) – Pemerintah Indonesia telah menempatkan Palestina sebagai salah satu negara prioritas yang menerima bantuan pengembangan di bidang kesehatan di antara negara-negara berkembang. Prioritas tersebut merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan (KSS).

Dukungan pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) akan diberikan kepada Palestina dalam bentuk program pelatihan internasional yang berkesinambungan dalam tiga tahap.

Kepala BPOM RI Penny K. Lukito menyampaikan bahwa kerja sama teknis tahun pertama pada 2018 ini dilatarbelakangi oleh prinsip solidaritas atas beberapa tantangan yang dihadapi Palestina dalam bidang kesehatan, antara lain keterbatasan akses terhadap obat generik dan isu terkait kemandirian obat.

Pelatihan akan fokus pada pertemuan untuk melakukan pembandingan sistem pengawasan obat dan makanan di Palestina serta menilai dan mengidentifikasi kesenjangan kapasitas teknis dan fungsional untuk melaksanakan fungsi regulasi obat dan makanan.

BACA JUGA: BPOM Ajak Generasi Milenial Cerdas Dalam Memilih Kosmetik 

Pelatihan tahap satu ini akan dilaksanakan tanggal 15-19 Oktober 2018 dan mengambil tema Strengthening Cooperation in The Field Of Drug Control Through Knowledge Sharing. Pelaksanaan kegiatan ini bersamaan dengan digelarnya Pekan Solidaritas Palestina yang diselenggarakan tanggal 15-21 Oktober 2018 di Jakarta sekaligus untuk memperingati 29 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

“Sebagai salah satu negara terkemuka dalam produksi vaksin, Indonesia sangat berkomitmen untuk membantu negara berkembang lainnya, terutama negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk meningkatkan kapasitas di bidang pengembangan vaksin. BPOM RI sebagai bagian dari Pemerintah Indonesia sangat tertarik untuk mengambil peran penting dalam pengelolaan obat-obatan dan vaksin yang akan membantu negara anggota OKI dalam meningkatkan kapasitas mereka dalam peraturan obat dan produksi, khususnya vaksin,” jelas Penny di Jakarta, Senin (15/10/2018).

Penny menyatakan bahwa sejak 2008, Indonesia telah memberikan tidak kurang dari 170 program pengembangan kapasitas di bawah kerangka KSS yang mencakup berbagai macam sektor, mulai dari keuangan, kesehatan, pemberdayaan perempuan, dan pelatihan diplomatik untuk pariwisata.

BPOM juga akan membantu Palestina di dua bidang utama. Pertama, fungsi pengaturan obat dan makanan. Ini termasuk otorisasi uji klinis, pemasaran otorisasi, inspeksi peraturan, laboratorium pengujian, rilis untuk vaksin, keamanan obat (pharmacovigilance), pelatihan pengawasan dan saran teknis.

BACA JUGA: BPOM Tindak Lanjuti Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Label dan Pangan 

Senada dengan Penny, Direktur Jenderal Kerjasama Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya mengatakan bahwa Indonesia akan memperkuat kerja sama dengan Palestina dalam desalinasi air dan kesehatan. Dari 2008-2018, Indonesia telah melakukan 170 program pengembangan kapasitas dimana 1.881 peserta dari Palestina telah berpartisipasi.

“Saya senang mengatakan bahwa dukungan Indonesia untuk Palestina tidak hanya dukungan politik, tetapi juga dukungan ekonomi dan teknis kerja sama. Di bidang ekonomi, Indonesia telah menyelesaikan persyaratan regulasi pemberlakuan tarif nol untuk produk Palestina seperti kurma dan minyak zaitun supaya bisa menembus pasar Indonesia,” kata Desra.

Sekretaris Diplomat Pertama Palestina Muammar Milhem menyatakan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah mendukung Palestina dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan. Muammar berharap melalui program pelatihan ini partisipan dari Palestina bisa belajar banyak dari Indonesia.

“Kami berterima kasih kepada Indonesia karena selalu mendukung Palestina dalam berbagai hal. Harapan kami kerjasama ini bisa terus belanjut,” pungkas Muammar.

Sebagai informasi, dukungan Pemerintah Republik Indonesi a melalui BPOM RI untuk Palestina melalui Kerjasama Selatan-Selatan akan dilakukan dalam bentuk program pelatihan internasional yang berkesinambungan dalam tiga tahap. Tahun ini pelatihan akan fokus pada pertemuan untuk melakukan pembandingan sistem pengawasan obat dan makanan di Palestina serta menilai dan mengidentifikasi kesenjangan kapasitas teknis dan fungsional untuk regulasi obat dan makanan.

Selanjutnya dapat dibuat prioritas kebutuhan pelatihan dalam pengembangan pelatihan untuk inspektur pengawas Palestina. Tahun kedua kerja sama teknis akan memberikan pelatihan mendalam tentang bidang tertentu. Tahun ketiga kerjasama teknis berfokus pada tahap pengimplementasian fungsi regulasi di Palestina.

Penulis: Dewi Purningsih

Top