Sejumlah Wilayah di Indonesia akan Diguyur Hujan Ringan Saat Lebaran

Reading time: 2 menit
hujan ringan
Ilustrasi. Foto: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cuaca menjelang dan saat Lebaran 2017 akan bervariasi. Di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, cuaca cenderung cerah berawan. Di beberapa lokasi masih terdapat potensi hujan ringan hingga sedang pada sore hari, khususnya di Jawa bagian barat.

Sedangkan pada saat lebaran, Kepala BMKG Andi Eka Sakya saat dihubungi oleh Greeners mengatakan, kondisi hujan ringan hingga sedang akan berpeluang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Papua, Papua Barat, Jawa Tengah, dan Jawa barat.

“Kalau untuk hujan sedang hingga lebat akan berpeluang terjadi di Kalimantan Utara dan Papua Barat,” kata Andi, Jakarta, Selasa (20/06).

BACA JUGA: BMKG Prediksikan Musim Kemarau 2017 Alami Kemunduran

Untuk pasca Lebaran atau periode libur Lebaran yaitu 26 Juni hingga 2 juli 2017, diperkirakan hujan intensitas sedang lebih banyak terjadi di wilayah Sumatera, Kalimantan Barat dan Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku. Sedang di Jawa bagian Barat masih berpotensi terjadi hujan ringan.

Pada periode Mei hingga Juni 2017, lanjutnya, sebagian wilayah Indonesia (38%) memang sudah masuk musim kemarau, namun masih berpotensi hujan ringan. Sedangkan di wilayah Sulawesi, Kalimantan dan sekitar khatulistiwa peluang hujan masih tinggi. Awal Musim Kemarau tahun 2017 di sebagian besar wilayah di Indonesia diperkirakan mundur (48.2%), sama (33.5 %) dan maju (18.3 %). Sedangkan puncak musim kemarau 2017 sendiri diperkirakan akan terjadi pada bulan Juli hingga September 2017.

“Namun musim kemarau yang akan berlangsung pada Juni sampai dengan Oktober 2017 ini diprediksi tidak akan sekering 2015 dan tidak sebasah 2016,” ujarnya.

BACA JUGA: BNPB Sebar Peta Jalur Mudik Rawan Bencana

Hujan juga akan terjadi di beberapa wilayah, seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Banten, Maluku, Riau, Jambi, Papua dan Sulawesi Selatan akibat adanya anomali suhu muka laut 1 sampai 2,5 derajat Celcius di sekitar wilayah Selat Malaka, Samudera Hindia Barat Aceh sampai Lampung, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Natuna, Perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), Laut Timor, Laut Flores, Laut Banda, Teluk Bone, Laut Sulawesi, Laut Seram Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik utara Papua sehingga mengakibatkan bertambahnya pasokan uap air.

“Sementara angin umumnya bertiup dari Timur hingga Tenggara. Kecepatan angin signifikan juga terjadi di Laut Flores, Laut Banda, Maluku, Laut Arafura, Papua bagian Selatan. Kelembapan udara di lapisan 850 sampai 700 milibar (mb) cenderung basah pada awal Juni 2017 sehingga proses konveksi lokal masih dapat menyebabkan hujan di beberapa lokasi,” tutupnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top