Bajing Kelapa, Spesies Pengerat Penghuni Pohon

Reading time: 2 menit
Bajing Kelapa
Bajing Kelapa. Foto: shutterstock.com

Keberadaan fauna penting sebagai penyeimbang ekosistem di alam. Indonesia menjadi tempat tinggal ribuan spesies fauna sehingga krusial untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di negeri ini. Dari berbagai spesies fauna unik nusantara terdapat jenis yang berasal dari ordo Rodentia, yaitu bajing kelapa.

Bajing Kelapa atau Callosciurus notatus merupakan hewan pengerat. Adapun penamaan lainnya adalah Sciurus notatus Boddaert, Schurus badjing Kerr, Sciurus plantain Ljung, Sciurus bilineaius Geoffroy (Lekagul et al., 1977). Seringkali orang berpendapat bahwa bajing dan tupai adalah spesies yang sama, tapi kenyataannya kedua jenis hewan tersebut berbeda.

Bajing kelapa termasuk ordo Rodentia sedangkan tupai berasal dari ordo Scandentia. Karena corak warnanya mirip dengan habitat yang sama, keduanya sering dianggap sejenis oleh masyarakat.

Baca juga: Jelarang, Si Bajing Pohon “Raksasa”

Dari persebarannya, bajing kelapa terdapat di semenanjung Malaya, Thailand, dan Indonesia. Sementara di nusantara, hewan ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Lombok. Atau di pulau-pulau sekitarnya yang berada pada ketinggian 500 sampai 1.100 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Secara morfologi, panjang tubuhnya 198 mili meter dengan panjang ekor 195 mili meter dan panjang kaki 44 mili meter (Lekagul et al., 1977). Bajing kelapa memiliki berat sekitar 150 sampai 280 gram. Di tubuhnya terdapat rambut berwarna coklat di bagian punggung dan ekor.

Bajing Kelapa

Di Indonesia, bajing kelapa tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Lombok. Foto: shutterstock.com

Mereka hidup di pohon (arboreal), tapi terkadang sering kali turun ke tanah. Satwa yang bersifat arboreal ini ditemukan pada lingkungan berbeda, seperti hutan hujan tropis dan hutan mangrove (Lekagul et al., 1977). Bajing kelapa juga menyukai habitat perkebunan.

Di habitat aslinya, mereka merupakan hewan yang memakan buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan serangga. Bajing kelapa pun diketahui mengerat pada kambium pohon karet (Paayne et al., 2002). Bajing memanfaatkan strata tajuk pohon hutan. Mereka melakukan aktivitas makan dan pergerakan pada lapisan kanopi bawah dan tengah serta beristirahat pada lapisan kanopi atas. Hewan ini memanfaatkan tinggi kanopi antara 21 sampai 40 kaki sebagai habitat makan.

Baca juga: Kanguru Pohon Mantel Emas, Kanguru Tanah Papua yang Kritis

Dalam kehidupannya, bajing kelapa bersifat poligami, yaitu satu jantan dapat mengawini maksimal empat bertina. Mereka juga termasuk hewan individual karena sering terlihat tidak berkelompok. Namun, satwa ini sering memanfaatkan sarang secara bersama-sama. Untuk aktivitas harian, bajing bersifat diurnal atau aktif bergerak pada pagi hari atau pukul 7 hingga 10 pagi sampai sore hari pukul 15 dan 16 sore.

Predator alami bajing kelapa adalah golongan karnivora, seperti serigala, burung pemangsa (burung hantu dan elang). Pada perekebunan monokultur, mereka sering diburu karena dianggap hama. Adapun menurut kepercayaan masyarakat di beberapa daerah, hewan ini diyakini memiliki daging yang berkhasiat sebagai obat penyakit tertentu, terkadang kulitnya diambil untuk dijadikan hiasan.

Persatuan Internasional untuk Konservasi dan Sumber Daya Alam (IUCN) mencatat bajing kelapa termasuk dalam kategori Least Concern yang berarti spesies ini masih kurang diperhatikan statusnya (The IUCN Red List of Threatened Species, 2013). Jika tidak dilakukan tindakan pencegahan dalam perburuan, khawatirkan dapat membahayakan kelestarian spesies ini.

Taksonomi Bajing Kelapa

Penulis: Sarah R. Megumi

Top