Buah Pare, Tanaman Pahit Berkhasiat Tinggi

Reading time: 2 menit
buah pare
Pare (Momordica charantina L.). Foto: wikimedia commons

Pare (Momordica charantina L.) merupakan tanaman tropis dan subtropis dari famili cucubitaceae. Tanaman ini banyak ditemukan di Asia Selatan, Asia Tenggara, China, Afrika dan Karibea. Penamaan lokal pare beragam, di Jawa disebut dengan paria, pae, pare pahit dan pepareh. Sedangkan di Sumatera dikenal dengan nama prieu, peria, foria, pepare, kambeh, paria dan prie. Di Sulawesi buah ini disebut poya, pudu, pentu, paria belenggede dan palia. Dalam bahasa Inggris pare dikenal dengan penamaan bitter melon.

Pare tergolong tanaman semak semusim. Bunga tanaman ini berwarna kuning muda. Daunnya berjenis tunggal, teksturnya berbulu dan bentuk daun layaknya lekuk tangan. Tangkai daunnya memiliki panjang 10 cm. Batang pare berwarna hijau, tekstur batang berbulu dan agak kasar saat batang usia muda.

Buah pare berbentuk bulat panjang dengan kulit berbintil-bintil tidak beraturan. Bijinya banyak dan berwarna cokelat kekuningan. Warna kulit buahnya hijau ketika mentah dan berubah menjadi hijau oranye ketika matang. Rasa daging buahnya pahit. Rasa pahit pada buahnya berasal dari zat quinine yang tinggi. Zat quinine merupakan alkaloid yang memiliki manfaat sebagai anti peretik (pereda panas), antimalaria dan juga analgesik (pereda sakit) alami. Meski bentuk buahnya unik dan rasanya pahit, banyak orang yang gemar mengonsumsi buah ini. 

Buah Pare

Warna kulit buahnya hijau ketika mentah dan berubah menjadi hijau oranye ketika matang. Foto: wikimedia commons

Selain kandungan zat quinine, buah pare mengandung albuminoid, karbohidrat, zat warna, karantin, hydroxytryptamine, vitamin A, B dan C, dan keratin. Daunnya mengandung  vitamin A, B dan C, saponin, flavanoid, steroid, asam fenolat, alkaloid dan karotenoid. Sedangkan bijinya mengandung asam lemak, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat dan asam stearat.

Kandungan buah pare diolah dan dimanfaatkan secara tradisional sebagai tanaman obat herbal. Buah pare mampu menjadi obat cacing dan pencahar (obat pencuci perut). Bila digunakan sebagai pemakaian luar, pare dapat mengobati penyakit-penyakit kulit, abses dan luka bakar. Jika daunnya di jus dapat digunakan sebagai obat kumur untuk mengobati sariawan.

Selain menjadi tanaman obat tradisional, buah pare banyak dipakai sebagai sayur dalam masakan. Meskipun terbilang pahit, rasa pahit buah pare dapat dikurangi dengan kiat khusus. Dikutip dari berbagai sumber, cara-cara berikut dianggap efektif mengurangi rasa pahit pada buah pare: 1) mengupas permukaan kulit pare yang bergelombang; 2) manfaatkan garam; 3) memeras sari buah pare; 4) merebus pare dengan daun jambu biji.

Khusus bagi ibu hamil dan ibu menyusui, pare sangat bermanfaat untuk membantu mengembalikan berat badan setelah melahirkan serta memperlancar ASI. Namun perlu diwaspadai untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi buah pahit ini saat dalam masa kehamilan.

Dilansir pada laman hellosehat.com beberapa studi menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi pare dapat menimbulkan masalah pada rahim, dimana efeknya bisa meningkatkan risiko persalinan prematur. Bagi ibu hamil sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

Pare

Penulis: Sarah R. Megumi

Top