Burung Bubut, Pemakan Serangga yang Mirip seperti Elang

Reading time: 4 menit
burung bubut
Burung Bubut, Pemakan Serangga yang Mirip seperti Elang. Foto: Greeners/Ady Kristanto.

Burung Bubut merupakan satu dari 30 lebih spesies Cuculidae (Kukuk-kukukan) yang ada di dunia. Peta persebaran satwa ini terbilang cukup luas yakni mulai dari Afrika, Asia, hingga Eropa.

Di tanah air, burung bernama ilmiah Coucal tersebut dapat kita temukan hampir di seluruh wilayah layaknya Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Pulau Papua.

Jika dilihat dari bentuknya, hewan bertubuh garang dan bermata tajam ini sekilas memang mirip elang. Meski begitu, nyatanya kedua fauna tersebut justru datang dari keluarga yang berbeda.

Elang seperti yang kita ketahui, merupakan jenis burung raptor atau pemangsa. Sedangkan burung bubut adalah satwa pemakan serangga dan hewan-hewan kecil, seperti siput, katak dan lipan.

Jenis Burung Bubut yang Paling Terkenal di Indonesia

Melansir berbagai sumber, jenis burung bubut endemik Indonesia diketahui berjumlah sekitar 12 spesies. Mereka mendiami area tepi hutan, semak tepi sungai hingga kawasan hutan mangrove.

Walaupun terkesan banyak, ternyata cuma ada lima jenis bubut yang paling populer di masyarakat yakni Bubut Besar, Bubut Jawa, Bubut Sulawesi, Bubut Alang-Alang, serta Bubut Pacar Jambul.

Kelima spesies coucal itu tentu mempunyai karakteristik serta ciri yang berbeda-beda. Agar tidak salah dalam mengindentifikasi kelimanya, simak penjabaran Greeners berikut ini.

1. Burung Bubut Besar (Centropus sinensis)

Seperti namanya, bubut besar memiliki ukuran tubuh yang bongsor berkisar 52 cm. Warna bulunya didominasi corak hitam, dengan warna mantel dan bulu penutup sayap berwarna kecokelatan.

Tidak cuma tubuh, ukuran ekor spesies ini juga terbilang panjang. Mereka mempunyai iris mata berwarna merah, dengan paruh dan kaki-kaki berwarna kehitaman.

2. Burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus)

Centropus nigrorufus adalah spesies kukuk yang mendiami kawasan Pulau Jawa. Bagi masyarakat internasional, hewan ini dikenal juga sebagai Sunda Coucal atau Javan Coucal.

Melansir laman Ensiklopedia Jakarta, bubut Jawa dapat kita kenali dari warna tubuhnya yang ungu, punggung berwarna hitam, serta dilengkapi dengan sayap yang berwarna merah karat.

Ditinjau dari peta persebarannya, spesies satwa ini banyak ditemukan di daerah Muara Angke, Muara Gembong, Cangkring, Muara Cimanuk, Unjung Pangkah hingga Sidoarjo.

3. Burung Bubut Sulawesi (Centropus celebensis)

Mirip seperti bubut besar, ukuran tubuh Centropus celebensis terhitung cukup panjang yakni sekitar 51 cm. Mereka mempunyai bulu berwarna kapisa, dengan ukuran ekor yang juga panjang.

Uniknya, saat usia remaja paruh bubut Sulawesi tampak lebih pusat. Sedang pada usia dewasa, warna paruh dan kaki burung tersebut terlihat lebih hitam dan pekat.

Perlu diketahui, jenis coucal ini hanya bisa kita jumpai di Pulau Sulawesi. Di sana mereka dikenal memiliki banyak sebutan seperti Kuoo, Kunggu, Woku Ngkakou, Tangkotoro, dan Ngku’u-nihu’u.

4. Bubut Alang-Alang (Centropus bengalensis)

Untuk menemukan burung bubut alang-alang di alam liar, carilah area payau, belukar atau padang rumput terbuka dengan ketinggian berkisar 1.000 m di atas permukaan laut.

Mereka mempunyai ukuran tubuh sedang-besar, yakni berkisar 42 cm. Ekornya panjang, dilengkapi dengan warna tubuh cokelat kemerahan serta dominasi warna hitam.

Ketika usia remaja, hewan ini memiliki corak tubuh berwarna cokelat bergaris-garis. Jumlah telur yang dihasilkan antara 2-4 butir. Mereka berbiak pada rentan bulan November, Januari, Maret-Juli.

5. Bubut Pacar Jambul (Clamator coromandus)

Bubut pacar jambul atau bubut jambul merupakan jenis burung migran. Mereka dapat berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya (cukup jauh) untuk mencari makan, berbiak dan sebagainya.

Uniknya, fauna berjambul hitam ini disebut-sebut sebagai satwa yang pemalu. Mereka bisa dicirikan melalui warna perutnya yang putih, serta memiliki ukuran tubuh sedang-besar antara 40-50 cm.

burung bubut

Melansir berbagai sumber, jenis burung bubut endemik Indonesia diketahui berjumlah sekitar 12 spesies. Foto: Greeners/Ady Kristanto.

Fakta-Fakta Seputar Bubut yang Perlu Anda Ketahui

Burung berodo Cuculiformes ini memang cukup unik. Selain memiliki bentuk paruh yang sangar (ciri khas keluarga cuculidae), hewan ini dipercaya masyarakat mengandung minyak yang berkhasiat.

Seperti diwartakan Banjarmasin Post, Apar pemilik toko souvenir di Martapura percaya, bahwa minyak burung bubut yang ia jual ampuh sebagai obat patah tulang dan beragam penyakit lainnya.

Sayangnya, ucapan Apar tersebut tidak didukung dengan riset yang mumpuni. Sejauh ini, belum ada penelitian yang mampu membuktikan jika minyak bubut benar-benar berkhasiat bagi kesehatan.

Tidak sampai di situ, burung ini juga mempunyai segudang fakta menarik yang sayang untuk Anda lewatkan. Mau tahu apa saja? Berikut di antaranya:

1. Ukuran Tubuh Betina Lebih Besar dari Pejantan

Secara umum, tak banyak perbedaan antara burung bubut jantan dan betina yang bisa kita ketahui. Ciri fisik keduanya terbilang mirip, meski sang betina biasanya memiliki ukuran tubuh lebih besar.

Selain itu menurut pakar, dalam hal inkubasi dan “mendidik anak” peran pejantan justru lebih dominan dibandingkan sang betina. Hal ini tentu berbeda dengan berbagai spesies burung lainnya.

2. Indah namun Tak Pandai “Bernyanyi”

Walaupun mirip gagak, campuran warna hitam dan corak lain pada tubuh coucal sebenarnya cukup indah. Sehingga banyak publik yang tertarik untuk memelihara mereka sebagai satwa peliharaan.

Namun, harus diakui jika suara Burung But-But (bubut dalam dialek Melayu) jauh dari kata merdu. Kicaunya terdengar seperti “Hup”, dengan nada rendah yang berulang dan tempo semakin cepat.

3. Populasi Bubut Semakin Terancam

Meski belum kritis, jumlah populasi bubut di habitatnya terus mengalami penurunan. Merujuk daftar merah IUCN, dapat diketahui jika status konservasi fauna tersebut kini berada di level rentan.

Contohnya seperti bubut Jawa, di tahun 2016 populasi spesies ini diketahui berjumlah 250-10.000 individu. Angka ini terus merosot seiring tingginya alih fungsi lahan yang terjadi di habitat mereka.

Taksonomi Burung Bubut

taksonomi burung bubut

Referensi

May Suzan Syahputry, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Wahyu Widodo, Biosaintifika

Muji Suwarti, dkk., Karaktersitik Habitat Prefrensial Bubut Jawa

Laman Ensiklopedia Wisata Jakarta 

Penulis: Yuhan Al Khairi

Top