Candida Albicans, Jamur Patogen Penghuni Tubuh Manusia

Reading time: 2 menit
Jamur ini ada di dalam tubuh manusia. Sifatnya alami jika dalam jumlah yang wajar. Foto: Shutterstock

Tak banyak yang mengetahui, bahwa setidaknya ada 80 spesies jamur yang hidup di dalam tubuh manusia. Jamur-jamur ini sejatinya bersifat alami, eksistensinya tidak berbahaya jika dalam batas wajar. Salah satu jamur yang cukup populer, ialah Candida albicans.

Candida albicans atau jamur candida merupakan spesies cendawan patogen yang tergolong sebagai deuteromycota. Mereka hidup pada bagian tubuh bersuhu hangat dan juga lembap.

Jamur candida jamak ahli temukan pada saluran pencernaan, mulut, vagina, hingga rektum (saluran lubang anus). Ia terbilang berbahaya karena dapat memicu terjadinya infeksi organ.

Darah, jantung, ginjal dan otak merupakan organ yang sering Candida albicans infeksi. Kondisi ini dapat lebih parah jika penderitanya memiliki imun rendah dan penyakit bawaan.

Ciri-Ciri dan Karakteristik Jamur Candida Albicans

Jamur candida mempunyai dua jenis morfologi, yakni berbentuk khamir dan hifa. Selain itu, penampilan cendawan ini dapat berubah dari rata menjadi berkerut atau tidak beraturan.

Beberapa individu bahkan berubah menyerupai bentuk bintang, lingkaran, serta berbentuk seperti topi. Wujud awalnya yang transparan dapat berubah menjadi tidak tembus cahaya.

Dalam bentuk telur (bentuk paling umum), ukuran Candida albican biasanya berkisar 2-3 x 4-6 mikrometer. Ia juga dilengkapi oleh tunas yang dapat menghasilkan pseudomiselium.

Seperti fungi kebanyakan, candida memiliki kemampuan untuk menempal pada sel inang. Mereka juga bisa berkolonisasi, sehingga mampu menyerang berbagai organ dalam tubuh.

Sebagai informasi, penyakit akibat infeksi jamur Candida albican biasa disebut kandidiasis. Ini dapat menyerang siapa saja, namun sangat berisiko bagi sebagian kelompok masyarakat.

Faktor Penyebab Infeksi Jamur Candida Albicans

Penyebab infeksi Candida albican sebenarnya ada banyak, salah satunya sistem imun tubuh yang rendah. Beberapa kondisi kesehatan turut memperparah risiko penyakit ini, seperti:

  • Menderita diabetes, HIV/AIDS, kanker, atau menjalani kemoterapi
  • Menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka yang lama
  • Menggunakan antibiotik dalam jangka waktu yang lama
  • Menderita obesitas atau malnutrisi.

Tidak cuma itu, kandidiasis juga bisa dipicu oleh faktor lingkungan dan kebiasaan. Beberapa kondisi ini patut diwaspadai, sebab dapat meningkatkan risiko kandidiasis kulit dan kelamin:

  • Cuaca yang hangat dan lembap
  • Kebiasaan jarang mengganti pakaian dalam
  • Kebiasaan menggunakan pakaian yang tidak menyerap keringat
  • Kebersihan pribadi yang buruk

Gejala dan Pengobatan Infeksi Candida Albicans

Perlu digarisbawahi, gejala infeksi Candida albican dapat kita lihat melalui lokasi infeksinya. Tidak semua kasus memiliki gejala yang sama, sehingga simak uraian lengkapnya berikut ini:

Gejala kandidiasis mulut (thrush)

  • Bercak putih atau kuning di lidah, bibir, gusi, langit-langit mulut dan pipi bagian dalam
  • Kemerahan di mulut dan tenggorokan
  • Kulit pecah-pecah di sudut mulut
  • Rasa nyeri saat menelan.

Gejala kandidiasis vulvovaginal

  • Sensasi gatal yang ekstrem di vagina
  • Rasa nyeri dan terbakar saat buang air kecil
  • Rasa tidak nyaman selama berhubungan seks
  • Pembengkakan pada vagina dan vulva
  • Keputihan yang menggumpal.

Gejala kandidiasis kulit (cutaneous candidiasis)

  • Ruam gatal di lipatan kulit seperti ketiak, selangkangan, sela jari, atau bawah payudara
  • Kulit yang kering dan pecah-pecah
  • Muncul jika terjadi infeksi sekunder akibat bakteri lainnya.

Gejala kandiasis telinga (otomikosis)

  • Kemerahan pada telinga
  • Nyeri telinga
  • Pembengkakan
  • Gatal pada telinga
  • Kulit telinga mudah terkelupas
  • Telinga berdenging (tinnitus)
  • Keluarnya cairan berwarna putih kental dari telinga.

Lantas, bagaimana cara mengobati infeksi Candida albican? Biasanya, dokter akan memberi obat antijamur untuk mengatasi infeksi serta mencegah terjadinya komplikasi penyakit.

Namun kondisi ini dapat kita cegah dengan cara rajin membersihkan mulut dan gigi, berhenti merokok, mengganti pembalut secara rutin, serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Taksonomi Spesies Jamur Candida

Penulis : Yuhan al Khairi

Top