Rooting Bolete, Jamur Boletaceae yang Pahit dan Berbau Busuk

Reading time: 2 menit
Jamur Caloboletus radicans atau rooting bolete. Foto: Inaturalist
Jamur Caloboletus radicans atau rooting bolete. Foto: Inaturalist

Jamur Caloboletus radicans atau rooting bolete merupakan salah satu jamur yang terasa pahit dan berbau busuk dari famili Boletaceae. Jamur ini biasa tumbuh di bawah pohon ek di tepi jalan raya atau jalan setapak hingga taman di selatan Inggris dan Irlandia, serta di sebagian besar daratan Eropa lainnya.

Seperti jamur bolete lainnya, C. radicans termasuk jamur ektomikoriza, yaitu bersimbiosis dengan sistem akar pohon. Simbiosis yang terjadi saling menguntungkan keduanya, karena tanaman dapat mengambil nutrisi tanah dan air melalui jamur. Sementara, jamur ini menggunakan beberapa senyawa karbon yang diproduksi oleh tanaman dari sinar matahari melalui proses fotosintesis terlebih dulu.

BACA JUGA: Jamur Landak, Sporanya Tersimpan dalam Duri-Duri di Tudung

Christiaan Hendrik Persoon  pertama kali mendeskripsikan jamur ini secara ilmiah pada tahun 1801 dengan nama Boletus radicans. Kemudian, di tahun 2014, berdasarkan hasil temuan DNA oleh ahli mikologi Italia Alfredo Vizzini, taksonomi jamur ini berpindah ke genus Caloboletus sehingga namanya menjadi Caloboletus radicans. Jamur ini juga memiliki nama ilmiah sinonim, yakni Boletus radicans Pers, Boletus albidus Roques, atau Boletus pachypus Fr.

Taksonomi jamur Caloboletus radicans atau rooting bolete. Foto: Greeners

Taksonomi jamur Caloboletus radicans atau rooting bolete. Foto: Greeners

Rooting Bolete Menjadi Kebiruan saat Memar

Jamur ini memiliki tudung berukuran lebar 5 hingga 20 cm. Bentuknya tak beraturan dan bercorak abu-abu, berasap, lalu lambat laun menjadi kusam. Sementara, bagian tengah tudungnya cenderung retak saat matang. Daging buahnya yang berwarna kuning pucat akan berubah menjadi biru muda yang akan memudar jika didiamkan.

Di balik tudungnya, terdapat tabung dan pori-pori berwarna kuning yang berubah menjadi kebiruan ketika dipotong atau memar karena tersentuh. Sementara, bagian batangnya dapat tumbuh tinggi berkisar antara 7 sampai 14 cm dengan diameter 3 hingga 5 cm.

Bentuk batangnya bervariasi, mulai dari terlihat membengkak, atau berbentuk silinder dan berbuku-buku di bagian pangkalnya. Batang tersebut berwarna kuning dan tertutupi retikulum halus yang terkadang ada zona kemerahan di bagian pangkalnya.

BACA JUGA: Lactarius deterrimus, Jamur yang Mengeluarkan Lateks Pahit

Spora jamur ini berbentuk subfusiform atau sepeti gelondong, berukuran 10-15 x 4-6μm, dan cetakan sporanya berwarna cokelat zaitun. First Nature melaporkan bahwa terdapat spesies jamur yang memiliki penampilan serupa dengan rooting bolete, namun mereka sebetulnya berbeda.

Jamur Suillellus luridus akan terlihat memiliki tudung yang lebih gelap. Selain itu, berwarna oranye di pangkal batang dan langsung membiru ketika dipotong. Sementara, jamur Rubroboletus satanas memiliki topi putih dan pori-pori oranye atau kemerahan ketika dewasa. Memotong jamur ini akan membuat warnanya biru pucat dan akan kembali memudar menjadi warna pucat aslinya.

Konsumsinya Menyebabkan Gastrointestinal Parah

Jamur ini memiliki rasa pahit yang kuat dan berbau busuk sehingga tak layak konsumsi. Bahkan, suatu penelitian di Swiss menemukan bahwa konsumsi jamur ini dapat menyebabkan gastrointestinal yang parah, muntah berulang, dan diare berdarah.

 

Penulis: Anisa Putri

Editor: Indiana Malia

Top