Clitocella popinalis, Jamur Langka yang Tak Dikonsumsi

Reading time: 2 menit
ilustrasi jamur clitocella popinalis. Foto: Inaturalist
ilustrasi jamur clitocella popinalis. Foto: Inaturalist

Clitocella popinalis merupakan spesies jamur dari famili Entolomataceae yang kerap kali tumbuh di bawah rerumputan sehingga mudah terlewatkan. Jamur ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1821 oleh Elias Magnus Fries dengan nama Agaricus popinalis.

Kemudian, ahli mikologi Amerika Kerri L. Kluting, Timothy J. Baroni dan Sarah E. Bergemann, di tahun 2014 mempublikasikan nama ilmiah jamur ini, yakni Clitocella popinalis.

Jamur tersebut memiliki beberapa nama sinonim, yakni Agaricus popinalis Fr., Clitopilus popinalis (Fr.) P. Kumm., Paxillus popinalis (Fr.) Ricken., Clitocybe popinalis (Fr.) Bres., Rhodopaxillus popinalis (Fr.) Konrad & Maubl., dan Rhodocybe popinalis (Fr.) Singer.

Penamaan genus Clitocella berasal dari bahasa latin kuno Clito yang berarti miring dan cella yang berarti ruang penyimpanan. Sementara, nama spesies popinalis merupakan kata sifat dalam bahasa latin yang berarti dari atau milik sebuah rumah.

Tudungnya Cembung dengan Tepian Bergelombang

Jamur ini memiliki tudung berdiameter 2 hingga 5 cm, berbentuk cembung dengan tepian yang menggulung atau bergelombang. Tudung tersebut berwarna keputihan hingga abu-abu kekuningan, kerap kali terdapat kerutan hingga retakan ketika sudah matang. Ketika ditetesi cairan KOH, tudung tersebut bereaksi dengan berubah warna menjadi merah kecokelatan.

Sementara itu, bagian lamellanya tersusun padat, sering kali bercabang di dekat batang, berwarna putih hingga abu-abu saat masih muda. Ketika jamur ini masak, lamellanya berubah menjadi merah muda kecokelatan.

Bagian batangnya berbentuk silindris dan meruncing ke arah pangkal, panjangnya 3 sampai 5 cm dengan diameter 4-7 mm. Umumnya berwarna putih dan berserat, serta agak kecokelatan ke arah pangkalnya. Ketika dipotong, daging jamur ini berwarna putih yang kemudian langsung berubah menjadi abu-abu.

Taksonomi Clitocella popinalis. Foto: Greeners.co

Taksonomi Clitocella popinalis. Foto: Greeners.co

Spora jamur ini berbentuk isodiametrik, berdinding tipis, berukuran 4-6 x 3-5μm, dan berwarna merah muda. Aroma jamur ini seperti tepung dan rasanya cenderung agak pahit.

Meskipun dilaporkan dapat dikonsumsi karena tak beracun, jamur ini tidak dikumpulkan selain untuk tujuan penelitian. Sebab, keberadaan jamur ini di alam cukup langka.

Clitocella popinalis Muncul di Akhir Musim Panas dan Musim Gugur

Jamur saprobik ini tumbuh berkelompok di atas tanah berpasir di padang rumput, tumpukan serasah daun, dan bukit pasir pantai. Selain itu, jamur ini biasanya muncul pada akhir musim panas dan musim gugur di sebagian besar daratan Eropa dan beberapa bagian Amerika Utara.

 

Penulis: Anisa Putri

Editor: Indiana Malia

Top