Mengenal Ikan Belida, Predator Nikmat yang Nyaris Punah

Reading time: 4 menit
ikan belida predator yang nikmat
Mengenal Ikan Belida, Predator Nikmat yang Nyaris Punah. Foto: Shutterstock.

Cita rasa pempek dan kerupuk ikan khas Palembang tentu sudah terkenal di seantero negeri. Selain rasanya yang nikmat, persamaan kedua kuliner ini terletak pada bahan dasar pembuatannya, yakni Ikan Belida.

Ikan Belida adalah fauna endemik asli Indonesia, hewan yang satu ini banyak hidup di sungai-sungai besar, daerah aliran sungai hingga area danau sekitar Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatra.

Secara pelafalan fauna air ini mempunyai banyak nama, di Kalimantan ikan ini bernama Ikan Pipih, di kawasan Jawa Barat namanya Lopis, sedang warga Palembang memanggilnya Belido.

Berkat rasa dan bentuknya, banyak orang mencari ikan ini untuk transaksi jual-beli. Namun kita harus berhati-hati, sebab spesies ikan belida berada di ambang kepunahan serta dilindungi oleh negara.

Morfologi dan Ciri-Ciri Umum

Sebelum membahas lebih jauh penyebab (hampir) punahnya ikan belida, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu ciri fisik atau morfologi dari fauna predator tersebut.

Seperti yang telah saya tuliskan, salah satu daya tarik ikan belida adalah bentuk tubuhnya (morfologi) yang unik. Ikan ini memiliki ciri badan pipih dan memanjang, serta punggung yang tampak cembung.

Bagian perutnya berduri ganda dengan tampilan ekor yang memanjang. Kemudian, bagian sisik ikan ini terbilang kecil, berbentuk sikloid dengan bagian samping badan berbentuk gurat sisi.

Di bagian kepala, terdapat area sisik dengan lubang hidung berbentuk tabung, serta tidak tertutup insang bawah. Ikan belida memiliki bukaan mulut lebar dengan rahang atas depan dan rahang atas.

Perlu diketahui, ikan belido dewasa dapat tumbuh hingga bobot 1,5-7 kg. Salah satu ciri utama ikan tersebut adalah rahang atasnya yang memanjang sampai ke area bawah atau belakang mata.

Hewan bersuku Notopteridae (ikan berpunggung pisau) ini memiliki gigi-gigi pada rahang atas depan, rahang atas, rahang bawah, tulang mata bajak (vomer), tulang langit-langit (palatine) hingga lidah.

Sirip punggungnya kecil, terletak di rentang pertengahan sirip dubur yang bersatu hingga ke bagian sirip ekor. Meski cukup panjang, sirip perut lopis pada dasarnya berukuran kecil (rudiment).

Habitat dan Jenis Ikan Belida

Belida termasuk kelompok ikan hitam yang hidup di perairan rawa (Floodplain). Ikan ini memiliki alat bantu pernapasan – bernama labirin– yang membuatnya dapat hidup di air keruh dan oksigen rendah.

Selain itu, hewan yang satu ini juga merupakan jenis ikan purba. Pakar memperkirakan penyebarannya terjadi pada zaman pleistosen, saat adanya susut laut akibat pendinginan suhu global.

Menurut berbagai sumber, saat itu pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa adalah satu daratan dengan banyak sungai yang mengalir dan berhulu di Sumatra, Jawa, dan bermuara di wilayah Kalimantan.

Maka dari itu, pada umumnya jenis ikan yang ada di ketiga pulau tersebut terbilang mirip dan serupa.

Kembali ke Ikan Belida atau Pipih, Ikan ini termasuk dalam kelompok ikan predator yang aktif pada malam hari. Biasanya, hewan tersebut memangsa ikan-ikan kecil dan krustasea yang ada di sekitarya.

Di musim kemarau, sebagian dari kelompok ikan pipih memilih tinggal di area perairan sungai dan sebagian lainnya berada di tempat-tempat terdalam yang tergenang oleh air.

Sedangkan di saat musim hujan, mereka menyebar ke area rawa banjiran dan persawahan, baik untuk memijah (berkembang baik) maupun untuk mencari makan.

ikan belida, ikan predator yang nikmat

Meski tak sepenuhnya punah, namun keberadaan ikan belida saat ini sudah jarang. Fauna air ini memang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sering masyarakat gunakan sebagai bahan pembuat makanan. Foto: Shutterstock.

Penyebab Menipisnya Populasi Belida

Meski tak sepenuhnya punah, namun keberadaan ikan belida saat ini sudah jarang. Fauna air ini memang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sering masyarakat gunakan sebagai bahan pembuat makanan.

Belum lagi dengan bentuknya yang unik dan pipih, sehingga kerap menjadi pilihan kolektor hewan hias.

Menurut data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Provinsi Riau (2005), keberadaan populasi ikan belida di daerah aliran Sungai Kampar sudah sangat berkurang. KKP Riau menyebut aktivitas penangkapan ikan yang berlebihan merupakan biang kerok berkurangnya ikan ini.

Ditambah lagi, adanya tekanan ekologis pada habitat ikan membuat populasinya makin menipis setiap tahunnya. Sehingga, penting untuk melestarikan ikan belida sebelum habitatnya benar-benar punah.

Selain budidaya, salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah untuk melestarikan hewan tersebut adalah membuat peraturan pelarangan eksploitasi belida melalui SK Mentan No. 716/kpts/Um/10/80.

Di dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa semua famili Notopteridae –termasuk Belida Borneo, Sumatera, Lopis dan Belida Jawa– dilindungi dan tidak boleh dijualbelikan tanpa izin otoritas terkait.

Kendati demikian, bukan berarti kita tidak bisa turut andil dalam pelestarian ikan ini, ya. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian belida, seperti:

3 Cara Menjaga Kelestarian Ikan Belida

1. Menjaga Kebersihan Sungai

Masifnya pencemaran lingkungan dari aktivitas industri, peternakan, perkebunan, pertanian hingga pertambahan membuat ekosistem sungai mengalami degradasi kualitas setiap harinya.

Oleh sebab itu, demi menjaga keberlangsungan hidup dan kelestarian ikan belida, sudah sepatutnya kita menjaga kebersihan sungai tempat hewan tersebut berkembang biak.

2. Melakukan Langkah Pemijahan

Tidak cuma pemerintah, langkah pemijahan ikan belida juga bisa dilakukan oleh masyarakat luas. Meski begitu, pastikan Anda mengantungi izin budidaya ikan tersebut sebelum melakukannya, ya.

Sebagai hewan yang dilindungi, ada konsekuensi hukum yang akan kita terima jika kita melakukan jual-beli, pengembangbiakan serta pemijahan belida secara ilegal.

Bila tertarik, pemijahan lopis sendiri biasanya dilakukan saat musim penghujan, antara bulan Agustus sampai dengan Maret. Sekali bertelur, ikan ini mampu menghasilkan telur sebanyak 288 butir.

3. Hentikan Eksploitasi Belida secara Berlebih

Terakhir, langkah termudah yang bisa kita terapkan untuk menjaga kelestarian ikan belida adalah berhenti mengeksploitasi hewan ini secara berlebihan, baik menangkap atau memperjualbelikan.

Ikon Kota Palembang ini memang bernilai tinggi, tapi memanfaatkan fauna tersebut demi keuntungan materi semata bukanlah hal yang bijak untuk keseimbangan alam dan makhluk di dalamnya.

Taksonomi Ikan Belida

ikan belida

Sumber:

Balitbang KKP

Dinas Perikanan Kutai Barat

Riset IPB

Situs KKP

Penulis: Yuhan Al Khairi, Sarah R. Megumi

Top