Jamur Stinkhorn, Penampilannya Tak Senonoh dan Berbau Tak Sedap

Reading time: 2 menit
Penampilannya yang sedikit tidak senonoh, membuat beberapa orang jengah melihatnya. Foto: Inaturalist

Jamur stinkhorn (Phallus impudicus) memiliki bau menyengat dan penampilannya yang sedikit tidak senonoh, membuat beberapa orang jengah melihatnya.

Berasal dari famili Phallaceae dan berkerabat dengan jamur tudung pengantin (Phallus indusiatus), Devil’s Dipstick (Mutinus elegans), Anemone stinkhorn (Aseroe rubra), dan lainnya.

Jamur unik ini memanfaatkan serangga yang hinggap untuk membantunya menyebarkan spora. Jamur ini memiliki “gleba” berwarna hijau zaitun yang berbau tidak sedap pada ujung tudungnya. Namun serangga sangat menyukainya. Mereka turut membantu menyebarkan spora melalui kakinya.

Jamur Phallus impudicus var. impudicus pertama kali dideskripsikan oleh Carl Linnaeus pada tahun 1753. Memiliki beberapa nama sinonim, di antaranya Phallus foetidus Sowerby, Ithyphallus impudicus (L.) Fr., Dictyophora duplicata sensu auct. Brit, dan yang lainnya.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Jamur stinkhorn dapat tumbuh tinggi hingga 25 cm dan menyerupai lingga yang keluar dari telur di atas tanah. Di ujung tubuh buahnya, terdapat gel lengket mengandung spora yang disebut gleba, dan dapat menarik lalat atau serangga lainnya. Jamur ini mengeluarkan aroma seperti daging busuk.

Saat masih fase seperti “telur”, biasanya akan terkubur setengah bagian di tanah. Saat fase ini, jamur stinkhorn dapat dimakan karena belum berbau. Untuk dapat menemukan stinkhorn yang masih dalam keadaan baik, kita harus berjalan ke hutan saat fajar. Hal ini untuk mendapatkan momen sebelum gleba habis dimakan serangga.

Sementara itu, batang jamur stinkhorn berdiameter 2 hingga 4 cm dan bagian tudungnya berdiameter 2,5 hingga 5 cm. Batangnya berwarna putih, bertekstur dan tampilan seperti polistiren yang mengembang. Sementara sporanya berwarna kuning, berbentuk ellipsodial hingga lonjong, berukuran 3,5 x 1,5-2,5µm.

Habitat dan Distribusi Jamur stinkhorn

Jamur stinkhorn dapat kita temukan di semua jenis hutan, tapi umumnya mereka tumbuh di hutan konifera. Jamur saprobik ini muncul di dekat tunggul pohon yang sudah mati ataupun kayu yang sudah membusuk. Di samping itu, jamur ini umum ditemukan pada sebagian besar daratan Eropa, mulai dari Skandinavia hingga ke bagian paling selatan Semenanjung Iberia dan pesisir Mediterania. Spesies ini juga muncul di bagian barat Amerika Utara.

Kandungan dan Manfaat

Meskipun berpenampilan tak sopan dan berbau tak sedap, jamur ini sebenarnya dapat kita makan. Orang-orang umumnya mengonsumsi jamur ini saat masih fase “telur” di mana bau tak sedap itu belum muncul. Ada juga yang menyebut jamur ini terasa seperti lobak saat mereka makan.

Melansir berbagai sumber, di Prancis dan Jerman, stinkhorn muda mereka jadikan asinan dan memakannya dengan sosis. Bahkan bubuk jamurnya dijadikan afrodisiak bagi hewan ternak.

Taksonomi Jamur stinkhorn

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top