Kasturi Ternate, Burung Endemis di Maluku Utara

Reading time: 2 menit
Kastuari Ternate
Kasturi ternate atau Lorius garrulus tergolong jenis endemis di Maluku Utara. Foto: shutterstock.com

Burung paruh bengkok adalah salah satu jenis peliharaan paling populer di dunia. Dari 356 spesies burung berparuh bengkok, sebanyak 123 jenis telah mendekati terancam punah. Ironisnya, 16 jenis telah berstatus terancam punah (Birdlife International, 2014). Jenis burung paruh bengkok yang dipelihara di kota-kota besar di Indonesia umumnya berasal dari wilayah timur, seperti Maluku dan Papua (Amama, 2006).

Burung paruh bengkok merupakan kelompok jenis burung yang merujuk pada ordo Psittaciformes. Di Indonesia, ragam jenisnya seperti nuri, kakatua, perkici, dan sebagainya. Burung ini juga telah banyak dikenal dan dipelihara oleh pecinta burung di dunia.

Baca juga: Paus Sperma, Paus Bergigi Terbesar di Dunia

Kasturi ternate atau Lorius garrulus tergolong jenis endemis di Maluku Utara. Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai Chattering Lory. Ia memiliki tiga sub jenis, yaitu morotaianus (Morotai, Rau), garrulous (Halmahera, Widi, Ternate), dan flavopalliatus (Kasiruta, Bacan, Obi, Obilatu).

Burung berparuh oranye ini berukuran sedang atau 30 sentimeter dengan warna merah dominan pada bulunya. Mereka memiliki warna kuning di punggung. Sedangkan, sayap, paha, dan ujung ekornya berwarna hijau terang (Coates & Bishop, 1997).

Kastuari Ternate

Burung dengan paruh bengkok ini mempunyai patuk yang kuat untuk membuka biji-bijian keras. Foto: shutterstock.com

Burung ini mendiami hutan primer, hutan sekunder yang tinggi berdataran rendah maupun pegunungan, hutan tebang pilih, pinggir hutan, dan kadang mengunjungi perkebunan kelapa (Coates & Bishop, 1997). Umumnya, mereka juga hidup di permukaan laut sampai ketinggian 1.100 meter.

Lazimnya, burung dengan paruh bengkok ini mempunyai patuk yang kuat. Mereka dapat membuka biji-bijian keras dan kadang digunakan menetak kayu untuk mengambil larva serangga atau untuk menggali lubang sarang. Umumnya makanan burung paruh bengkok adalah biji-bijian, buah, nektar, dan tepung sari.

Baca juga: Semut Gila Kuning, Koloni Pemangsa yang Invasif

Wilayah Maluku Utara memiliki sembilan jenis burung paruh bengkok. Empat di antaranya sering ditangkap dan diperdagangkan. Dalam jalur perdagangan, Maluku Utara merupakan daerah hulu atau produsen burung paruh bengkok (Lambert,  1993). Masyarakat di sana juga memiliki kebiasaan memelihara burung (Bashari & Nurdin, 2009).

Jenis Lorius garrulus ini pun memiliki suara tinggi dan panggilan yang sangat luas. Sebagian besar burung paruh bengkok merupakan penerbang yang sangat kuat bahkan dapat terbang antarpulau. Sayangnya, berbagai sumber menyebut, populasi burung kasturi ternate semakin lama semakin berkurang. Ancaman utamanya berasal dari perburuan liar untuk diperdagangkan. Faktor penyebab lain yakni penebangan liar dan pembukaan hutan untuk keperluan industri.

Taksonomi Kastuari Ternate

Penulis: Sarah R. Megumi

Top