Kucing Pasir, Hewan Bertelinga Lebar Ahli Memburu

Reading time: 3 menit
Kucing ini mampu hidup berbulan-bulan tanpa air. Foto: Freepik

Tergolong dalam famili Felidae, kucing pasir atau Felis margarita hanya ada di kawasan padang pasir. IUCN menyatakan kucing kecil ini berstatus near threatened atau hampir terancam sejak tahun 2002 karena populasinya menurun. Kemudian pada tahun 2016 statusnya berubah menjadi least concern atau risiko rendah.

Victor Loche merupakan orang Eropa pertama yang menggambarkan kucing pasir pada tahun 1858. Ia menamai spesies Felis margarita dari nama Jean Auguste Margueritte, pemimpin ekspedisi yang menemukan hewan ini.

Morfologi dan Ciri-Ciri Umum

Kucing pasir mempunyai tubuh yang relatif kecil gempal dengan kaki pendek, ekor panjang dan besar serta bertelinga lebar. Kucing ini memiliki ukuran panjang sekitar antara 39-57 sentimeter, dan 23-31 sentimeter bagian ekor serta berat mencapai 3,4 kilogram.

Berbeda dengan kepala kucing biasanya yang lebih kecil, kepala kucing pasir lebih luas. Menariknya bagian telinga lebih lebar bahkan menunjuk ke bawah. Ini membantunya dalam berburu. Pendengaran mereka luar biasa hingga dapat menangkap getaran di pasir. Adaptasi serupa juga terdapat pada rubah fennec.

Warna pucat kuning-pasir dengan warna putih di bagian dagu ke bawah mendominasi warna bulu kucing pasir. Spesies ini juga memiliki warna hitam berbentuk gelang pada bagian kaki dan ekor, dan garis-garis kemerahan di pipi. Matanya kuning besar dan kehijauan, sedangkan hidung berwarna hitam.

Hal unik lain yang bahkan tidak kucing Asia miliki yakni kucing pasir memiliki bulu panjang yang tumbuh di antara jari kakinya. Ini membantu melindungi mereka saat bergerak di atas pasir panas.

Pada bagian cakar kaki belakang lebih kecil dan tumpul. Kombinasi antara bulu yang panjang dan cakar yang tumpul ini dapat menyembunyikan jejak.

Habitat dan Distribusi Persebaran

Kucing pasir menyukai wilayah berpasir, dan gurun berbatu. Persebarannya luas meliputi padang pasir Afrika Utara dan barat daya dan Asia Tengah.

Selain itu, spesies ini hidup di daerah kering yang terlalu panas dan kering bahkan untuk kucing liar Afrika, seperti Gurun Sahara, gurun di Arab hingga padang pasir di Iran dan Pakistan.

Mereka lebih memilih daerah datar atau bergelombang dengan vegetasi jarang, menghindari bukit pasir telanjang dengan makanan yang relatif sedikit.

Mereka dapat bertahan hidup pada suhu berkisar antara -5 °C (23 °F) sampai 52 °C (126 °F), menarik diri ke lubang selama kondisi ekstrem. Meskipun mereka minum ketika air tersedia, mereka dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan tanpa air.

Perilaku dan Kebiasaan Kucing Pasir

Kucing ini hidup soliter di luar musim kawin. Mereka menghuni liang, biasanya menggunakan baik bekas liang rubah atau landak atau memperbesar galian gerbil atau binatang pengerat lainnya.

Komunikasinya cukup unik, yakni menggunakan aroma dan tanda cakar pada objek dalam jangkauan mereka, dengan penyemprotan urin. Mereka membuat vokalisasi mirip dengan kucing domestik, tetapi juga bersuara keras hingga bernada tinggi, terutama saat mencari jodoh.

Setelah senja, kucing ini keluar untuk berburu tikus, kadal, burung, dan serangga. Mereka tercatat bergerak dengan jarak jauh dari 5–10 kilometer dalam satu malam. Telemetri radio studi di Israel menunjukkan jangkauan penyebaran rumah mereka yang besar, dengan satu laki-laki menggunakan area seluas 16 kilometer persegi.

Rata-rata tiga anak kucing lahir setelah 59-66 hari, biasanya sekitar April atau Mei. Meski demikian, di beberapa daerah, kucing ini dapat melahirkan dua anak per tahun. Anak-anak kucing beratnya 39-80 gram.

Degradasi habitat adalah ancaman utama bagi kucing ini. Ekosistem bisa terdegradasi dengan cepat  oleh permukiman manusia dan aktivitas, penggembalaan ternak khususnya. Sementara kucing pasir kecil sangat bergantung dengan wilayah bervegetasi memadai.

Taksonomi Kucing Pasir (Felis margarita)

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top