Lele Sangkuriang, Primadona Ikan Air Tawar Indonesia

Reading time: 2 menit
Lele Sangkuriang
Foto: shutterstock

Ikan lele banyak diolah menjadi berbagai hidangan masakan nusantara. Salah satunya pecel lele yang identik dengan salah satu ikon kuliner Kota Lamongan, Jawa Timur. Selain kaya akan gizi, ikan lele juga  memiliki rasa yang enak dan gurih untuk dikonsumsi.

Dalam penamaan ilmiahnya, Clarias sp. atau ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sering dibudidayakan di Indonesia. Clarias sp. sendiri berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata chlaros atau berarti kuat dan lincah. Dalam bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, mudfish, dan walking catfish.

Baca juga: Remis, Bio Indikator Perairan yang Berprotein Tinggi

Lele merupakan ikan yang cukup populer di masyarakat Indonesia. Dagingnya merupakan sumber protein yang baik karena mengandung fosfor, kalium, lemak, omega 3, omega 6, dan vitamin B12 serta merkuri yang rendah (Rukmana dkk., 2017).

Terdapat beberapa spesies ikan lele di Indonesia, yaitu Clarias batrachus, Clarias leiacanthus, Clarias maladerma, Clarias nieuhofii, Clarias teijsmanni, dan Clarias gariepinus var. sangkuriang. Jenis terakhir adalah yang paling banyak dan merupakan spesies kerabat lele dumbo. Lele sangkuriang resmi dilepas sebagai varietas lele unggul berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KP. 26/MEN/2004 tertanggal 21 Juli 2004.

Lele Sangkuriang

Foto: shutterstock

Dilihat dari penampakan fisiknya, lele sangkuriang memiliki ciri morfologi yang identik dengan lele dumbo sehingga sulit dibedakan. Umumnya, bentuk tubuhnya licin dan tidak bersisik, tetapi berlendir. Mulutnya lebar dilengkapi tujuh helai kumis sebanyak 4 pasang. Fungsinya sebagai alat peraba saat mencari makan.

Lele sangkuriang dilengkapi sirip tunggal dan sirip berpasangan untuk memudahkannya berenang. Sirip tunggal yang dimiliki adalah sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. Sedangkan sirip berpasangan terdiri dari sirip perut dan sirip dada.

Bagian sirip dada yang runcing dan keras atau disebut patil berguna sebagai senjata maupun alat bantu untuk bergerak. Ikan lele memiliki organ pernapasan tambahan yang disebut arborescent. Fungsinya memungkinkan untuk mengambil oksigen langsung dari udara agar lele mampu bertahan hidup dengan kadar oksigen terlarut yang rendah.

Baca juga: Cecak Terbang, Kerabat Tokek yang Pandai Berkamuflase

Ikan lele merupakan hewan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi fluktuatif lingkungan. Mereka biasanya dapat ditemukan di rawa-rawa, sungai, danau, bendungan, waduk, hingga di perairan payau. Sifat biologi lele sangkuriang sama dengan lele dumbo biasa, yang merupakan golongan pemakan segala (omnivora).

Lele sangkuriang memakan cacing, plankton, serangga kecil, keong dan lainnya. Namun, saat dibudidayakan mereka perlu diberikan pakan tambahan yang banyak mengandung protein hewani. Jika makanan yang diberikan banyak mengandung protein nabati, pertumbuhannya melambat. Lele dapat bersifat kanibal dan akan memangsa jenisnya sendiri jika kekurangan pakan (Mahyuddin dan Kholish, 2011).

Taksonomi Lele Sangkuriang

Penulis: Sarah R. Megumi

Top