Sugar Glider, Satwa Eksotik Berkantung yang Bisa Melayang

Reading time: 3 menit
sugar glider
Sugar Glider. Foto : Shutterstock

Wupih Sirsik atau dikenal sebagai Sugar Glider adalah sejenis hewan marsupial yang aktif di malam hari. Ia tergolong sebagai fauna omnivora penghuni dataran Australia sampai Papua. Berkat tampilannya yang lucu, banyak orang menjadikannya sebagai satwa peliharaan.

Selain berkantung, salah satu ciri Petaurus breviceps (nama ilmiah wupih sirsik) ialah kemampuannya dalam meluncur. Hewan ini mirip seperti bajing terbang walau secara genetis tidak saling berkaitan.

Usut punya usut, nama P. breviceps sendiri pakar ketahui berasal dari bahasa Latin yang berarti “penari-tali berkepala pendek.” Hal ini mengacu pada aksi akrobatiknya saat meluncur di udara.

Meski populer sebagai hewan peliharaan, komersialisasi sugar glider di Australia dan Amerika justru terlarang. Ia dianggap sebagai satwa eksotik yang berpotensi menularkan penyakit bagi manusia.

Deskripsi Fisik atau Morfologi Wupih Sirsik

Melansir jurnal keluaran Universitas Muhammadiyah Malang, dapat diketahui bahwa spesies wupih sirsik bisa kita bedakan melalui pola warna, ukuran tubuh hingga morfologinya.

Hewan ini memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan panjang kepala dan badan berkisar 120 – 350 mm. Panjang ekornya mencapai 150 – 480 mm, sedang kaki belakang mereka ahli ketahui 60 mm.

Rerata bobot badan sugar glider berkisar 50 – 150 g. Hewan ini memiliki rambut atau bulu yang lembut dengan corak warna cokelat abu-abu atau cokelat kemerahan.

Pada bagian depan kepalanya, terdapat garis hitam memanjang dari atas hidung sampai ke tengah dan sekeliling mata. Garis ini juga sering ditemukan di bagian belakang telinga, ujung kaki dan ekor.

Mata sugar glider berwarna hitam, berbentuk bulat, dan bersinar apabila terkena cahaya. Sebagai hewan nokturnal, bagian mata tersebut cukup efektif saat malam hari atau kondisi minim cahaya.

Uniknya, indera pendengaran satwa yang satu ini juga cukup peka. Menurut berbagai sumber, indera pendengaran mereka bahkan tak kalah tajam dari hewan kelelawar.

Habitat, Persebaran dan Jenis Sugar Glider

Secara umum, hewan penyuka nektar manis ini dibedakan ke dalam tujuh subspesies yakni P. breviceps breviceps, P. breviceps longicaudatus, P. breviceps ariel, hingga P. breviceps flavidus.

Ada pula jenis sugar glider yang memiliki nama ilmiah P. breviceps tafa dan P. breviceps biacensis. Sedang P. breviceps papuanus merupakan subspesies endemik Papua yang terkenal di Indonesia.

Dilihat dari peta persebarannya, distribusi wupih sirsik sejatinya cukup luas meliputi bagian utara dan timur Australia, Tasmania, New Guinea (Papua dan Papua Nugini), hingga Kepulauan Bismarck.

Hewan yang satu ini juga ditemukan di sekitar Kepulauan Halmahera dan Maluku Utara. Di habitat aslinya, mereka bermukim di wilayah berketinggian sampai 3.000 m di atas permukaan laut (mdpl).

Membuat sarang di pohon eucalyptus dan kelapa, P. breviceps umumnya ahli jumpai berkomunal. Kelompoknya terdiri 6 – 10 individu, dengan jumlah betina yang lebih banyak daripada pejantan.

Kiat-Kiat dan Cara Merawat Sugar Glider

Di Tanah Air, memelihara spesies P. breviceps sebenarnya boleh-boleh saja. Namun agar tidak menyakiti dan menyiksa fauna tersebut, penting untuk mengetahui cara merawat sugar glider.

Ketika memelihara wupih sirsik, kita harus memperhatikan bentuk kandang serta makanan dari hewan tersebut. Agar tidak salah dalam melakukannya, simak penjabaran Greeners berikut ini.

1. Kandang Sugar Glider

Mengingat kemampuan mereka dalam melebarkan kaki dan melayang di udara, seorang adopter atau pemelihara wupih sirsik wajib menyediakan kadang yang besar dan cukup luas.

Menurut pakar, ukuran kandang minimum untuk hewan tersebut adalah setinggi 0,9 m, memiliki lebar hingga 0,6 m, serta ukuran bar spasi tidak lebih dari 1,3 cm.

2. Makanan Sugar Glider

Pada dasarnya sugar glider mengonsumsi semua jenis panganan. Namun kombinasikan makanan tersebut dengan persentase 20 – 30% buah, 40% sayuran, 25 – 50% protein, dan 15% sereal bayi.

Hindari buah-buahan yang berasal dari jeruk, alpukat serta jenis bawang-bawangan, ya. Buah-buahan kaleng juga tidak direkomendasikan karena dapat menganggu kesehatan mereka.

3. Cara Menjinakkan Sugar Glider

Cara merawat sugar glider yang terakhir adalah langkah penjinakkan. Secara garis besar, langkah penjinakkan ini dilakukan agar hewan tersebut dapat mengenali bau tubuh adaptor.

Biarkan dulu 1 – 2 hari agar ia beradaptasi dengan lingkungan barunya. Letakkan ia di sekitar tempat kita beraktivitas, sambil sesekali menawarkan makanan seperti jangkrik atau ulat.

Sebab wupih sirsik senang bersembunyi, menyediakan kantung berupa kaus kaki di sekitar kandang juga bisa kita lakukan sebagai langkah penjinakkan mereka.

Taksonomi Petaurus Breviceps

Penulis : Yuhan Al Khairi 

Top