Sukun, Ragam Khasiat dalam Satu Pohon

Reading time: 6 menit

Selain mengonsumsi buahnya, kita dapat menggunakan sukun untuk pengobatan alternatif berbagai gangguan kesehatan. Di Trinidad dan Bahamas air rebusan daun sukun digunakan sebagai penurun tekanan darah tinggi dan pereda gejala asma, sedangkan jus daun sukun dipakai sebagai obat tetes untuk mengobati penyakit dalam telinga. Daun sukun juga dapat digunakan untuk menyembuhkan sariawan, luka, pembengkakan limpa dan tumor, serta mencegah keracunan makanan. Buah sukun yang dihancurkan sampai halus dapat dikompreskan ke bisul untuk mempercepat matangnya bisul, sedangkan bunganya yang dibakar bisa digosokkan ke gigi atau gusi yang sakit. Untuk mengatasi diare, getah sukun dicampur dengan air lalu diminum. Getah pohon sukun juga dipakai masyarakat asli untuk mengobati penyakit kulit.

Di Indonesia, penggunaan sukun sebagai salah satu jenis pengobatan herbal sudah cukup lama dilakukan. Berdasarkan riset yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan peneliti asal China, terungkap bahwa daun sukun sangat berguna dalam proses penyembuhan penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab kematian nomor satu di negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. Sepertiga dari populasi dunia berisiko mengalami major cardiac events atau kejadian gangguan jantung.

Daun sukun dipercaya mampu menjaga kesehatan pembuluh darah maupun jantung. Beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya diyakini terkandung dalam daun sukun. Daun sukun berfungsi meredam laju kolesterol jahat (LDL) dalam darah serta dapat pula digunakan untuk mengobati asam urat. Air rebusan daun sukun yang rutin diminum mampu menyembuhkan disfungsi ginjal yang disebabkan endapan batu ginjal, pembesaran prostat, kencing manis, darah tinggi, atau penyakit imunologi. Agar khasiatnya maksimal, daun sukun harus dipilih yang bewarna hijau mencolok, sebab kandungan klorofil atau zat hijau daun sukun itulah yang memberi manfaat bagi kesehatan.
Selain fungsi pengobatan yang telah dijabarkan di atas, tanaman sukun masih memiliki manfaat lain. Kulit batang sukun juga digunakan sebagai pakaian tradisional oleh penduduk di kawasan Polynesia, sedangkan getahnya yang putih sering dipakai sebagai lem untuk pembuatan perahu, pemikat burung, dan sebagai bahan baku permen karet.

“daun sukun sangat berguna dalam proses penyembuhan penyakit kardiovaskular, penyebab kematian nomor satu di negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.“

Pembudidayaan sukun dapat dilakukan dengan beberapa cara. Yang umum dilakukan adalah stek akar, karena cukup mudah dan relatif murah. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh bibit dalam jumlah besar. Stek akar dilakukan dengan menanam irisan melintang bagian akar berdiameter 2,5 cm atau lebih, dengan panjang 20-25 cm, ke dalam media tanam di areal persemaian yang teduh sampai keluar tunas dan akar adventifnya. Proses tersebut berlangsung dalam beberapa bulan. Kemudian tiap-tiap tunas ditanam ke dalam pot dan dipelihara di bawah naungan yang sesuai. Pemberian naungan tetap dilakukan ketika semaian ditanam di lahan hingga kondisi mantapnya tercapai.

Sukun bisa juga diperbanyak dengan tunas akar. Secara alami pohon sukun berkembang biak dengan tunas akar. Untuk merangsang pertumbuhan tunas akar, coba toreh akar yang menjalar di permukaan tanah menggunakan parang. Setelah tunas tumbuh sekitar 30 cm, pindahkan ke dalam polybag/pot. Bibit hasil sapihan ini dipelihara di areal persemaian sampai siap tanam. Kekurangan teknik ini adalah pengerjaannya terlalu melelahkan dan berisiko tinggi mengalami kematian tunas jika tidak dipelihara dengan baik.

Sukun yang berbiji (timbul) dapat dibudidayakan menggunakan biji. Biji-biji segar yang langsung ditanam memiliki viabilitas sebesar 90-95%. Viabilitasnya akan turun atau hilang setelah beberapa minggu.

Pohon sukun sudah mulai berbuah pada umur 3 tahun, namun di lingkungan yang sesuai sukun sudah belajar berbuah pada umur 2 tahun setelah bibit ditanam. Sukun cocok ditanam di tanah yang memiliki derajat keasaman sekitar 6-7. Keunggulan tanaman ini adalah relatif toleran terhadap pH rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah.

Pohon sukun umumnya jarang ditanam secara monokultur. Biasanya, pohon sukun dijadikan sebagai pohon penahan tiupan angin dan peneduh perkebunan kopi. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa menanam pohon sukun sendiri. Melihat begitu banyak kegunaan tanaman satu ini, masih ragukah Anda untuk memiliki pohon sukun di pekarangan atau kebun belakang rumah? (end)

Top