Pohon Damar, Penghasil Getah yang Kaya Manfaat

Reading time: 3 menit
Getah pohon ini bisa untuk komestik, cat, tinta, dupa dan korek api. Foto: i.pinimg.com

Meski tergolong sebagai tumbuhan berkayu keras, pohon damar tidak dimanfaatkan sebagai kayu olahan. Tanaman ini dibudidayakan untuk diambil getahnya, kemudian diolah menjadi kopal. Di Indonesia, flora ini cukup mudah kita jumpai karena tersebar ke berbagai daerah.

Damar merupakan sejenis tumbuhan runjung yang berasal dari famili Araucariacea. Spesiesnya tergabung ke dalam genus Agathis, sehingga mempunyai nama ilmiah Agathis dammara.

Di Selandia Baru, masyarakat suku Maori menyebut pohon ini sebagai kauri. Mereka berkerabat dengan spesies damar putih, yang tergolong sebagai tanaman endemis Indonesia dan Papua Nugini.

Spesies Agathis sendiri dapat ditandai dari batangnya yang besar, tetapi memiliki percabangan sedikit. Pohon muda berbentuk kerucut, tetapi tajuknya berubah jadi membulat atau tidak beraturan saat dewasa.

Morfologi dan Ciri-Ciri Pohon Damar

Pohon damar dapat berkembang biak hingga setinggi 65 meter. Bagian batang bulat silindris, dengan diameter berkisar 1,5 meter. Kulit luarnya berwarna keabu-abuan dengan corak sedikit kemerahan.

Ketika dewasa, kulit pohon ini terlihat mengelupas dalam keping-keping kecil. Daunnya berbentuk jorong dengan ukuran berkisar 6–8 x 2–3 cm, pertumbuhannya meruncing ke arah ujung yang membundar.

Uniknya, semua spesies Agathis mempunyai daun muda yang lebih besar dibandingkan daun tuanya. Letak daun tua biasanya berhadapan, bentuknya jorong hingga serupa garis, sangat kasar dan cukup tebal.

Meskipun selalu tampak berdaun (tidak gugur), daun muda sering kali berwarna merah tembaga. Hal itu sangat kontras dengan dedaunan di musim sebelumnya, yang mana berwarna hijau atau hijau-berserbuk.

Runjung serbuk sarinya memiliki ukuran 4–6 x 1,2–1,4 cm, sementara runjung bijinya berkisar 9–10,5 × 7,5–9,5 cm. Jika diperhatikan, runjung biji memiliki bentuk bulat telur dengan warna kecokelatan.

Habitat dan Budi Daya Pohon Damar

Secara alami, pohon damar tumbuh di lingkungan hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Karena itu, di daerah Jawa pohon ini jamak dibiakkan di hutan pegunungan.

Karena tergolong sebagai tanaman asli Indonesia, populasi A. dammara bisa kita temukan dengan mudah. Pohon ini umumnya menyebar mulai dari Maluku, Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, sampai ke Pulau Papua.

Sebutan atau nama lokal dari spesies ini pun beragam, seperti damar raja, kisi (Buru), salo (Ternate), dayungon (Samar), dama, damaa, damah, damahu, rama, marama puti (Sulawesi Utara), hingga ki damar (Sunda).

Praktek budi daya damar sangat dipengaruhi oleh lokasi penanaman. Biasanya flora ini tumbuh secara sempurna di tanah yang subur, serta memerlukan sedikit naungan ketika usianya masih muda.

Untuk memenuhi kebutuhan airnya, pilih lokasi yang mempunyai curah hujan tinggi. Walau dapat tumbuh sampai ketinggian 1.200 meter dpl, sebaiknya tanam pohon tersebut pada ketinggian 400 meter dpl saja.

Kegunaan dan Manfaat Pohon Damar

Resin dari pohon damar atau yang disebut kopal, dapat berguna untuk berbagai keperluan. Resin tersebut dihasilkan dari kulit atau pepagan yang terluka, baik secara sengaja maupun tidak.

Getah yang keluar dari pohon damar akan membeku bila berinteraksi dengan udara. Selanjutnya, getah yang mengeras itu dapat dipanen atau dikumpulkan sebagai kopal sadapan.

Resin atau getah pohon ini banyak digunakan untuk produksi kosmetik, tekstil, cat, tinta, kaca, korek api, dupa, dan sebagainya. Kayunya tidak cocok sebagai material bangunan, sebab dinilai ringkih dan tidak awet.

Di Bogor dan Sulawesi Utara, jenis kayu ini hanya dimanfaatkan sebagai papan pada bagian bawah atap. Sedangkan di Kota Bandung, spesies A. dammara ditanam sebagai peneduh di sepanjang Jalan Ir H Djuanda.

Kerapatan kayu damar sekitar antara 380–660 kg per meter kubik. Kayu ini diperdagangkan di Indonesia dengan nama kayu agatis. Nilai jualnya terbilang cukup murah bila dibandingkan dengan jenis kayu lainnya.

Taksonomi Agathis Dammara

Penulis : Yuhan al Khairi

Top