Teripang, Timun Laut yang Populasinya Menurun Drastis

Reading time: 2 menit
timun laut
Holothuria leucospilota. Foto: wikemedia commons

Bentuk satwa ini layaknya timun dan memiliki warna yang gelap. Jenis yang paling banyak ditemui umumnya berwarna hitam pekat. Ia hidup disela-sela padang lamun dan terumbu karang. Satwa ini juga hidup berdampingan dengan biota-biota lain seperti ikan-ikan kecil, bintang laut dan kepiting. Hewan apakah itu?

Namanya teripang atau timun laut (sea cucumber). Teripang merupakan salah satu hewan dari filum Echinodermata kelas Holothuroidea. Satwa ini hidup tersebar di beberapa perairan laut, termasuk di Indonesia. Habitatnya berupa ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang, mulai dari zona intertidal sampai kedalaman 20 meter.

Teripang memerlukan lingkungan yang tidak tercemar agar dapat hidup dengan baik. Beberapa parameter lingkungan yang mempengaruhi keberadaan satwa laut ini adalah suhu, pH, kekeruhan air, oksigen terlarut, arus laut, penetrasi cahaya, salinitas air, substrat, nitrat, nitrit, ortofosfat, kebutuhan oksigen biologis, dan zat padat tersuspens.

Secara morfologi teripang memiliki tubuh yang lembut dan dapat memanjang, silindris, mulutnya mempunyai tentakel sekitar 20 buah. Sering nampak muncul dari bawah bebatuan, dimana bagian belakang dari tubuhnya melekat di bawah bebatuan sedangkan bagian depan menjulur berikut tentakelnya untuk menyapu makanan yang terdapat pada permukaan sedimen. Kadang juga tubuhnya sering ditutupi dengan pasir.

Bila terjebak dalam air surut, tubuh teripang akan memendek menjadi lembut dan mengikuti arah genangan air. Hewan ini aktif mengkais-kais makanan pada siang hari, seperti pada jenis Holothuria leucospilota dan ada juga yang aktif mencari makan pada malam hari seperti jenis Holothuria hilla.

timun laut

Holothuria hilla. Foto: wikemedia commons

Teripang memiliki peranan secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, teripang berperan penting dalam rantai makanan sebagai penyumbang pakan sekaligus penyubur substrat. Berkurangnya populasi hewan ini berdampak bagi kelangsungan hidup berbagai jenis biota lain yang merupakan bagian dari lingkar pangan. Teripang dalam lingkar pangan ini berperan sebagai penyumbang pakan berupa telur, larva dan juwana teripang, juga bagi organisma laut lain seperti berbagai krustasea, moluska maupun ikan.

Secara ekonomis teripang berperan sebagai bahan makanan yang memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Dalam kondisi kering, teripang mengandung protein sebanyak 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9%, kadar abu 8,6%, dan karbohidrat 4,8%. Keunggulannya tersebut membuat hewan ini mempunyai nilai jual yang tinggi baik dalam skala lokal maupun internasional.

Khasiat yang terkandung dalam tubuh teripang bermanfaat sebagai bahan obat-obatan dan penyembuhan. Disamping itu, teripang juga biasanya diolah menjadi makanan. Seperti yang dilansir pada laman alodokter.com, masyarakat Tiongkok dan Jepang sering mengonsumsi olahan teripang yang dikenal dengan nama ‘bêche-de-mer’.

Manfaat teripang bagi kesehatan ternyata didukung oleh beberapa penelitian medis. Menurut laman alodokter.com, teripang efektif untuk menangani kelompok penyakit artritis dan kanker. Selama ini teripang digunakan untuk penanganan penyakit hipertensi, rematik, serta melembapkan usus. Di Asia dan Amerika tubuh teripang diolah dan dikemas secara modern menjadi tablet, gunanya adalah sebagai nutrisi untuk membantu menangani gangguan psikologis. Di Malaysia, esktrak kulit teripang digunakan untuk menangani asma, luka, dan hipertensi.

Melihat dari sisi keunggulannya, tidak dipungkiri bahwa keberadaan hewan bertubuh unik ini tidak luput dari penurunan habitat alaminya. Penurunannya diduga berasal dari alih fungsi lahan pesisir pantai dan penangkapan berlebih.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top