Bahan Mode yang Berdampak Ke Lingkungan

Reading time: 3 menit
Kapas
Kapas. Foto: freepik.com

Setiap hari kita selalu menggunakan pakaian dari berbagai jenis bahan. Tapi tahukah, bahwa dari beberapa bahan yang digunakan mungkin termasuk salah satu bahan yang berdampak buruk bagi lingkungan?

Melansir theindependent.co.uk, Alice Wilby, seorang konsultan mode berkelanjutan dan juru bicara Extinction Rebellion, sebuah kelompok kampanye di Inggris, mengatakan bahwa penyalahgunaan semacam ini menghasilkan pembuangan tekstil. Akibatnya secara perlahan dapat meracuni bumi karena serat mikro masuk ke dalam saluran air dan berkontribusi terhadap emisi metana.

Pada 2050 diperkirakan industri mode akan menggunakan 25 persen dari anggaran karbon dunia dan menjadikannya salah satu pabrik paling berpolusi setelah minyak. Untuk membantu meminimalkan dampak pakaian ke alam, berikut beberapa daftar bahan mode terbaik dan terburuk untuk lingkungan menurut sejumlah pakar industri yang dilansir dari The Independent.

Kain yang Berdampak Buruk untuk Lingkungan

1. Kapas

Sebagai serat alami yang mudah terurai, sekilas kapas memang terlihat seperti bahan yang ramah terhadap lingkungan. Namun, dibalik itu semua, menurut konsultan mode, ternyata dalam pertanian kapas menggunakan pestisida dan bahan kimia beracun tingkat tinggi yang dapat meresap ke dalam bumi dan persediaan air.

Sementara menurut Fashion for Good, produksi kapas konvensional menyumbang seperenam dari jumlah seluruh pestisida secara global. Hal ini memberikan dampak buruk bagi petani serta komunitas lokal lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 20.000 individu meninggal karena kaker dan menderita keguguran akibat bahan kimia yang disemprotkan kepada kapas konvensional.

Kain Wol

Bahan kain dari turunan kain seperti wol, kulit, dan bulu. Foto: freepik.com

2. Bahan Turunan Hewan (Wol, Kulit, dan Bulu)

Bahan yang paling umum di sektor ini adalah poliester yakni, sebanyak 55 persen, nilon 5 persen, dan akrilik 2 persen. Selain termasuk sintetis, bahan ini juga bergantung pada petrokimia untuk bahan bakunya. Artinya bahan industri mode bergantung pada ekstraksi bahan bakar fosil.

“Ini tidak berhenti pada tahap pembuatan. Setiap kali Anda mencuci pakaian poliester itu akan melepaskan mikro ke saluran air yang menyebabkan kerusakan besar pada kehidupan laut dan ekosistem vital,” ujar Amy Powney, seorang Direktur Kreatif merek mode.

Kain yang Berdampak Baik untuk Lingkungan:

kain daur ulang

Kain Daur Ulang. Foto: greenactioncentre.ca

1. Kain Daur Ulang

Industri mode harus berhenti mengambil bahan baru dan memanfaatkan kembali yang ada. Saat ini sudah ada gerakan poliester daur ulang. Kegiatan tersebut menggunakan energi hingga setengahnya untuk membuat dan menyimpan plastik dari tempat pembuangan sampah.

Namun, perlu dicatat bahwa poliester daur ulang masih menghasilkan serat mikro. Disarankan untuk menggunakan  produk yang mengurangi penumpahan serat dan menyaring beberapa serat yang benar-benar tembus.

Serat Selulosa

Serat Selulosa. Foto: freepik.com

2. Serat Selulosa Buatan Manusia

Serat berbasis selulosa mengacu pada serat yang diperoleh dari bahan nabati. Bahan ini dapat diekstraksi secara langsung dari tanaman seperti kapas atau diolah secara kimiawi untuk mengekstrak dan memproses selulosa. Jika diproduksi tanpa menggunakan atau mempertahankan zat apapun, serat berbasis selulosa dapat diurai secara aman.

Serat pohon

Serat Pohon. Foto: freepik.com

3. Serat Pohon

Serat pohon adalah serat yang bersumber dari tanaman dengan batang yang terdiri dari inti kayu kulit berserat, seperti rami, jelatang, dan rame. Fashion for Good menuturkan bahan ini sangat menarik karena tapaknya kecil dibandingkan dengan serat alami lain, konsumsi air rendah, dan tahan terhadap hama maupun penyakit.

Penulis: Krisda Tiofani

Top