Digital Fashion, Opsi untuk Pelaku Tagar OOTD

Reading time: 3 menit
digital fashion
Digital Fashion, Opsi untuk Pelaku Tagar OOTD. Foto: Regina Turbina.

Bagaimana jika Anda mengetahui ada pakaian baru yang harganya lebih murah daripada beberapa pakaian di pasaran pada umumnya? Tentu biasanya orang akan tergugah untuk mengetahui apa merek pakaiannya. Namun, sayang sekali konsumen pakaian ini hanya bisa mengenakannya secara daring, alias digital fashion.

Jurnalis Daniel Trabun menjadi salah satu orang pertama di Rusia yang memakai pakaian digital. Dia memamerkan pakaian barunya, yang harganya kurang dari US$70, dalam sebuah unggahannya di Instagram. Mahasiswa desain, Regina Turbina dari Universitas Negeri Ufa, adalah orang di balik karya pakaian yang Daniel unggah.

Proses Produksi Digital Fashion

Turbina menjelaskan dengan bantuan mode virtual, sebagai desainer dia dapat menampilkan karya dengan relatif cepat dan nyaman. Dia pun bisa mencoba berbagai bahan dan pola baru sambil mengeksplorasi interaksi manusia dengan virtual.

Turbina pun menjelaskan cara untuk mewujudkan model digital.

“Untuk membuat pakaian digital, pertama-tama Anda perlu melakukan pengukuran model. Jadi, model harus mengirimkan foto mereka dengan pakaian yang pas badan atau pakaian dalam,” kata Turbina dalam wawancara dengan BluePrint.

“Saya datang ke kantornya dan memotretnya dengan iPhone saya. Dia mengirim saya email tentang poin referensinya: dia tertarik pada kain, bahan, tekstur, dan lapisan yang tidak biasa; dia menginginkan pakaian bergaya street-wear. Saya menerapkan keinginannya ke dalam desain saya,” tambahnya. 

digital fashion

Jurnalis Daniel Trabun menjadi salah satu orang pertama di Rusia yang memakai pakaian digital. Foto: Daniel Trabun.

Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembuat Konten

Tidak seperti fast fashion, sampah hasil dari penciptaan pakaian ini hanyalah data.

“Stastistik menunjukkan, setiap sepuluh barang di dunia yang terbeli bertujuan untuk membuat konten di media sosial. Sementara ada banyak blogger yang membuat konten setiap waktunya, sehingga mereka harus memesan dan membeli barang atau menyewanya saja demi sebuah foto. Jika barang-barang tersebut hanya untuk kebutuhan foto, mengapa tidak mencoba barang digital? Saya pikir ini kesempatan yang bagus untuk membuat dunia fesyen lebih ramah lingkungan,” tutur Turbina.

Menggema Turbina, Daniel percaya bahwa pakaian digital akan menjadi cara baru promosi untuk blogger dan langkah menuju konsumsi cerdas.

“Saat ini, orang melihat pakaian terutama di Instagram. Jadi, tidak perlu membuang kain asli, bahan bakar untuk transportasi, atau tempat ritel hanya karena banyaknya orang yang menyukai foto dan berlangganan konten Anda,” tutur Daniel.

Untuk mencoba pakaian digital, Anda hanya perlu memilihnya, kemudian memasukkan foto Anda. Dalam waktu 48 jam saja, Anda akan mendapatkan kembali foto Anda dengan pakaian yang telah Anda beli.

Selain model yang tersedia, Anda juga bisa membuat permintaan secara spesifik mengenai apa yang Anda inginkan untuk pakaian Anda, juga ukurannya. Sehingga Anda bisa mendapatkan desain yang istimewa untuk fesyen digital Anda, misalnya dengan bahan pakaian seperti kayu atau cairan berwarna perak yang berkilau.

digital fashion

Untuk mencoba pakaian digital, Anda hanya perlu memilihnya, kemudian memasukkan foto Anda. Dalam waktu 48 jam saja, Anda akan mendapatkan kembali foto Anda dengan pakaian yang telah Anda beli. Foto: Regina Turbina.

Baca juga: Pable, Beri Kesempatan Kedua bagi Kehidupan Pakaian

Dari Media Sosial Hingga Manufaktur

Perusahaan Rusia MALIVAR, yang menciptakan influencer Instagram virtual, juga mengembangkan pakaian digital. Model virtual mereka sendiri lah yang memamerkan desain mereka.

“Kami menggunakan pakaian (digital) untuk karakter (virtual) kami sendiri dan untuk iklan. Misalnya, Anda dapat dengan cepat menyusun tampilan digital dan mendemonstrasikannya pada model virtual, lalu mengumpulkan pesanan untuk produksi pakaian asli. Cepat, bergaya, dan ramah lingkungan,” kata pendiri MALIVAR, Valery Sharipov.

Dia menunjukkan bahwa mencoba digital fashion pada orang sungguhan memakan waktu dan tenaga. Selain itu, belum ada model bisnis yang berkelanjutan dan terukur untuk pengembangan industri pakaian digital yang tepat.

Perusahaan lain di Belanda yang bernama The Fabricant, membuat terobosan dalam sejarah fesyen digital. Mereka berhasil menjual kreasi virtualnya dengan angka yang fantastis, seharga €8300 atau kurang lebih 140 juta rupiah.

The Fabricant menggunakan kembaran virtual para pelanggan dalam situs jual-beli mereka. Pelanggan pun dapat melihat tampilah pakaian yang ingin mereka beli sebelum membeli. Teknologi ini mereka namakan Virtual Trial On atau VTO. Fabricant mereken, ketika semua produsen memiliki teknologi yang sama, niscaya jumlah pengembalian barang akan semakin menurun. 

“Perusahaan seperti Zalando, 50% barang mereka dikembalikan oleh pembeli. Itu adalah angka yang besar; sangat berdampak pada lingkungan, dan juga berdampak dalam perspektif model bisnis.” Kerry Murphy, Founder The Fabricant, Rumah bagi Fesyen Digital.

Murphy percaya bahwa fesyen digital akan bertumbuh menjadi lebih besar daripada industri fesyen itu sendiri.

Penulis: Agnes Marpaung

Sumber:

Russia Beyond

Euro News

Top