Tim Peneliti Inggris Ubah Plastik Menjadi Bahan Bakar

Reading time: 2 menit
Pengembangan bahan bakar ramah lingkungan dari sampah plastik. Foto: lifegate.com

Para peneliti University of Cambridge membuat bahan bakar ramah lingkungan dari sampah plastik. Mereka telah mengembangkan reaktor bertenaga surya yang mengubah karbon dioksida (CO2) dan sampah plastik menjadi bahan bakar berkelanjutan.

Mereka menunjukkan cara menangkap karbon dioksida dari proses industri. Kemudian mengubahnya menjadi bahan bakar yang bersih dan berkelanjutan hanya dengan menggunakan energi dari matahari.

Dalam pengujiannya, CO2 mereka ubah menjadi syngas dan botol plastik menjadi asam glikolat. Namun, tidak seperti pengujian teknologi bahan bakar surya sebelumnya, tim memperoleh CO2 dari sumber dunia nyata seperti pembuangan industri atau udara itu sendiri.

Meski belum ada penyempurnaan teknologi untuk skala industri, para peneliti mampu menangkap dan memusatkan CO2 dan mengubahnya menjadi bahan bakar yang berkelanjutan. Hal Ini merupakan langkah penting menuju produksi bahan bakar bersih tanpa perlu ekstraksi minyak dan gas yang merusak lingkungan.

Bahan Bakar Bebas Karbon

Selama beberapa tahun, kelompok penelitian Profesor Erwin Reisner di Yusuf Hamied Department of Chemistry, telah mengembangkan bahan bakar bebas karbon yang terinspirasi oleh fotosintesis.

Fotosintesis merupakan proses di mana tanaman mengubah sinar matahari menjadi makanan menggunakan daun buatan. Daun buatan ini mengubah CO2 dan air menjadi bahan bakar hanya dengan menggunakan tenaga matahari.

Sejauh ini, eksperimen surya mereka telah menggunakan CO2 murni dan pekat silinder. Namun, teknologi tersebut harus mampu menangkap CO2 secara aktif dari proses industri, atau langsung dari udara agar teknologi dapat digunakan secara praktis.

Dalam jangka menengah, teknologi ini dapat membantu mengurangi emisi karbon. Inisiatif ini juga merupakan salah satu alternatif untuk menyelamatkan Bumi.

Simpan CO2 di Bawah Tanah

Para peneliti mengambil inspirasi dari penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Hal tersebut terjadi di mana CO2 ditangkap kemudian dipompa dan disimpan di bawah tanah.

“CCS adalah teknologi yang populer di kalangan industri bahan bakar fosil sebagai cara untuk mengurangi emisi karbon, sambil melanjutkan eksplorasi minyak dan gas,” kata Reisner.

Dalam mengembangkan ide ini, para peneliti menggunakan teknologi tenaga surya. Mereka bekerja dengan gas buang atau langsung dari udara. Kemudian CO2 dan plastik diubah menjadi bahan bakar dan bahan kimia hanya dengan menggunakan energi matahari.

Dengan bergejolaknya udara melalui sistem yang mengandung larutan alkali, CO2 ditangkap secara selektif sehingga ketika keluar dari gelembung, hasilnya tidak membahayakan. Proses penggelembungan ini memungkinkan para peneliti memusatkan CO2 dari udara dalam larutan. Mereka pun lebih mudah mengerjakannya.

Penulis : Dini Jembar Wardani

Editor : Ari Rikin

Sumber : techxplore

Top