Inovasi ramah lingkungan karya anak bangsa terus bermunculan sebagai jawaban atas berbagai tantangan yang dihadapi bumi. Salah satu kontribusi nyata datang dari mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), yang secara konsisten menorehkan prestasi melalui beragam gagasan berkelanjutan.
Tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah dan limbah, mereka juga menciptakan solusi berbasis teknologi hijau yang aplikatif dan berdampak luas. Seluruh inovasi ini lahir dari kolaborasi erat antara mahasiswa dan dosen pembimbing di lingkungan kampus ITB.
Berikut enam inovasi ramah lingkungan hasil karya mahasiswa ITB.
1.Β Menpads Pembalut Biodegradable
Inovasi pertama, sekelompok mahasiswa dari Program Studi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB berhasil meraih juara tiga dalam ajang kompetisi bisnis antarkampus. Mereka menciptakan ide bisnis ramah lingkungan, yakni pembalut dari limbah pelepah pisang.
Produk ini terurai 100% secara alami dan dikemas dengan bioplastik. Sebagai hasilnya, tim ini meraih juara tiga dalam Business Plan Competition AFC Season 16 di Universitas Jenderal Soedirman.
2. Kombinasi Three Sisters dan Vermikompos
Kemudian, mahasiswi Program Studi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Rekayasa (SITH-R) ITB menjadi Runner-UpΒ dalam kategoriΒ Frontier Science and TechnologyΒ di ajang Global Student Innovation Challenge (GSIC) 2024.
Keberhasilan tim ini berkat penelitian inovatif mereka yang berjudul “Analisis Pengaruh Vermikompos pada Sistem Three SistersΒ terhadap Dinamika Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) dan Kadar Fosfat Tanah sebagai Penerapan Pertanian Berkelanjutan.β
Penelitian ini mengkombinasikan teknik pertanian tradisional Three Sisters (jagung, kacang panjang, dan labu) dengan vermikompos, pupuk organik berbasis kotoran cacing, untuk meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan mendukung pertanian ramah lingkungan.
3. Solusi Cerdas AI Remote Sensing untuk Budidaya Kelapa Sawit
Selanjutnya, Faiz Ijlal Ismawan dari Rekayasa Pertanian ITB mengusulkan penggunaan AI dan remote sensing untuk pemantauan perkebunan kelapa sawit. Inovasi ini meraih juara dua di Gadjah Mada Agro Expo (GMAE) 2024 dan menawarkan sistem pertanian sawit yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dalam esainya, Faiz menjelaskan bagaimana teknologi AI dan remote sensingΒ dapat membantu pengelolaan perkebunan kelapa sawit secara lebih efisien dan berkelanjutan. TeknologiΒ remote sensingΒ membantu proses pemantauan lahan secaraΒ real-timeΒ menggunakan citra satelit dan sensor optik. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi perubahan penutup lahan dan mendeteksi pembukaan hutan ilegal di area kelapa sawit.
4. Inovasi Panel Surya dari Limbah Pet Plastik
Selanjutnya, tim mahasiswa Teknik Kimia ITB menciptakan PETSOL, panel surya berbahan limbah botol PET. Dari gagasan tersebut, mereka berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Product Innovation Process 2.0 oleh AIChE ITB.
Latar belakang ide ini adalah tingginya jumlah limbah botol plastik PET yang belum banyak didaur ulang. Selain itu, juga meningkatnya permintaan energi terbarukan sebagai alternatif energi fosil yang tidak ramah lingkungan.
5.Β Ciptakan Teknologi Pengolahan Ilmenit dengan Sampah
Selain empat inovasi di atas, ada Tim Metalurgi ITB yang memenangkan Case Study Competition dalam The 19th MnMsβ Week di Universitas Indonesia. Mereka mengusulkan metode pengolahan ilmenit menjadi rutil (TiOβ) menggunakan peuyeumisasi sampah sebagai pendekatan ramah lingkungan untuk ekstraksi mineral kritis.
6. Pembangkit dari Limbah Kelapa Sawit
Terakhir, tim The ThinkTank ITB meraih juara tiga di National Electric Summit (NEST) 2024. Mereka mengembangkan pembangkit listrik berbasis limbah tandan kosong kelapa sawit, mendukung energi terbarukan dan pengelolaan limbah industri secara berkelanjutan. Dengan demikian, solusi ini menawarkan pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan limbah industri sekaligus mendukung pemanfaatan energi terbarukan.
Secara keseluruhan, keenam inovasi ini mencerminkan semangat mahasiswa ITB dalam menjawab tantangan global melalui pendekatan yang ilmiah, aplikatif, dan berkelanjutan.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia