Mengandalkan Sinar Matahari, Solar Impulse 2 Melintasi Pasifik

Reading time: 2 menit
Solar Impulse 2. Foto: twitter.com/@andreborschberg

Perjalanan pesawat Solar Impulse 2 mengelilingi dunia terus berlanjut. Pesawat yang tidak menggunakan bahan bakar fosil seperti pesawat pada umumnya ini telah memulai perjalanan mengelilingi dunia pada 9 Maret 2015 lalu di Abu Dhabi. Pesawat ini berhasil mendarat di Bandara Chongqing, Tiongkok pada 31 Maret 2015, setelah sebelumnya menghampiri Oman, India, dan Myanmar dengan mengandalkan matahari sebagai sumber tenaganya.

Selama lebih kurang dua minggu pesawat buatan Swiss ini berada di Tiongkok karena cuaca yang kurang mendukung. Namun, pada Minggu (31/05/2015), pukul 2.40 pagi waktu setempat, akhirnya Solar Impulse 2 dapat kembali melanjutkan perjalanan menuju pemberhentian selanjutnya, yaitu Hawai. Pilot Andre Borschberg yang menerbangkan Solar Impulse 2 akan melintasi Samudera Pasifik selama lima hari lima malam dan diperkirakan tiba di Hawai pada tanggal 5 Juni mendatang.

“Saya menyilangkan jari saya dan berharap saya dapat menyeberangi Pasifik,” ujar Borschberg kepada wartawan seperti dikutip dari laman The Guardian.

Pilot pesawat Solar Impulse 2 Andre Borschberg sedang menjawab pertanyaan wartawan di Bandara Internasional Lukou, Nanjing, Tiongkok pada Minggu (31/05/2015). Foto: Feature China/ Barcroft Media/www.theguardian.com

Pilot pesawat Solar Impulse 2 Andre Borschberg sedang menjawab pertanyaan wartawan di Bandara Internasional Lukou, Nanjing, Tiongkok pada Minggu (31/05/2015). Foto: Feature China/ Barcroft Media/www.theguardian.com

Perjalanan Solar Impulse 2 menyeberangi Samudera Pasifik merupakan rangkaian perjalanan ke tujuh dan terpanjang. Pesawat ini diterbangkan untuk mengampanyekan penggunaan energi hijau (green energy) ke seluruh dunia. Sekitar 8.172 kilometer akan ditempuh Solar Impulse 2 dari Nanjing, Tiongkok menuju Hawai, Amerika.

Saat menerbangkan pesawat ini, pilot Borschberg akan berada di ketinggian 28.000 kaki. Ia juga hanya tidur dalam waktu yang singkat di kursi yang merangkap tempat tidurnya, dan harus kembali memeriksa sistem penerbangan otomatis (autopilot) yang diaktifkan selama penerbangan. Hanya sebuah parasut, pelampung, dan tabung oksigen yang dipersiapkan untuk Borschberg untuk menyelamatkan diri jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Penampilan Solar Impulse 2 pada malam hari. Foto: www.solarimpulse.com

Penampilan Solar Impulse 2 pada malam hari. Foto: www.solarimpulse.com

I feel confident about this flight from Nanjing to Hawaii. It will be the flight of my life. (Saya merasa percaya diri terhadap penerbangan dari Nanjing menuju Hawai ini. Ini akan menjadi penerbangan (yang penting) dalam hidup saya.” tulis Borschberg dalam akun pribadinya @andreborschberg pada tanggal 30 Mei 2015, sehari sebelum penerbangan ke Hawai.

Sebagai informasi, Solar Impulse 2 merupakan pesawat yang didesain menggunakan energi matahari sebagai tenaga penggeraknya. Sekitar 17.000 sel penangkap sinar matahari terpasang di sayap pesawat dengan bentang 72 meter ini. Energi matahari yang ditangkap dengan panel surya tersebut disimpan dalam baterai lithium untuk digunakan dalam penerbangan di malam hari.

Penulis: Renty Hutahaean

Top