Mikroplastik Kini Dapat Dilacak dengan Satelit

Reading time: 2 menit
Penampakan satelit di antariksa. Foto: treehugger.com

Jika biasanya satelit memiliki fungsi untuk memantau badai, kali ini satelit juga dapat digunakan untuk memantau sebaran mikroplastik di lautan. Ya, melacak mikroplastik dengan cara yang lebih efisien kini tidaklah mustahil. Pada Juni 2021, para ilmuwan dari University of Michigan mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan metode baru untuk menemukan dan melacak mikroplastik dalam skala global dengan menggunakan satelit.

Untuk memantau mikroplastik dari luar angkasa, para peneliti menggunakan satelit bernama Cyclone Global Navigation Satellite System (CYGNSS) milik NASA. Satelit tersebut memiliki fungsi untuk mengukur kecepatan angin dengan memanfaatkan gambar radar yang menampilkan permukaan laut. Gambar radar tersebut, selain dapat mengukur kecepatan angin, juga dapat membantu satelit untuk menampilkan lokasi di mana sampah laut berada.

“Gambar radar tersebut dapat melacak kekasaran dari permukaan laut. Kasarnya permukaan laut umumnya terjadi karena adanya senyawa bernama surfaktan, dan biasanya dalam senyawa tersebut terdapat kumpulan mikroplastik. Maka dari itu, kini memantau sampah laut dengan menggunakan satelit sudah memungkinkan,” ujar Chris Ruf, pemimpin dari tim peneliti, dalam Treehugger.

“Dengan adanya penemuan ini, kamu dapat memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai persebaran sampah laut. Kami memang masih awal dalam proses penelitian. Meski demikian, saya berharap penemuan ini dapat menjadi awal yang baik bagi kami untuk dapat melacak dan mengelola polusi mikroplastik di masa depan,” tambahnya.

Mikroplastik, Kecil Namun Berbahaya  

Seperti namanya, mikroplastik merupakan potongan kecil dari plastik yang terbentuk ketika plastik terpapar oleh angin, ombak, maupun sinar matahari. Meskipun berukuran kecil, limbah plastik yang satu ini dapat membahayakan kehidupan biota laut.  Limbah tersebut berdampak pada hampir 700 spesies hewan laut yang sering salah mengira plastik sebagai makanan. Jika terus dibiarkan begitu saja, lambat laun ratusan spesies hewan laut dapat mengalami kepunahan.

Bertolak dari permasalahan di atas, tak heran jika saat ini para ilmuwan terus berlomba-lomba untuk menciptakan solusi guna menangani plastik mikro di lautan.  Para ilmuwan menciptakan beragam metode untuk menentukan dari mana mikroplastik tersebut berasal dan kemana benda tersebut akan “pergi”. Namun sejauh ini, hal tersebut masih cukup sulit untuk terlaksana. Hingga akhirnya, penemuan berupa pelacakan mikroplastik menggunakan satelit berhasil ditemukan.

Sebagai informasi, selama ini para ilmuwan dan pemerhati lingkungan melacak keberadaan mikroplastik di lautan dengan mengandalkan laporan dari kapal pukat. Namun sayang, cara tersebut menawarkan akurasi data yang rendah karena bersifat tidak mendetail.

Penulis: Anggi R. Firdhani

Sumber:

Treehugger

 

Top