Ilmuwan Temukan Bakteri Pemakan Plastik

Reading time: 2 menit
Ilmuwan temukan bakteri Rhodococcus ruber benar-benar mencerna plastik. Foto: GreenMatters

Polusi plastik merupakan salah satu masalah utama yang ada di bumi. Namun, baru-baru ini para ilmuwan telah menemukan solusi kreatif yakni dengan memanfaatkan bakteri pemakan plastik.

Tak hanya melahap plastik, uniknya, bakteri ini dapat mengubah plastik laut menjadi CO2. Ini berdasarkan studi terbaru pada Januari 2023 oleh Royal Netherland Institute for Sea Research (NIOZ) yang mengamati bakteri Rhodococcus ruber.

Peneliti utama, mahasiswa PhD Maaike Goudriaan, melakukan percobaan laboratorium ini sebagai studi model. Dia memperlakukan plastik khusus (mengandung jenis karbon tertentu, yaitu as13C) dengan lampu UV (bertindak sebagai sinar matahari) dalam botol buatan.

Sinar matahari membantu memecah sebagian plastik menjadi potongan-potongan kecil yang kemungkinan besar sebagai makanan bakteri. Hal serupa juga Goudriaan lakukan, yakni dengan memberikan plastik dan sinar ke bakteri. Ini menghasilkan bentuk karbon khusus yang muncul sebagai CO2 di atas air. 

Peran Bakteri Rhodococcus ruber 

Intinya, Goudriaan menemukan bahwa bakteri Rhodococcus ruber benar-benar mencerna plastik dan mengubahnya menjadi CO2 dan zat lainnya. “Ini adalah pertama kalinya kami membuktikan dengan cara ini bakteri benar-benar mencerna plastik menjadi CO2 dan molekul lainnya,” kata Goudriaan, seperti dilansir ScienceDaily.

Goudriaan menegaskan bahwa ini tentu bukan solusi untuk masalah plastik di lautan. “Sesuai temuan, bakteri hanya dapat memecah sekitar 1 persen dari plastik yang dimasukkannya menjadi CO2 dan zat tidak berbahaya lainnya,” kata dia.

Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah menerapkan model penelitian ini di alam. Tujuannya tak lain ingin melihat apakah bakteri tersebut benar-benar dapat digunakan untuk memakan plastik di alam liar.

Sampah plastik ke laut masih jadi masalah serius. Foto: Freepik

Prioritas Pencegahan Polusi Plastik

Goudriaan telah melakukan beberapa eksperimen informal mengenai hal ini, dan mengisyaratkan plastik terdegradasi, bahkan di alam.

Terlepas dari itu, Goudriaan menyatakan bahwa jauh lebih baik melakukan pencegahan terhadap plastik daripada membersihkannya.

Studi serupa juga Universitas Politeknik Hong Kong lakukan pada April 2021. Mereka menerbitkan hasil penelitiannya dengan menggunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa untuk mengurai mikroplastik di laboratorium.

Mereka menggunakan bakteri tersebut untuk membuat biofilm bakteri. Kemudian para ilmuwan memanfaatkannya untuk menjaring mikroba lengket di air berisi mikroplastik.

Jaring biofilm berhasil menjebak mikroplastik dan menenggelamkannya bersama-sama, dan para peneliti berhasil mengekstraksi mikroplastik dari air.

Penulis: Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Sumber: GreenMatters

Top