Kresipah, Bermusik dengan Sampah

Reading time: 2 menit
Kresipah. Foto: greeners.co/Gloria Safira

Jakarta (Greeners) – Bagi sebagian orang, peralatan rumah tangga yang sudah tidak terpakai atau barang bekas lainnya dianggap sudah tidak ada manfaatnya lagi. Namun, barang-barang ini memiliki arti lain bagi sekelompok pemuda yang gemar bermusik ini.

Komunitas yang memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan alat musik ini menamai kelompok mereka Kreasi Musik Sampah atau disingkat Kresipah. Kresipah merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa di bidang musik yang ada di kampus IISIP, Jakarta yang dibentuk pada 10 November 2011.

“Pada waktu itu berhubung kami ada di UKM musik yaitu Kremmasi, kami ditugaskan untuk menciptakan satu kegiatan yang memang kami sukai. Akhirnya, kami memutuskan untuk memainkan ‘musik sampah’ ini,” ujar salah seorang pendiri komunitas Kresipah, Rizky Fadhliansyah.

Barang-barang bekas yang dijadikan alat musik oleh Kresipah. Foto: greeners.co/Gloria Safira

Barang-barang bekas yang dijadikan alat musik oleh Kresipah. Foto: greeners.co/Gloria Safira

Pria yang akrab disapa Ri-ink ini pun menjelaskan bahwa tercetusnya ide menggunakan sampah sebagai alat musik karena telah dipelajari semasa duduk di bangku sekolah. Dengan dipandu oleh Bang Agil, senior mereka di kampus, jadilah musik sampah ini menjadi satu harmonisasi yang baik.

“Akhirnya kami manggung pertama kali di acara WWF tahun 2012 dan pembayaran dari acara tersebut kami belikan alat supaya enggak minjem lagi ke sekolah kami dulu,” ujarnya.

Komunitas yang tergerak untuk mencintai lingkungan dengan musik ini menggunakan panci, penggorengan, tong air, kaleng cat, pelek mobil dan galon bekas untuk menciptakan irama-irama yang penuh semangat. Komunitas ini bahkan menjadikan galon sebagai lambang Kresipah karena bagi mereka, galon menghasilkan bunyi yang unik.

Kresipah. Foto: greeners.co/Gloria Safira

Kresipah. Foto: greeners.co/Gloria Safira

Meski pernah dicemooh karena menggunakan sampah untuk bermusik, anggota Kresipah tidak gentar. Malah dengan sampah-sampah itu mereka pernah diundang dalam sebuah acara besar di Bali. Irama yang rampak adalah kunci untuk memainkan perkusi, meskipun menggunakan barang-barang bekas.

Nilai-nilai tradisi juga dipegang Kresipah. Bagi komunitas ini, irama yang lekat dengan nilai tradisi dari berbagai daerah di Nusantara telah menginspirasi mereka untuk menciptakan beberapa karya musik. Diantaranya, Running Of Sumatera, Power Of Samba dan Krakatau Return. Aktifitas Kresipah dapat disimak melalui akun twitter @kresipah_ atau laman facebook Kresipah.

Penulis :Gloria Safira

Top